Tiga Besar Film Terbaik Marvel Cinematic Universe di Phase 2!
Dengan tayangnya Ant-Man, Phase 2 Marvel Cinematic Universe pun resmi berakhir. Apakah Ant-Man cukup bagus untuk menjadi tiga besar film Marvel terbaik di fase ini?
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dengan tayangnya Ant-Man, maka Phase 2 Marvel Cinematic Universe pun resmi berakhir. Dimulai dari Iron Man 3 dan diakhiri dengan Ant-Man, manakah yang bisa dianggap sebagai film terbaik Marvel untuk fase ini? Mari kita lihat satu persatu!
Kalau kamu lupa apa saja film yang tergolong di Phase 2, kamu bisa cek wiki [outbound_link text="Marvel Cinematic Universe" link="https://static.duniaku.net/2015/04/Daredevil-Confirmed-Red-Costume.jpg">[read_more link="https://static.duniaku.net/2015/07/Film-Terbaik-Marvel-Daredevil.jpg">Memanfaatkan format mini seri dengan maksimal, Daredevil mampu membangun karakter Daredevil, Kingpin, hingga karakter-karakter pendukung dengan sangat baik. Tak heran kalau banyak yang sudah tidak sabar menantikan season 2. Kalau sebelumnya Marvel Studio mampu menyajikan konflik Kingpin dan Daredevil dengan sebaik ini, bahkan membuat karakter sampingan seperti Wesley sang tangan kanan Kingpin menjadi berkesan, bagaimana nanti mereka menggarap karakter besar lain seperti Elektra dan Punisher?
[page_break no="3" title="Ant-Man"]
Memilih nomor tiga ini cukup sulit... karena sebenarnya ada dua film yang sama-sama pantas berada di posisi ini: Ant-Man serta Avengers: Age of Ultron.
Kedua film sama-sama memiliki keunggulan dan kelemahan. Age of Ultron mampu menyajikan sisi-sisi manusia para anggota Avengers orisinil, dan membuat mereka bertanya lagi apa makna menjadi Avengers. Konfliknya pun epik, melibatkan krisis global ke seluruh dunia.
Sementara itu Ant-Man menyajikan cerita membumi, dari sudut pandang karakter yang awalnya bukan siapa-siapa sebelum direkrut oleh Hank Pym. Dikemas sebagai film perampokan, membedakan dari seluruh film dan seri yang dirilis Marvel sebelumnya, Ant-Man menyajikan aksi unik, karakter-karakter baru, serta integrasi yang sangat luar biasa terhadap dunia Marvel Cinematic Universe.
Namun Ant-Man tidak memiliki antagonis yang kuat. Darren Cross terasa seperti Obediah Stane dari Iron Man pertama, yang ditampilkan ulang dengan identitas dan motivasi baru. Sementara Avengers: Age of Ultron... selain hubungan Bruce Banner yang dipaksakan, Ultron yang perannya sebagai antagonis kalah oleh keretakan Avengers sendiri, serta peran keseluruhan filmnya yang hanya menjadi jembatan untuk Phase 3 mengurangi kenikmatan menyaksikannya.
Pada akhirnya, pilihan nomor tiga ini jatuh ke Ant-Man. Kenapa? Karena bila dibandingkan dengan seksama, walau skala konfliknya kalah epik Ant-Man lebih terasa seperti film utuh, bukan sekedar penghubung ke film lain. Bahkan referensi dan easter egg-nya pun disajikan begitu bagus, hingga tak mengganggu penonton awam namun tetap dapat membuat fans kegirangan.
Film apa yang pantas didaulat menjadi runner up dan juara? Cek halaman dua untuk jawabannya!
[page_break no="2" title="Guardians of the Galaxy"]
[read_more link="https://static.duniaku.net/2015/07/Film-Terbaik-Marvel-GoTG.jpg">Konfliknya yang terpusat kepada sebuah relik berbahaya mungkin khas film fantasi banget, tapi sutradara James Gunn mampu menyajikan ketegangan dan tensi menarik meski filmnya sarat humor. Salah satu penyebabnya tak salah lagi adalah Ronan, yang disajikan dengan bombastis sebagai salah satu antagonis terkuat dalam film Marvel.
Berkat Guardians of the Galaxy, jalan Marvel untuk menyajikan judul-judul mereka yang bertema angkasa luar mereka jadi terbuka lebar. Kita lihat saja apa momentum ini akan terus berlanjut saat sequelnya keluar nanti!
[page_break no="1" title="Captain America: The Winter Soldier"]
Inilah film yang paling luar biasa dari seluruh jajaran Phase 2 Marvel Cinematic Universe. Tak tanggung-tanggung, judul yang satu ini bahkan meroketkan Captain America di mata para fans. Bandingkan saja poster Avengers pertama, di mana dia ditempatkan di belakang, sementara Iron Man sang pendulang uang utama ditempatkan sebagai fokus.
Dengan Age of Ultron, di mana Cap ditempatkan di depan sebagai fokus, setara dengan Iron Man.
Perhitungkan juga bagaimana Captain America 3 mendapat kesempatan menjadi Avengers 2.5, dan kamu sudah mendapat gambaran bagaimana film ini meroketkan reputasi sang kapten di kalangan fans dan para petinggi Marvel.
Captain America: The Winter Soldier mampu membalut sempurna formula aksi film superhero dengan ketegangan dari film spionase. Film ini menunjukkan bagaimana menyajikan film bernuansa gelap tanpa mengkhianati inti dari karakter utamanya, yakni Captain America. Didukung oleh antagonis yang berbahaya, mulai dari Alexander Pierce, Brock Rumlow, hingga The Winter Soldier, Captain America: The Winter Soldier benar-benar menyajikan segala yang bisa diharapkan dari film superhero. Terutama dengan superhero yang tak dilengkapi kekuatan dewata maupun armor canggih seperti Captain America.
Setelah Iron Man 3 dan Thor: The Dark World, yang meski bagus terasa hanya biasa saja, The Winter Soldier menunjukkan potensi penuh dan eskalasi konflik yang akan dihadapi penonton di Phase 2. Efeknya bahkan terus berlanjut ke Phase 3, dan tampaknya hanya akan tersisih ketika Thanos datang. Tak heran banyak yang optimis akan kemampuan sutradara film ini, yakni Russo Brothers, untuk menyajikan Captain America: Civil War sebagai film yang menakjubkan juga!
Captain America: The Winter Soldier menutup daftar tiga besar film Marvel terbaik untuk Phase 2. Tentu, daftar seperti ini sangat subyektif. Bagaimana dengan kamu? Film-film apa saja yang kamu rasa pantas dianggap sebagai film Marvel terbaik di Phase 2?