Inilah Akhir Karir 'Mario Teguh' Gadungan. Motivator Cinta ini Diboikot di Berbagai Negara!
Julien Blanc, Pick up Artist asal Amerika, kali ini kena batunya!

Julien Blanc berkeliling dunia untuk mengajarkan trik kepada pria bagaimana cara mendekati wanita. Nyatanya pria asal Amerika ini sering kali memberikan kiat-kiat untuk melecehkan dan membuat wanita tidak nyaman. Kini dia mendapat ganjarannya! Julien Blanc, asshole![/caption] Cinta memang penuh misteri. Ada yang rela berkorban begitu besar, hingga menghamburkan uang sebesar Rp. 1 miliyar, namun toh cintanya juga tetap ditolak (baca: Tembak Gebetan dengan 99 iPhone, Cinta Programer Game ini Tetap Ditolak!). Oleh karenanya seorang love coach, yaitu sosok pengajar yang sanggup mengubah pria yang tak pernah merasakan hangatnya belaian wanita menjadi playboy sejati, selalu dipuja bak dewa penyelamat. Profesi macam ini pun banyak di Indonesia. Ada Ronald Frank, sang Pecinta Wanita. Bahkan Om Mario Teguh pun belakangan, menurut saya, berubah haluan menjadi motivator cinta, bukan lagi membicarakan bisnis dan kualitas hidup. Julien Blanc juga seorang love coach atau juga dikenal dengan sebutan pick up artist. Tapi tindakannya tidak boleh dicontoh, cenderung menjijikkan, bahkan sungguh tidak bermoral. Dalam video yang diunggahnya di Youtube, Julien menunjukan cara melecehkan wanita Jepang dalam hitungan detik. Dia sesumbar bisa mengajarkan setiap pria kulit putih untuk menaklukan wanita Jepang. Lewat videonya yang berjudul 'Pick-Up Artist pushing Japanese women's heads down to his crotch', dia menunjukkan kalau wanita Jepang tidak menolak untuk diperintahkan apapun, termasuk memeluk, mencium, bahkan hingga mengarahkan kepala ke arah kelaminnya. [youtube id="grV1iDns87s"] "Di Tokyo, kalau kamu cowok berkulit putih, kamu bisa melakukan apa yang kamu mau," kata Julien bangga. "Man, langsung peluk saja. Mereka tidak akan berteriak. Supaya suasananya tidak terlalu tegang, teriakkan Pokemon, Pikachu, Tamagotchi atau semacamnya." Biadab banget kan?
Tapi keadilan itu ada, sobat. Dan Julian pun kena batunya! Julien tiba di Sydney, Australia, pada awal bulan November untuk kegiatan seminar. Sebagai catatan, Julien setidaknya mematok harga US$ 3000 untuk tiap seminarnya. Pick up artist yang tergabung dalam Real Social Dynamics ini mempost di fotonya Instagram dengan tegar #Sydney #Australia. Hal ini dengan cepat mendapat respon dari penguna Instagram. Beberapa positif dan menantikan kehadirannya. Namun banyak juga yang tersinggung dengan metode-metodenya.
Sebuah petisi dengan cepat mengumpulkan ribuan tanda tangan yang menyerukan pembatalan workshop Julian di The Como Hotel, Melbourne. Dukungan juga berdatangan dari jagad Twitter dengan tegar #TakeDownJulienBlanc.
Destroyers, please help to #takedownjulienblanc - at least from @ComoMelbourne on Thursday night: https://t.co/CywjWtFXld Please RT — Destroy The Joint (@JointDestroyer) November 3, 2014
Pozible campaign to produce t-shirts saying "Misogynist And Proud" to hand out to attendees at the Julien Blanc event? #TakeDownJulienBlanc — Idris Martin (@IdrisMartin) November 3, 2014
How in 2014 can a dude be paid to show men who to be abusers of women? #takedownjulienblanc — Rachael (@rachael_burgin) November 3, 2014
Melihat begitu banyaknya dukungan untuk membatalkan kegiatan ini, maka The Como Hotel yang berada di bawah Accor akhirnya membatalkan seminar Julien.
Following an objective review, we are in the process of advising Real Social Dynamics of our decision not to proceed as their event venue. — The Como Melbourne (@ComoMelbourne) November 4, 2014
Kampanye anti Julien ini belum berakhir. Pengguna jejaring sosial yang makin muak pun membludak jumlahnya. Petisi berubah, bukan hanya untuk membatalkan seminar Julien di Melbourne, tapi juga di seluruh Australia. Menanggapi hal ini, website ticketing Event Brite juga menghapus event Julien. Senada dengan The Como Hotel, Hotel Mercure Brisbane juga turut membatalkan semua seminar dan workshop Real Social Dynamics.
