Ultralist: Sepuluh Show Terbaik dalam Casual Connect Asia 2013
Satu minggu sudah Casual Connect Asia 2013 berlalu. Dalam Ultralist kali ini, Duniaku memilih beberapa show terbaik dari perhelatan tersebut, baik dari Indie Showcase maupun dari sesi materi. Selamat mengikuti!
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Satu minggu sudah Casual Connect Asia 2013 berlalu. Bagi kamu yang kelewatan dengan liputan langsung kami dari Singapore, kamu bisa mencarinya kembali dengan menggunakan link ini. Masih banyak cerita menarik pasca pelaksanaan Casual Connect Asia 2013 meskipun event-nya sudah berlangsung satu minggu yang lalu, mulai dari wawancara kami dengan beberapa developer, hingga hasil jalan-jalan kami mencoba game-game dalam Indie Showcase yang mengambil tempat di salah satu Ballroom hotel Shangri-La yang merupakan tempat pelaksanaan acara tersebut.
Nah, dalam artikel ultralist kali ini, kami memilih sepuluh penampilan terbaik selama perhelatan Casual Connect Asia 2013 lalu. Sepuluh penampilan ini kami bagi menjadi dua, lima untuk lecture terbaik dan lima lainnya adalah showcase terbaik dari para developer game indie versi kami. Siapa dan apa saja penampilan terbaik dalam Casual Connect Asia 2013 versi Duniaku? Yuk kita simak bersama, dimulai dari kategori Indie Showcase di halaman berikutnya!
Top 5 Indie Showcase
5. Trinity World - NiO Workshop
Banyak game dengan konsep menarik yang ditawarkan dalam arena Indie Showcase Casual Connect Asia 2013 kali ini. Salah satunya adalah Trinity World yang dikembangkan oleh developer asal Malaysia, NiO Workshop. Game ini menggabungkan elemen dari beberapa gameplay sekaligus, mulai dari tower defense, RPG hingga hack and slash. Dalam game ini, kamu memerankan seorang karakter yang dibantu oleh tower-tower yang dibangunnya untuk menghajar gelombang musuh yang berdatangan. Selain dibantu oleh tower, kamu juga bisa menghajar musuh tersebut dengan menggunakan senjata dan skill yang dimiliki oleh sang karakter.
Showcase Trinity World bukan hanya menarik dari segi konsep dan gameplay dari game-nya saja. Booth-nya pun didesain dengan menarik, dimana kamu bisa menemukan versi kertas dari karakter-karakter game tersebut yang berjajar menghiasi meja. Saat berkunjung ke booth Trinity World, sambutan dari sang Creative Art Director, Nicholas Chan juga sangat bersahabat, dimana dia mendemokan banyak fitur tentang game ini, dan juga menjawab semua pertanyaan yang saya berikan dengan baik.
4. Ultimate Arrow - Vinova
Di posisi keempat, kami menempatkan developer asal Singapura, Vinova dengan game yang merek kembangkan, Ultimate Arrow. Game ini terinspirasi dari kisah kuno Vietnam, dimana kamu akan dibawa kembali ke 2000 tahun yang lalu dimana terdapat seorang raja heroik yang bisa menggunakan crossbow yang penuh dengan magic dan sangat kuat untuk melindungi kerajaannya dari musuhnya. Dalam game ber-genre tower defense ini, kamu bukan hanya mengendalikan sang raja dengan crossbow-nya, melainkan juga mengendalikan hero, tentara dan juga spell lainnya untuk bertahan dari serangan musuh.
Dari segi gameplay, game ini memang cukup adiktif dan menyita banyak waktu kami untuk berlama-lama di booth mereka guna menjajal demo game yang mereka bawa ini. Bukan hanya adiktif, tetapi animasi dan setting game yang mereka buat juga sangat impresif dan halus. Tidak salah jika banyak pengunjung yang memberikan "jempol" mereka untuk Vinova, sehingga panitia pun menobatkan Ultimate Arrow sebagai game terbaik dalam Indie Showcase Casual Connect Asia 2013 ini dan mendapatkan hadiah beruba gadget dari salah satu sponsor.
