IGS 2013: Konferensi Pers Vandaria, Siap Menjadi Ikon Fantasi Baru di Indonesia dan Go International!
Vandaria Dream Team hadir di Indonesia Game Show 2013 untuk memaparkan visi dan misi mereka untuk go international. Apa saja rencana mereka ke depannya? Simak liputan konferensi pers-nya di dalam!
Vandaria juga tidak ketinggalan menjadikan hari kedua Indonesia Game Show (IGS) 2013 sebagai ajang untuk melakukan konferensi pers. Bertempat di Function Hall, Vandaria banyak membeberkan rencana mereka ke depan, mulai dari kehadiran card game baru Arkana, hingga misi dan visi mereka yang siap untuk go international dan memiliki karya-karya berkualitas.
Konferensi pers sendiri diawali dengan kehadiran dua orang pencetus card game Arkana, Rynaldo C. Hadi dan Hans J. Gumulia yang juga merupakan penulis beberapa seri novel Vandaria. Rynaldo banyak menjelaskan mengenai apa itu Vandaria Arkana, hingga bagaimana mekanisme untuk memainkannya. Vandaria Arkana sendiri secara garis besar terdiri dari tiga tipe kartu, kartu wilayah, prajurit dan aksi. Tujuan utama dari permainan ini adalah mengumpulkan dua set kartu wilayah dengan warna sama, yang masing-masing set terdiri dari tiga dan dua kartu, mengumpulkan empat kartu wilayah dengan warna sama, atau mengumpulkan enam wilayah warna terserah. Tahap permainannya sendiri terbagi menjadi tiga, yaitu tahap kedatangan untuk draw kartu dari tumpukan, tahap membangun untuk mulai memasang kartu wilayah dan prajurit di meja, dan terakhir tahap perang untuk memperebutkan wilayah milik pemain lain.
Rynaldo juga menjelaskan, bahwa Arkana ini bisa dimainkan antara 2 hingga 6 orang dan tidak ada batasan umur tertentu untuk memainkannya, sehingga semua anggota keluarga bisa ikut merasakan keseruannya. Selain itu, Rynaldo dan Hans juga menginformasikan kepada seluruh pengunjung yang hadir untuk mengikuti turnamen Arkana berhadiah uang tunai Rp 1.250.000 yang diselenggarakan di hari terakhir IGS 2013 ini. Bagi pengunjung yang ingin mengikuti turnamen, namun belum bisa memainkan Arkana, baik Rynaldo maupun Hans siap memberikan tutorial di booth Vandaria.
Konferensi pers bagian kedua membahas Vandaria dari segi bisnis, yang menghadirkan tiga orang petinggi dari beberapa perusahaan yang saling bersinergi untuk mewujudkan Vandaria, yaitu Ami Raditya sang creator Vandaria, Indra Gunawan dari Artoncode dan Wendy Chandra dari Megindo. Ami memulai konferensi dan menceritakan, bahwa dia sudah membuat dunia Vandaria sejak tahun 1999, namun mulai diseriusi kembali pada tahun 2011. Ami juga menjelaskan, bahwa di Indonesia banyak talenta-talenta berbakat, namun sudah harus berhadapan secara langsung dengan produk dari luar. Untuk itu, dia pun mulai berfikir untuk membuat satu karya yang merupakan kolaborasi dari para talenta-talenta tersebut, mulai dari novelis hingga developer game. Di akhi penjelasannya, Ami mengungkapkan semangat tim Vandaria, yaitu semangat untuk bersama-sama, membangun bangsa dari karya yang berkualitas, dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
Selanjutnya Indra Gunawan yang memberikan penjelasan, mengapa Artoncode mau bergabung dan bekerja sama dengan Vandaria. Dia mengungkapkan, bahwa rencana kolaborasi ini sebenarnya sudah ada sejak lama, namun baru terealisasi beberapa waktu lalu. Artoncode tertarik untuk bekerja sama karena tertarik dengan besarnya fanbase, dunia serta kisah dari Vandaria. Dari situ, Indra melihat bahwa karya sebesar ini sangat disayangkan jika hanya tampil dalam bentuk cetak, sehingga dia bersama timnya pun memutuskan untuk ikut terjun dan mengembangkan produk Vandaria yang lebih besar dan sukses di pasaran.
Wendy Chandra mengungkapkan, dia sudah mengenal Ami Raditya sudah lama, karena keduanya bergerak di bidang yang sama, yaitu media. Namun memutuskan baru bekerja sama dalam Vandaria ini karena Wendy melihat bahwa dirinya dan Ami memiliki passion yang sama dalam industri kreatif di Indonesia. Dia melihat Vandaria sebagai sebuah karya yang bagus, dan berpotensi menjadi ikon fantasi generasi baru di Indonesia. Bukan hanya itu, dia juga berharap dengan kolaborasi strategis ini bisa membawa Vandaria lebih besar lagi di Indonesia.
Selanjutnya, ketingga petinggi ini dihadapkan dengan pertanyaan mengenai misi jangka pendek dari Vandaria. Ami menjelaskan, bahwa tahun 2011 hingga 2012 lalu tim Vandaria membuat Sembilan novel, namun untuk tahun ini mereka ingin membuat satu novel saja yang bagus dan lebih matang. Ami juga berharap Vandaria tidak seperti Marvel yang banyak IP-nya dibeli oleh perusahaan di luar mereka. Indra memiliki pendapat yang berbeda, dimana dia ingin Vandaria lebih dewasa dan go internasional. Untuk itu, dia ingin membuat versi bahasa Inggris dari novel yang sudah ada, membuat aplikasi Libraria untuk mengakses novel dalam bentuk digital, dan membuat satu produk flagship yang sampai sekarang masih dirahasiakan apa bentuknya. Terakhir Megindo ingin membantu dari segi resource, membantu penerbitan novel dan newsletter di Wayang, serta Libraria untuk iOS dan Android.
Terakhir, Ami menjelaskan visi ke depannya dengan kolaborasi strategis ini. Ami ingin Indonesia memiliki satu karya yang go international dan bersaing secara global di dunia. Lewat Vandaria ini, mereka ingin mewujudkan mimpi tersebut.
Hari ini, Minggu 8 September booth Vandaria akan diramaikan dengan turnamen Arkana memperebutkan hadiah uang tunai sebesar Rp 1.250.000. Seperti apa keseruan turnamen Arkana ini? Tunggu liputan kami selanjutnya!