@mjberryman We appreciate the concern. This event has been removed from our platform. — Eventbrite Help (@eventbritehelp) November 4, 2014
Following an objective review, we are in the process of advising Real Social Dynamics of our decision not to proceed as their event venue. — Mercure Brisbane (@MercureBrisbane) November 5, 2014
Julien tetap nekat menyelenggarakan acaranya. Karena banyak hotel yang menolak, Julien dan kawan-kawan di Real Social Dynamic akhirnya memutuskan untuk menyelenggarakan seminar di atas kapal di Yarra River. Gelombang protes pun makin menggelembung dan akhirnya pecah! Para pengunjuk rasa pun mendatangi lokasi seminar. Mereka demo dan ngotot untuk naik ke atas kapal dan berniat mengusir Julien. Sempat terjadi kontak fisik antara pengunjuk rasa dengan staf Real Social Dynamic. Akhirnya polisi tiba dan mencegah para penunjuk rasa melakukan hal anarki. Banyak kritik keras ke polisi, bahwa penegak hukum kok malah melindungi orang yang menganjurkan pelecehan terhadap wanita.
Standoff here at #takedownjulienblanc. He's still running seminar but they're being kicked off the boat @theheraldsun pic.twitter.com/wZeeo4qotR — Tom Minear (@tminear) November 6, 2014
Operator kapal Yarra River dan polisi sepakat untuk menghentikan seminar ini. Dengan getir, para peserta dan staf Real Social Dynamic melewati pengunjuk rasa. Hal ini mendapat sorotan tersendiri di jejaring sosial dengan istilah Walk of Shame.
#takedownjulienblanc protesters chant "don't choke women" at Southbank, as they stop cruise from leaving pic.twitter.com/uWkkqxQclP — Chloe Booker (@chloebooker) November 6, 2014
Jurnalis dari Herald Sun, Tom Miner, dengan sarkastik menyayangkan pembatalan seminar ini.
.@RSDMaximilian said it was "sad" his seminar on "how to be a very assertive man" was shut down by protesters #takedownjulienblanc — Tom Minear (@tminear) November 6, 2014
Di tengah-tengah euforia kemenangan pengunjuk rasa terhadap Julien Blanc, Kementerian Imigrasi Australia pun turun tangan.
Immigration Minister Scott Morrison has confirmed he cancelled the visa of controversial "pick up artist" Julian Blanc #auspol @ABCNews24 — Anna Henderson (@annajhenderson) November 7, 2014
Ya, Julien Blanc resmi diusir keluar dari Australia! "Orang ini meletakkan pandangan yang merendahkan perempuan dan itu adalah sesuatu yang menodai nilai-nilai di negeri ini," ujiar Scott Morrison, Menteri Imigrasi Australia, pada Sky News.
We can confirm that Julien Blanc left Australia overnight. His assistant is also due to leave shortly. — Victoria Police (@VictoriaPolice) November 7, 2014
"Pelabelan perempuan sebagai obyek dan secara aktif mempromosikan pelecehan perempuan sangat merendahkan martabat seluruh masyarakat Australia," tulis Komisaris Polisi Victoria, Ken Lay, dalam sebuah pernyataan yang diposting online. "Kami ingin meyakinkan semua orang bahwa, kita memberikan perhatian besar terhadap masalah ini dan menghargai bahwa begitu banyak anggota masyarakat yang telah menyatakan keprihatinannya." Julien Blanc dideportasi dari Australia. Tentunya akan susah baginya untuk mendapatkan kembali Visa Australia. Namun apakah pelajaran ini cukup untuknya? Rupanya social justice belum berakhir! Di Twitter, tegar #KeepJulienBlancOutOfCanada mulai beredar sejak pekan lalu, setelah terungkap rencana seminar dan workshop Julien tahun depan. Kampanye ini mendapat dukungan dari warga Kanada. Bahkan Menteri Imigrasi Kanada, Chris Alexander, berjanji akan mengikuti jejak Australia untuk menolak Visa Julien.
1/ I see your tweets & am aware of #KeepJulienBlancOutofCanada. His content is completely counter to Canadian values and common decency. — Chris Alexander (@MinChrisA) November 10, 2014
2/ My job is to ensure our imm system does not facilitate violence against anyone in Cda & ensure women are protected from all forms of such — Chris Alexander (@MinChrisA) November 10, 2014
Di Inggris, ribuan orang juga telah menandatangani petisi online yang sama. Mereka tidak ingin Julien Blanc menyelenggarakan seminar dan workshop di Inggris tahun depan. Menyikapi hal ini, Julien pun menutup akun media sosialnya. Twitter dan Facebook-nya sudah tidak bisa diakses publik. Hanya video-video YouTube-nya yang masih tersisa. Tapi betulkah Julien Blanc memang sehebat yang dia klaim? Well, seperti kebanyakan love coach lain, kita hanya bisa melihat dari cerita-ceritanya dan postingan-postingan di jejaring social yang selalu bisa di-setting. Buzzfeed membocorkan chatting Julien dengan salah satu calon korbannya. Silakan dinilai sendiri, apakah ini penakluk wanita yang sesungguhnya? Julien mungkin perlu meresapi kata-kata Om Mario Teguh ini:
Sekali lagi, hukum mungkin tidak bisa menyentuhmu, tapi social justice pasti bisa! Keadilan mungkin buta, tetapi keadilan dapat melihat dalam gelap!