3. DreadOut - Digital Happiness
Di posisi selanjutnya, kami menempatkan game buatan developer asal Bandung, Digital Happiness yang membawa demo DreadOut. DreadOut yang baru saja menembus target crowdfunding dalam IndieGogo seolah menjadi magnet yang berbeda dalam Indie Showcase. Selain tema horor yang sangat berbeda dari kebanyakan game lain yang ditampilkan di Indie Showcase, reaksi pengunjung yang menjajal game tersebut juga menjadi salah satu daya tarik tersendiri! Ya, banyak pengunjung mungkin tidak menyangka, bahwa makhluk-makhluk mistis lokal yang berasal dari Indonesia ternyata lebih menakutkan dibandingkan dengan apa yang mereka bayangkan. Hehe
Ya, tidak jarang ekspresi terkejut, tegang, maupun teriakan spontan dari pengunjung yang mencoba game ini menarik perhatian pengunjung lain, sehingga membuat pengunjung yang lain penasaran ingin juga mencoba sensasi horor yang ditawarkan. Digital Happiness juga menghias meja mereka dengan membawa dua action figure dari DreadOut yang bisa kamu lihat fotonya di atas!
Bahkan Zombie pun sempat ketakutan saat memainkan DreadOut. Hehe..[/caption]
2. Zero Infiltration - Team Stealth
Pertama kali melihat banner yang ditampilkan di booth, pikiran saya langsung tertuju pada Metal Gear Solid (MGS). Dan memang benar, Team Stealth yang berbasis di Malaysia ini merupakan salah satu penggemar berat dari serial buatan Hideo Kojima tersebut (bahkan nama timnya sendiri Team Stealth! Hehe). Diluar dari itu, Team Stealth membawa sebuah game yang cukup menarik, Zero Infiltration yang dikembangkan untuk iOS dan PC. Untuk versi iOS, game ini menggunakan perspektif top down, dimana pemain harus menyelesaikan puzzle yang tersedia, untuk mencapai tujuan dan berhadapan dengan boss.
Selain untuk iOS, game ini juga dikembangkan untuk PC. Nah, disinilah letak menariknya game ini, karena Team Stealth mengimplementasikan penggunaan Oculust Rift dalam versi PC-nya! Bahkan, mereka membawa satu unit Oculust Rift untuk digunakan para pengunjung memainkan versi PC dari game ini. Praktis, booth Team Stealth ini merupakan salah satu yang paling ramai dikarenaka banyak pengunjung yang antri untuk mendapatkan kesempatan menjajal Oculust Rift ini. Kami sendiri sempat mencoba sensasi yang ditawarkan oleh Oculust Rift. Hasilnya? Yah, cukup pusing juga. Hehe. Mungkin karena belum terbiasa menggunakan Oculust Rift ya?
1. Infectonator 2 - Toge Productions
Dan pilihan kami jatuh kepada Infectonator 2 dari Toge Productions untuk penampilan terbaik Indie Showcase Casual Connect Asia 2013 ini. Banyak pengunjung yang tertarik dengan Infectonator 2, apalagi melihat track record game tersebut yang sudah mendapatkan banyak penghargaan dari dunia internasional, seperti Game of The Year dari Armor Games, dan juga Best Cross Platform Games dalam ajang Flash Gaming Summit 5 yang lalu. Selain itu, pengunjung yang menjajal Infectonator 2 juga mendapatkan kesempatan untuk "mengintip" Infectonator Survivor, game baru mereka yang akan menempatkanmu sebagai para survivor yang bertahan hidup dari serangan zombie.
Hanya itu saja? Ternyata tidak! Untuk semakin meningkatkan animo pengunjung, Toge Productions juga membuat sebuah kampanye menarik. Pengunjung bisa mem-posting tweet di Twitter dengan menggunakan hashtag #infectonator atau #cascon diikuti dengan Human atau Zombie untuk men-"summon" zombie atau manusia yang ada di dalam game tersebut! Tentu saja kampanye ini menyedot banyak pengunjung yang ingin mencoba dan melihat posting dan akun Twitter mereka dibawa oleh zombie atau manusia yang ada di dalam game. Bahkan, laptop yang digunakan untuk demo sempat mengalami lag karena banyaknya posting Twitter yang masuk dan mengakibatkan banyaknya zombie dan manusia yang muncul dalam satu layar!
Ramai-ramai coba posting tweet di booth Toge Productions[/caption]
Selanjutnya, kita akan menengok lima lecture terbaik yang ada di Casual Connect Asia 2013. Langsung buka halaman berikutnya ya!
