4 Alasan Vulture Merupakan Salah Satu Penjahat Marvel Terbaik Sejauh Ini
Salah satu kesimpulan review Spider-Man: Homecoming adalah Vulture merupakan salah satu penjahat Marvel terbaik sejauh ini. Ini penjelasan lebih lengkapnya! ----- Konferensi komunitas Game terbesar di Indonesia! Coba berbagai macam game dan dapatkan doorprize di GAME PRIME 2017, Balai Kartini, Jakarta, 29-30 Juli 2017. Info>>> http://www.gameprime.asia
Salah satu kesimpulan review Spider-Man: Homecoming adalah Vulture merupakan salah satu penjahat Marvel terbaik sejauh ini. Ini penjelasan lebih lengkapnya!
[duniaku_baca_juga]
Yap, kalau kamu membaca review Spider-Man: Homecoming, kekuatan peran Vulture memang yang menjadi sorotan. Jarang-jarang film layar lebar Marvel memperoleh penjahat dengan kualitas dan pendalaman seperti dia. Karakter seperti Vulture ini jenis yang biasanya hanya tampil di Marvel Netflix.
Pingin tahu lebih rinci lagi kenapa Vulture merupakan salah satu penjahat Marvel terbaik sejauh ini? Mungkin selevel pula dengan Loki dari Thor 1? Kalau begitu, silakan baca pembahasannya di bawah.
[read_more id="319168"]
Tapi hati-hati untuk kamu yang belum nonton. Jelas pembahasan ini akan penuh spoiler. Kalau kamu keberatan, tidak dianjurkan untuk lanjut baca melewati peringatan besar-besar di bawah ini.
SPOILER ALERT!!!
[duniaku_adsense]
Oke, mari kita mulai.
[page_break no="1" title="Bekerja dengan Cerdik"]
Kebanyakan musuh di Marvel punya motivasi yang pada akhirnya adalah kehancuran besar untuk memenuhi hasrat mereka. Kaecillius dari Doctor Strange memiliki motivasi seperti itu. Ultron juga begitu. Demikian pula dengan Loki di The Avengers dan Ronan dari Guardians of the Galaxy 1.
Tidak demikian halnya dengan Vulture. Sebenarnya, kalau dia ingin, bisa saja dia memiliki motivasi sejenis dengan penjahat film-film Iron Man, yakni mengembangkan senjata dan kekuatan untuk mencoba menyerang Tony. Tapi apa yang ia lakukan? Memang target utamanya adalah departemen milik Tony, tapi ia tak pernah - dan tidak berminat - menyerang Tony secara langsung.
Seperti Zemo di Civil War, Vulture menyadari kelemahannya. Karenanya ia selalu bergerak dengan cerdik. Pakaian tempurnya bisa digunakan untuk bertempur dengan sangat baik (lihat duel-duelnya dengan Spidey, juga menghadapi agen FBI di kapal). Tapi ia lebih memilih untuk bergerak hati-hati.
Akibatnya? Hingga Spidey menyampaikan ke Tony soal Vulture, tidak ada yang tahu ada pengguna teknologi alien beraksi di New York. Taktik Vulture terbukti mampu membantunya bertahan hingga 8 tahun melakukan aksi yang sama.
[page_break no="2" title="Penjahat yang Kompleks"]
Sifat Vulture memang sangat kompleks dan manusiawi. Jangan salah, dia memang penjahat tulen. Penjualan senjatanya kemungkinan menyebabkan kriminal biasa kini memiliki senjata alien, yang dapat menjatuhkan banyak korban jiwa. Dia juga tak pernah ragu membunuh bila memang musuhnya memaksanya.
Tapi, pada akhirnya dia tidak pernah membiarkan dendam menguasainya. Spider-Man mengganggu operasinya? Dia berminat memberi Peter kesempatan untuk lanjut kencan dengan Liz, sebagai ucapan terima kasih karena telah menyelamatkan anaknya di Washington. (Walau dia tetap mengutus Shocker untuk mengamati Peter).
Iron Man membuat dia kehilangan pekerjaan? Dia lebih memilih mencari untung dengan mencuri dari departemen milik Tony ketimbang menyerang Tony langsung.
Ada anak buah yang membuat masalah? Pria ini lebih memilih untuk memecat anak buahnya itu, selayaknya seorang mandor dan bukannya pimpinan geng. Baru setelah si Shocker I mengintimidasinya dia memutuskan untuk membunuh.
Vulture juga memiliki kehidupan keluarga yang sehat (walau istrinya mengkritik dia sering pergi-pergi) dengan anak yang mencintainya.
Sifat pragmatis dan pendalaman karakter selevel ini hanya penulis lihat dari Loki di Thor 1 (yang benar-benar tragis, kalau kamu amati) dan juga penjahat Netflix seperti Cottonmouth dan Kingpin.
Pada akhirnya, Vulture tidak pernah benar-benar berniat menguasai dunia atau menciptakan Utopia. Dia hanya ingin membantu keluarganya dan keluarga anak buahnya hidup sejahtera. Dan malah pendekatan membumi itu bisa membuat penonton lebih memahaminya ketimbang penjahat bombastis Marvel biasanya.
