Mobil Listrik Dahlan Iskan Tak Lolos Uji Emisi. Lho, Emang Mobil Listrik ada Knalpotnya?
Aneh tapi nyata. Mungkin hanya di Indonesia mobil listrik perlu melakukan uji emisi.
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kejaksaan Agung Sita 10 Mobil Listrik Dahlan Iskan
[read_more link="http://www.duniaku.net/2015/06/09/dahlan-iskan-dalam-jerat-korupsi/" title="Dahlan Iskan dalam Jerat Korupsi"]
Sebanyak 10 unit mobil listrik dari hasil proyek Dahlan Iskan disita oleh tim Penyelidik Pidana Khusus Kejaksaan Agung. Kesepuluh mobil sitaan tersebut termasuk dalam 16 mobil bertenaga listrik yang diproduksi guna unjuk gigi hasil karya anak bangsa dalam acara bergengsi yang diikuti negara-negara se-Asia Pasific atau APEC tahun 2013 lalu.
Sarjono Turin, selaku Kepala Sub Direktorat Penyelidikan Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Agung, memaparkan bahwa 10 mobil listrik sudah disita secara resmi. Adapun 1 dari 10 mobil yang sudah disita rencananya akan diboyong ke kantor Kejaksaan Agung guna dijadikan alat pemeriksaan dan bukti. Alasan mengapa tidak semua mobil bakal diboyong lantaran Turin secara pribadi mengaku kebingungan bagaimana cara menyita mobil yang sebenarnya tidak dapat berfungsi sebagai mana mestinya itu. Adapun 2 mobil sitaan yang bakal diangkut ke kantor Kejaksaan Agung masih ada di gudang bekel milik Dasep Ahmadi yang tidak lain adalah Direktur PT Sarimas Ahmadi Pratama yang juga sudah dikenai status baru sebagai tersangka.
Sarjono Turin[/caption]
“Sampai saat ini mobil yang dimaksud masih berada di lokasi. Rencananya sore nanti baru akan diangkut. Kami akan tunjukkan kepada masyarakat bahwa mobil tenaga listrik hasil karya anak negeri tersebut tidak bisa dimanfaatkan tapi dibayar mahal sebesar dua milyar rupiah,” papar Sarjono Turin terkait kasus mobil listrik, Selasa (23/06/15).
Berdasarkan informasi yang diberikan oleh Sarjono Turin juga diketahui delapan unit mobil yang disita berjenis bus listrik sementara dua unit lainnya berjenis MVP. Penyitaan dilakukan di sebuah bengkel yang beralamat di Jati Mulya, Kampung Sawah, Depok, Jaber, yang merupakan bengkel milik Dasep Ahmadi. Adapun setiap unit mobil dibanderol dengan harga dua milyar rupiah. Harga tesebut sudah mencakup surat-surat kepemilikan dan juga pajak. Sementara pihak pengembang tinggal terima kunci mobil.
Akan tetapi, dari hasil penyelidikan, Sarjono Turin menjelaskan bahwa ada mobil listrik yang tidak lolos uji emisi dan uji kelayakan. Pihak Kementerian Perhubungan pun ternyata juga tidak memberikan izin hasil tes kemudi.
“Mobil listrik tersebut tidak aman digunakan di jalanan umum. Kecepatan maksimum mobil hanya boleh sampai 29 km/jam saja. Bila mobil dipaksakan berjalan dengan kecepatan tinggi lebih dari 70 atau 80 km/jam, maka mobil bisa mengalami overheat,” tambah Turin.
Tunggu dulu...
Mobil listrik? Uji emisi?
. . .
Edan, Mobil Listrik Buatan Indonesia Dipersulit!
[read_more link="http://www.duniaku.net/2015/06/24/kontroversi-taksi-uber-jakarta/" title="Kupas Kontroversi Taksi Uber di DKI Jakarta"]
Membuat mobil butuh riset yang lama dan sangat mahal. Bahkan, menurut saya, harga dua milyar rupiah itu sangatlah kurang untuk sebuah pengembangan mobil prototipe. Tentu saja, jangan samakan prototipe ini dengan mobil produksi massal. Agar bisa menjadi mobil produksi massal, setahu saya dalam sejarah industri mobil, tidak ada mobil protitipe yang dijual dan digunakan untuk transportasi sehari-hari. Semuanya menjadi arsip dan dimuseumkan.