Top 5 Lecture
5. How a Japanese Mobile RPG Made it Big Outside Japan - Tetsuya Mori, DeNA Singapore
Banyak game mobile Jepang yang sukses dan besar di negara asalnya terlebih dahulu, kemudian berangsur-angsur mulai sukses di region lainnya. Namun, Tetsuya Mori dalam presentasinya ini membuktikan, bahwa untuk sukses di global, tidak melulu harus sukses di negara asalnya terlebih dahulu, dan dia mencontohkannya lewat game first party DeNA pertama yang dirilis, Blood Brothers.
Tentu saja, pengalaman DeNA membuat Blood Brothers sukses di dunia internasional tanpa harus menunggu sukses di Jepang terlebih dahulu ini menarik minat banyak peserta yang memenuhi Island Ballroom Juron, ShangriLa Hotel tempat pelaksanaan acara. Bahkan, ini adalah satu dari sekian presentasi yang saya ikuti dengan kehabisan tempat duduk, alias berdiri!
4. Zombies on The Great Wall - Leo Liu Kun, PopCap China
Di hari kedua, Leo Liu Kun yang merupakan General Manager dari PopCap China memberikan pengetahuan yang menarik, dimana lokalisasi sangatlah penting bagi sebuah game jika ingin menembus dan sukses di pasar tertentu. Yang dijadikan contoh oleh Leo adalah bagaimana keberhasilan salah satu game PopCap, Plants vs Zombies (PvZ) di pasar China dengan mengusung nama PvZ: The Great Wall. Game ini mengikuti kisah serupa yang pernah dicetak oleh Fruit Ninja, yang berubah menjadi Fruit Warrior di China melalui proses lokalisasi dengan hasil yang memuaskan. Yang dilakukan untuk melokalisasikan game ini antara lain mengubah setting game menjadi di Great Wall (Tembok Besar) China, sistem game dari premium dalam PvZ menjadi freemium, serta desain zombie yang lebih dikenal oleh masyarakat China.
Presentasi ini bukan hanya menarik dari segi materi saja. Gaya presentasi Leo Liu Kun yang jelas dan sangat menguasai materi juga menjadi nilai tambah, yang membuat para peserta sangat antusias mendengar kisah sukses dari PvZ: The Great Wall di China ini.
3. Leveraging Iconic Hollywood IP to Create Global Mobile Phenomenon - Andrew Sheppard, Kabam
IP yang besar dengan fanbase yang kuat akan memberikan dampak yang besar bagi game yang dikembangkan dengan mengusung IP tersebut, salah satunya adalah dalam jumlah hal pendapatan dan jumlah pemain. Hal inilah yang menjadi fokus Andrew Sheppard, Presiden dari Kabam dalam presentasi yang dibawakannya di hari pertama pelaksanaan Casual Connect Asia 2013 ini. Sheppard mencontohkannya lewat game The Hobbit hasil karya mereka, yang mendapatkan peningkatan jumlah pemain sangat drastis saat film The Hobbit: An Unexpected Journey dirilis di pasaran.
Kabam saat ini pun juga tengah mengembangkan "the next big thing" mereka, versi game dari Fast and Furious 6 yang diharapkan bisa mendapatkan hasil serupa dengan perilisan versi filmnya yang sudah mulai dirilis akhir Mei ini. Namun, Sheppard tidak terlalu menjustifikasi, bahwa untuk membuat game kita sukses, kita harus menggunakan IP yang tenar saja (dan saat ini IP yang tenar salah satunya adalah dari Hollywood, sesuai dengan tema presentasi). Namun, kita pun bisa membuat IP besar kita sendiri meskipun tentunya membutuhkan waktu yang sedikit lebih lama.
2. Entertainment and Gamification - Neeraj Roy, Hungama
Promosi sebuah produk akan menjadi lebih menarik jika mengikutsertakan aspek gamification di dalamnya. Pesan itulah yang dibawakan oleh Neeraj Roy, CEO dari Hungama dalam presentasinya di hari pertama Casual Connect Asia 2013 ini. Presentasi ini merupakan salah satu yang cukup menghibur, karena tema yang dibawakan Neeraj sangat menarik, dan dilengkapi dengan beberapa aspek yang menunjang termasuk menayangkan video. Ya, untuk mencontohkan kasus promosi dengan menggunakan Gamification, Neeraj pun menampilkan sebuah video promosi film Skyfall yang bekerja sama dengan Coke seperti yang bisa kamu lihat di bawah ini.