Di akhir, Vulture bahkan merasa cukup berutang budi pada Spidey hingga ia tak membocorkan identitasnya ke MacGargan.
Itu juga alasan kenapa Vulture layak disebut sebagai salah satu penjahat Marvel terbaik. (Baik dalam definisi "paling hebat" maupun definisi "bersifat baik.")
Apa itu saja alasan Vulture merupakan salah satu penjahat Marvel terbaik? Tentu saja tidak. Cek halaman kedua untuk membaca pembahasan lanjutannya!
[page_break no="3" title="Selalu Disajikan Sebagai Ancaman"]
[duniaku_baca_juga]
Penjahat yang baik selalu bisa terasa sebagai ancaman dari awal hingga akhir. Dengan begitu, saat sang pahlawan menang, penonton akan merasa kagum dan girang.
Film Marvel terkadang seperti kelupaan rumus tersebut. Di Age of Ultron, Scarlet Witch dan Quicksilver (serta para Avengers sendiri) lebih terasa sebagai ancaman ketimbang Ultron. Di Ant-Man, Yellow Jacket tak terasa terlalu mengancam hingga momen-momen akhir.
Spider-Man versi Tom Holland adalah inkarnasi Spidey terkuat dan tertangguh sejauh ini. (Buktinya akan dipaparkan di artikel terpisah). Meski begitu, sejak kemunculan perdananya Vulture selalu terasa sebagai ancaman. Spidey harus bertarung dengan dia di area-area yang tanpa gedung pencakar langit. Vulture jadi leluasa beraksi di udara. Jaring Spidey juga tak mampu menahannya.
[read_more id="319163"]
Bahkan sebenarnya di akhir Vulture berhasil unggul dari Spidey. Hanya saja ketamakannya nyaris membuatnya tewas karena alat alien yang jadi senjatanya. Spidey pun mengalahkannya dengan cara yang cukup heartwarming: justru menyelamatkan musuh yang telah membuatnya babak belur berkali-kali. Padahal Vulture telah mengetahui identitasnya.
Vulture mungkin menang fisik, tapi Spidey menunjukkan tekadnya sebagai pahlawan. Ini adalah dinamika unik yang sejauh ini juga jarang terlihat di film Marvel.
[page_break no="4" title="Michael Keaton Menyajikan Adrian Toomes (Vulture) dengan Luar Biasa"]
[duniaku_adsense]
Mantapnya karakter Adrian Toomes, alias Vulture, tidak akan berguna kalau kualitas aktornya biasa saja. Tapi Michael Keaton sejak dulu adalah aktor yang istimewa.
Lihat saja Bruce Waynenya di Batman 1989 dan Batman Returns. Bruce Wayne di sana mungkin jarang mengubah ekspresi. Namun di beberapa momen (seperti saat mengunjungi lokasi kematian orang tuanya), Keaton berhasil menunjukkan penderitaan batin seorang Bruce Wayne. Tak heran kalau kamu ngobrol dengan penonton film veteran, mereka bisa saja tetap beranggapan Bruce Wayne versi Keaton masih yang terbaik.
Keaton menunjukkan lagi kepiawaiannya di sini. Ia benar-benar bisa menyajikan Adrian Toomes versi layar lebar dengan meyakinkan. Mulai dari momen di mana ia mandor kebapakan untuk usaha pemungutan rongsokan, hingga ia menjadi bos geng penjahat, hingga saat ia diperlihatkan sebagai seorang ayah.
Untung sutradara Jon Watts tidak bernafsu untuk membunuh Vulture. Penjahat yang satu ini sangat bagus disimpan, kalau-kalau Marvel ingin membuat film Thunderbolts. (Pada intinya adalah kelompok superhero yang terdiri dari supervillain yang seharusnya bertobat).
Nah, itulah alasan dari penulis kenapa Vulture merupakan salah satu penjahat Marvel terbaik sejauh ini. Menakjubkan juga Vulture yang tadinya bukan karakter populer bisa diwujudkan dengan sedemikian sempurna oleh Keaton di Homecoming. Penulis berharap tokoh ini menjadi standar baru untuk film-film Marvel.
Penulis tidak mengharapkan semua penjahat akan bersifat sekompleks Vulture tentu saja. Tapi jika diperlihatkan dengan jelas di layar kenapa sang penjahat beraksi, tentunya penonton pun bisa memahami motivasinya dan membuat karakternya lebih berkesan. Vulture juga membuktikan tidak perlu 13 episode Marvel Netflix untuk memberi pendalaman karakter yang cukup.
Apa kamu punya pendapat yang berbeda mengenai karakter ini? Sampaikan saja di kolom komentar!
[read_more id="319267"]
Konferensi komunitas Game terbesar di Indonesia! Coba berbagai macam game dan dapatkan doorprize di GAME PRIME 2017, Balai Kartini, Jakarta, 29-30 Juli 2017. Info>>> http://www.gameprime.asia