Mengenang Rajawali Grafiti - Penerbit Komik Ilegal dengan Kualitas Terjemahan Kocak!
Fans manga tahun 90an pasti familier dengan penerbit Rajawali Grafiti. Masih ingat dengan terjemahan mereka yang kocak dan kadang-kadang cenderung ngaco?
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Fans komik yang merasakan era 90an mungkin tahu Rajawali Grafiti. Penerbit komik ilegal yang satu ini mampu meraih pembaca dengan judul-judul seperti Dragon Ball, yang rilisnya lebih cepat dari versi resmi Elex karena mereka tidak pusing memikirkan lisensi dan sejenisnya. Salah satu hal yang paling diingat dari komik-komik mereka? Kualitas terjemahannya yang kocak, dan terkadang terasa ngaco.
Kamu bisa mengenang kembali, atau melihat sendiri, terjemahan Rajawali Grafiti yang "berkualitas" lewat akun Twitter Rajawali Grafiti. Akun tersebut tidak menyajikan materi baru sejak 24 Juni, tapi tetap banyak halaman komik yang bisa bikin kamu ngakak dari awal sampai akhir.
[embedly url="https://twitter.com/RajawaliGrafiti"]
Keseluruhan, ada beberapa ciri tersendiri dalam translasi versi mereka. Apa saja?
[page_break no="1" title="Penamaan Karakter"]
Semua judul komik Rajawali Grafiti yang penulis baca selalu memiliki perubahan yang unik untuk nama karakter. Contohnya, cek saja halaman perkenalan karakter Dragon Ball di bawah.
Seperti bisa dilihat di atas, ada yang namanya hanya terjemahan langsung dari versi Mandarin, seperti Son Goku menjadi Wu Kong. Tidak terlalu mengherankan, mengingat sepertinya komik-komik Rajawali Grafiti diambil dari versi Hong Kong. Ada nama yang masih mirip-mirip dengan versi aslinya, seperti Krillin yang menjadi Kholin. Ada juga nama yang membingungkan, seperti Ten Shin Han menjadi Aizu serta Yamcha menjadi Lhok Pin.
Dan... ya, ada juga nama yang kelihatan banget diubah, seperti Bulma menjadi Putri.
Fenomena ini, tentunya, masih ada sampai Buu Saga. Di mana Babidi menjadi Babari, Kibito menjadi Jebido, Goten menjadi Sun Wong, Trunks menjadi Toranku. Sementara Picollo, sejak kemunculan pertamanya, sudah memiliki nama yang entah datang dari mana: Spike.
Beberapa contoh lain dari Dragon Ball,
Ada juga contoh dari Shinchan, di mana penerjemah memutuskan mengganti nama Shiro menjadi Dino,
Serta Yu Yu Hakusho, di mana Hiei, Kurama, serta Goki diganti namanya. Membingungkan juga kenapa nama Karen tidak diberikan kepada Kurama, yang nama depannya memang diawali huruf K, dan penampilannya sudah androgini. Dipasangkan ke Goki yang macho dan kekar hanya berhasil membuat dia jadi bahan lawakan.
Lanjut ke halaman 2...
[page_break no="2" title="Bahasa Kasar Yang Penuh Warna"]
Selain nama, ciri khas lain komik Rajawali Grafiti adalah bahasanya yang cenderung kasar. Gambar di atas itu contohnya. Sebagai pembanding, ini adalah panel serupa yang penulis ambil dari versi Mangafreak.
Intinya kurang lebih sama, tapi... pilihan kata translatornya cukup menarik.
Ada juga ini,
Ini,
Dan ini.
Lanjut ke halaman 3...
[page_break no="3" title="Unsur Lokal"]
Ciri khas lain komik Rajawali Grafiti adalah upaya mereka untuk memasukkan unsur lokal ke dalam komik yang mereka terjemahkan... walau kadang hasilnya tidak masuk akal. Bahkan fundoshi dari halaman Otokojuku di atas pun "diterjemahkan" menjadi koteka.
Masih dari Otokojuku,
Kesampingkan dulu penggantian tidak perlu lagu Thriller Michael Jackson dengan lagu Bryan Adams. Kamu bisa melihat di situ kalau nama karakter Matsuo diganti dengan nama yang bisa dimiliki oleh orang lokal, Sumito.
Untuk contoh lain, kamu bisa melihat dua halaman Shinchan ini:
Dan tak bisa dilupakan juga Iyem, pembantu hi class.
Lanjut ke halaman 4...
[page_break no="4" title="Handmade"]
Cek lagi halaman-halaman Rajawali Grafiti yang ada di artikel ini. Terutama, perhatikan teksnya. Setiap teks di komik-komik terbitan mereka ditulis manual dengan tangan. Mengingat ini tahun 90an, di mana tak setiap rumah di Indonesia punya komputer, dan status Rajawali Grafiti sebagai penerbit ilegal... mungkin ini dilakukan untuk penghematan dana.
Lanjut ke halaman 5...
[page_break no="5" title="Tak Ada Nama Mangaka"]
Rajawali Grafiti sama sekali tak berupaya untuk memberi respek terhadap kreator komik aslinya. Komik legal selalu mencantumkan nama pencipta serta penerjemahnya di halaman depan, halaman samping, serta informasi cetakan. Rajawali Grafiti mengabaikan saja hal itu. Tak ada informasi pengarang di depan, tak ada informasi pengarang di samping, dan tak ada informasi komik itu cetakan keberapa, diterbitkan kapan.
Setidaknya sebagian penerbit ilegal modern masih berupaya mencantumkan nama pengarang di sampul komik terbitan mereka.
[page_break no="X" title="Ke Mana Rajawali Grafiti Sekarang?"]
[read_more link="http://www.duniaku.net/2015/10/05/hasbro-siapkan-sekuel-film-transformers/" title="Hasbro Mempersiapkan Empat Sekuel Film Transformers!"]
Dengan semua keganjilan di atas, kenapa penulis sempat mengoleksi komik Rajawali Grafiti? Alasan utamanya sih karena waktu itu penulis belum memikirkan benar-tidaknya terjemahan serta hak cipta karya. Hal "ajaib" seperti Manga Scan dan semacamnya belum ada, dan komik versi Rajawali Grafiti antara tidak ada versi resminya atau rilis lebih cepat dan lebih jauh ketimbang versi Elex Media.
Komik Rajawali Grafiti terakhir yang dapat penulis temukan adalah Slam Dunk full color, sekitar tahun 1998. Setelah itu, penerbit ini lenyap. Satu-satunya informasi tentang nasib mereka bisa ditemukan di [outbound_link text="Wikipedia" link="https://id.wikipedia.org/wiki/Rajawali_Grafiti"], di mana disampaikan kalau mereka tutup karena krisis moneter. Tapi informasi itu juga tidak disertai kutipan referensi, jadi entah apa memang itu penyebabnya.
Karena mereka sama sekali tak pernah menyertakan informasi perusahaan di produk-produk mereka, tidak jelas juga siapa tokoh di balik penerbitan ini. Saat mereka berhenti produksi, sosok-sosok yang terlibat seperti pemilik, penyetak, serta penerjemah mereka yang ajaib pun tidak diketahui identitasnya.
Pingin membaca komik-komik Rajawali Grafiti? Seharusnya kamu masih bisa menemukannya di toko-toko buku loak. Mereka mungkin tidak pernah menyantumkan nama pengarang dan judul asli komik, tapi mereka tidak pernah kelewatan menuliskan nama perusahaan mereka kok.
Untuk kamu-kamu yang dulu juga pernah menikmati komik terbitan mereka, apakah ada momen yang berkesan?