Neeraj juga membuka pandangan para peserta, bahwa gamification sangatlah penting untuk membuat para pengguna memiliki keterkaitan yang erat dengan aplikasi tersebut. Tema yang menarik, dibungkus dengan presentasi Neeraj yang sangat menguasai materi serta tidak terlalu serius membuat kami memilihnya sebagai salah satu dari lima presentasi terbaik dalam Casual Connect Asia 2013 ini.
1. Hype vs Real Deal: Asian Edition
Selain presentasi, diskusi panel juga memberikan daya tarik tersendiri karena menghadirkan beberapa orang dengan membawa ide berbeda untuk membahas sebuah topik tertentu. Dari sekian banyak diskusi panel yang ada di Casual Connect Asia 2013 ini, kami memilih diskusi panel bertema Hype vs Real Deal: Asian Edition ini sebagai yang terbaik. Bukan hanya yang terbaik dari kategori diskusi panel saja, namun juga terbaik menurut versi kami. Diskusi panel ini menghadirkan Manish Agarwal dari Reliance Entertainment Digital, Andrew Sheppard dari Kabam, Brian Oh dari Gamevil dan Jeremy Snook dari Microsoft Studios.
Topik diskusi ini sendiri terbilang ringan, dimana keempat panelis dimintai pendapat oleh David Nixon selaku moderator mengenai bagaimana "ramalan" mereka akan tren industri game Asia di masa yang akan datang. Untuk itu, David Nixon memberikan beberapa topik, di setiap topiknya para panelis bisa mengangkat tanda setuju atau tidak setuju sesuai dengan ramalan mereka, dan memberikan alasannya. Banyak komentar maupun alasan dari para panelis yang mengundang gelak tawa peserta yang memadati ruangan, salah satunya adalah dari Jeremy Snook, yang menjawab dengan jawaban "Retired" saat ditanya mengenai apa yang akan dia lakukan jika saat ini dia merupakan salah satu staff dari Zynga yang keadaannya tengah carut marut.
Diskusi yang benar-benar hidup, dengan panelis dan moderator yang bisa mencairkan suasana membuat diskusi ini menjadi favorit kami selama berada di Singapura. :D
Selain lima Indie Showcase dan lima sesi lecture di atas, kami juga memilih dua partisipan lainnya yang mendapatkan kredit spesial dari kami. Keduanya adalah... Simak di halaman selanjutnya ya!
Honorable Mention, Indie Showcase: Nanyang Polytechnic
Selain lima game sebelumnya, kami memberikan kredit khusus kepada Politeknik Nanyang yang mewakilkan dua mahasiswanya mengikuti indie Showcase ini. Namun kami menganggap Blocky Blocky Babies adalah game yang lebih menonjol. Game ini menawarkan sebuah konsep yang menarik, kombinasi puzzle, balok-balok ala Tetris, dan grafis yang lucu.
Dalam game ini, kamu harus membantu bayi-bayi dari pasangan balok yang dilahirkan untuk mencapai tempat yang ditentukan. Caranya, kamu harus membuat jalan menuju tempat tersebut menggunakan balok ala Tetris yang disediakan di bagian atas layar. Tetapi, kamu tidak bisa sembarangan membuat jalan, karena bayi yang baru lahir ini baru bisa menaiki platform maksimal setinggi satu balok saja. Benar-benar konsep yang menarik!
Honorable Mention, Lecture: Learning from TaTaO: Importance of Project and Time Management - Jason Christian, UMN Game Development Club
Dari sekian banyak materi dan diskusi panel selama Casual Connect Asia 2013, kredit spesial kami berikan kepada Jason Christian, Chairman dari UMN Game Development Club yang memberikan materi Learning from TaTaO: Importance of Project and Time Management ini. Bisa dibilang, inilah salah satu pembicara termuda yang ada dalam Casual Connect Asia 2013 ini, karena saat ini dia masih menempuh semester 6 di Universitas Multimedia Nusantara. Tidak mudah menjadi pembicara dalam acara berskala internasional seperti acara ini, namun Jason mampu menguasai materi dengan sangat baik, dan juga mempresentasikan ide-idenya dengan jelas. Salut untuk Jason!