Hal ini sangat menyedihkan. Apalagi mengingat mobil listrik ini dikembangkan oleh anak bangsa, yaitu Ricky Elson dan Dasep Ahmadi. Saya jadi teringat ucapan mantan Presiden B.J. Habibie, "Orang-orang Indonesia yang pintar sebaiknya jangan pulang ke Indonesia, di luar sana kalian lebih dihargai."
Kasus ini juga mengingatkan kita akan kebijakan mobil hybrid di Indonesia juga sangat aneh. Seperti kita tahu, mobil hybrid di luar negeri mendapatkan keringanan pajak, karena ramah lingkungan. Hanya di Indonesia yang menerapkan pajak ganda yang lebih mahal untuk mobil hybrid, karena dihitung memiliki dua mesin. Makannya mobil hybrid di Indonesia tidak laku karena terlalu mahal.
Selo, salah satu mobil listrik Dahlan Iskan[/caption]
Kita kilas balik, dulu waktu Toyota Prius keluar, harganya setara dengan Mercedes Benz E-Class. Bagaimana mau go green kalau mobil yang ramah lingkungan saja dibandreol sangat mahal? Mirisnya, muncul juga kebijakan aneh bernama LCGC, yang diklaim ramah lingkungan? Dengan bermodalkan mesin kecil tanpa teknologi spesial untuk menghasilkan emisi rendah, justru mobil tersebut mendapatkan keringanan. Duh...
Mungkin hal ini ada kaitannya dengan mafia migas yang tidak ingin mobil-mobil alternatif ini menggantikan mobil-mobil berbahan bakar minyak.
Tentang uji emisi, hal ini pun sangat konyol! Jika dikatakan bahwa mobil listrik Dahlan Iskan ini tidak lolos uji emisi, emang mobil listrik ada knalpotnya?
Hal yang paling mendasar saja. Mobil listrik tidak punya mesin pembakaran internal, tangki bensin, bahkan knalpot. Jadi mana bisa diuji emisi? Jelas-jelas emisinya 0 g/km. Kamu tidak perlu menjadi Sarjana Teknik untuk mengetahui hal ini.
Lalu tidak lulus uji kelayakan? Kita lihat gambar berikut saja lah...
Dahlan Iskan Siap Ganti Rugi?
[read_more link="http://www.duniaku.net/2015/06/26/jason-statham-akan-kembali-di-furious-8/" title="Jason Statham Akan Kembali di Furious 8!"]
Menyikapi temuan mobil listrik yang dinyatakan tidak berfungsi, Dahlan Iskan sempat berujar akan mengganti rugi biaya pengadaan. Niat baik Dahlan Iskan tentu patut diapresiasi. Hanya saja tidak lantas bisa menghentikan upaya penyusutan kasus pengadaan mobil yang mana sudah sampai pada tahap penyelidikan Kejaksaan Agung.
Maksud Dahlan Iskan mungkin baik. Padahal di sisi lain niat baik tersebut sebenarnya malah bisa diartikan sebagai bukti pengakuan akan kesalahan yang sudah dilakukan. Yusril Ihza Mahendra selaku kuasa hukum Dahlan Iskan pun memberikan penjelasan tambahan.
"Dahlan Iskan memang begitu orangnya. Kesediaan Pak Dahlan ingin mengganti bukan pernyataan seolah-olah bersalah dan bersedia tanggung jawab. Tidak seperti itu. Tidak ada hubungannya sama sekali. Hanya saja memang watak pak Dahlan Iskan yang demikian,” jelas Yusril membela.
Sebelumnya dikabarkan mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara tersebut siap membayar ganti rugi semua biaya yang sudah dikeluarkan. Namun, Dahlan Iskan tidak tahu berapa kisaran besar uang yang mesti disiapkan karena dirinya mengaku tidak tahu berapa besar dana yang sudah dikeluarkan oleh pihak penyokong dana.
Dahlan Iskan, kecelakaan ketika membawa Tuxuci[/caption]
Kasihan betul, Pak Dahlan...
Lantas kapan Industri otomotif tanah air bisa bangkit jika masih banyak pemegang kepentingan yang gagal paham dan tidak mendukung apa yang sedang dikembangkan anak-anak bangsa? Padahal Dahlan Iskan sudah sangat visioner dengan pengembangan mobil listrik ini.
Indonesia mungkin akan sulit bisa bersaing di Industri otomotif dalam waktu dekat. Namun untuk jangka panjang, tidak ada salahnya jika kita sudah menyiapkan teknologi masa depan. Sepakat?