Review Alien Covenant - Film Horor Lumayan dengan Karakter Bodoh
Sebagai film horor sci-fi, Alien Covenant sebenarnya adalah film yang lumayan. Bahkan tergolong bagus. Sayang kebodohan karakternya luar biasa. Simak pembahasannya di sini!
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebagai film horor sci-fi, Alien Covenant sebenarnya adalah film yang lumayan. Bahkan film ini pun bisa tergolong bagus kalau kamu memaaafkan kelemahan-kelemahannya. Sayang kebodohan karakternya luar biasa. Simak pembahasannya di sini!
[duniaku_baca_juga]
Sinopsis
Untuk sinopsis dari Alien Covenant, diceritakan kalau Covenant di sini adalah kapal koloni. Kapal ini membawa ribuan manusia, benih, dan banyak peralatan lain untuk terraform planet Origae-6.
Perjalanan sempat berlangsung aman. Kapal ini dikendalikan oleh kru yang elit dan terus diawasi oleh Walter, android super canggih, dan juga Mother, A.I. kapal.
Covenant terkena sial saat ledakan energi merusak kapal. Saat proses reparasi, para kru mendengar lagu Country Road dari planet yang lokasinya relatif dekat. Masalahnya planet ini luput dari survei. Apakah memang ada manusia lain di sana? Ataukah yang menanti mereka di sana adalah sesuatu yang lebih buruk?
Efek Visual dan Ketegangan yang Bagus
[duniaku_adsense]
Mari kita mulai pembahasan Alien Covenant ini dari sisi positifnya dulu. Biasanya, seburuk apapun film alien, kualitas visualnya selalu menakjubkan dan inspiratif. Itu tidak terkecuali dengan film yang satu ini.
Mulai dari desain Covenant, lanjut ke desain dataran planet latar cerita, juga desain Xenomorph dan monster-monster yang muncul di sini sangat luar biasa. Semuanya tersaji dengan tajam dan memikat.
Ketegangan juga terbangun dengan baik. Yang membuat penulis takjub adalah nuansa tegang dan ada yang tidak beres bisa dirasakan sejak awal-awal film. Padahal selain insiden ledakan energi sebenarnya belum ada alien terlibat saat itu.
Kebodohan Karakter yang Bikin Frustrasi
[read_more id="309856"]
Untuk film horor, penulis bisa simpati jika para tokoh dikejar-kejar oleh makhluk yang tak mereka pahami dan jauh lebih kuat dari mereka. Itu kira-kira yang terjadi di Predator klasik. Itu juga yang terjadi di Alien pertama.
Tapi untuk Covenant? Kalau saja para karakter di film ini lebih pintar, penulis mungkin bisa lebih menikmatinya.
Masalahnya begini: sebagai orang-orang yang ditunjuk untuk mengawasi Covenant, saat ribuan kolonis tidur, penulis merasa kalau para kru ini seharusnya adalah orang pintar, terlatih, dan bisa diandalkan. Namun banyak momen di mana kredibilitas mereka dipertanyakan.
Kesalahan yang paling dasar bisa kamu lihat di trailer. Planet yang dikunjungi oleh kru Covenant adalah planet yang luput dari survei. Tapi semua kru yang turun ke sana dengan seenaknya sendiri bertamasya tanpa pelindung luar angkasa.
Memang, planet ini sudah ditinjau bisa menopang kehidupan. Masalahnya, kandungan udara di suatu planet asing belum tentu sesuai dengan di bumi. Seharusnya mereka mengenakan kostum pengaman untuk survei, hingga sudah dipastikan mereka bisa bernafas tanpa bantuan kostum seperti itu.
Selain itu, para kru tanpa pakaian pelindung ini juga suka iseng menyentuh benda-benda asing di planet yang juga asing ini. Padahal yang seperti itu bisa berujung fatal. Dan memang benar, kalau saja mereka lebih berhati-hati dan bersikap seperti astronot sejati, jumlah kematian di film ini mungkin tak akan sedemikian banyak.
Cek halaman kedua untuk membaca lanjutan review Alien Covenant ini!
Lebih Fokus dari Prometheus
[duniaku_baca_juga]
Kebodohan karakter-karakter film ini memang bikin gemas. Tapi selain itu, film ini juga sebenarnya tidak terlalu buruk. Seperti sudah disebutkan sebelumnya, visualnya memukau. Penggunaan musiknya menambah unsur ketegangan. Dan kebuasan para alien serta penjahat film ini akan bikin kamu penasaran hingga akhir.
Selain itu, menurut penulis, film yang merupakan sekuel Prometheus ini juga lebih fokus dari prekuelnya.
Prometheus terkadang seperti bingung antara ingin menyajikan plot cerita sci-fi baru atau ingin jadi prekuel Alien. Tak mengherankan juga, mengingat film yang satu itu memiliki proses produksi yang cukup rusuh.
Sekarang, Alien Covenant diciptakan dengan satu visi: sebagai kelanjutan Prometheus dan juga prekuel Alien. Karenanya dari awal pun kamu bisa melihat kisah yang tersaji lebih baik dan solid. Plot filmnya mungkin tidak istimewa, tapi cukup untuk memikat penonton dari awal hingga akhir.
Bagus tidaknya ya tergantung bagaimana pendapatmu tentang kecerdasan para tokoh film ini.
Bukan Film untuk Anak-Anak
[duniaku_adsense]
Bukan, Alien Covenant bukan film untuk anak-anak. Film ini menyajikan kesadisan yang tergolong sangat brutal. Film ini juga berdarah-darah. Kalau kamu orang tua dan kamu ingin mengajak anakmu nonton ini sih kamu hanya akan membuat mereka trauma.
Film ini juga memiliki unsur LBGT. Memang minor dan hanya ditampilkan secara eksplisit oleh satu karakter secara singkat. Tapi mungkin kamu ingin mengetahuinya dulu sebelum menonton.
Kalau kamu orang tua dan memang ingin mengajak anak nonton, ada banyak film yang lebih oke untuk kamu saksikan. Versi layar lebar Bima Satria Garuda misalnya, yang memang sedang tayang di bioskop.
Kesimpulan
Di satu sisi, Alien Covenant bukanlah film yang jelek. Unsur visual yang memikat, ketegangan dari para alien, dan atmosfer penceritaannya sangat solid. Film ini bahkan bisa saja penulis rasa bagus.
Sayangnya kebodohan karakter-karakternya begitu monumental hingga terasa sebagai kelemahan fatal. Rasanya penulis akan lebih bersimpati terhadap penderitaan kru Covenant kalau saja disajikan mereka memang adalah sekumpulan orang pintar yang harus menghadapi musuh yang kuat. Tapi itu tidak terjadi di sini.
Akhir kata, rasanya skor 70 cocok untuk film ini. Tidak terlalu jelek, tapi ada kelemahan fatal yang menghambatnya untuk meraih skor lebih tinggi.
Bagaimana dengan kamu? Ingin menonton film ini? Atau malah sudah menyaksikannya duluan? Sampaikan pendapatmu di kolom komentar!