Inilah 6 Film Horor Jepang Terbaik di Era 2000an Awal! Adakah Favoritmu?
Akhir 90an hingga era 2000an awal adalah masa-masa keemasan film horor Jepang. Apakah kamu masih ingat apa saja film horor Jepang terbaik di sepanjang 2000-2009? Inilah daftarnya!
Akhir 90an hingga era 2000an awal adalah masa-masa keemasan film horor Jepang. Apakah kamu masih ingat apa saja film horor Jepang terbaik di sepanjang 2000-2009? Inilah daftarnya!
Menjelang penghujung akhir dekade 2010an ini, film Jepang yang terkenal di pasar internasional kebanyakan adalah adaptasi live-action anime. Ada yang bagus seperti Rurouni Kenshin, ada yang mengerikan kualitasnya seperti Attack on Titan.
[duniaku_baca_juga]
Tapi mari kita kilas balik ke dekade sebelumnya. Sejak kira-kira akhir 90an hingga dekade 2000an awal, industri film Jepang terkenal dengan film horor yang keren. Film-film ini bukan menonjol karena gore seperti horor Amerika. (Meski tak sedikit memang yang menyajikan adegan sadis). Masing-masing menjadi tontonan memikat karena tekanan psikologisnya yang memikat.
Singkatnya, di masa ini film horor Amerika terasa seperti game Resident Evil (yang menyajikan kengerian ancaman kematian brutal dan jump scare), sementara film horor Jepang terasa seperti game Silent Hill. (Hantunya tidak terlalu sering muncul, namun atmosfer filmnya sangat menekan).
Mungkin ada pembaca yang bahkan belum lahir saat film-film ini nge-hits dulu. Jadi, silakan nikmati saja rekomendasi film horor Jepang terbaik di sepanjang 2000an awal ini!
[page_break no="1" title="Ju-On (2000)"]
Ju-On memiliki banyak sekuel. Yang penulis masukkan ke daftar film horor Jepang terbaik dari era 2000an awal adalah judul yang benar-benar paling pertama. Film ini langsung rilis ke dalam format video. Durasinya pun tergolong singkat, hanya 70 menit. Tapi ini 70 menit yang bisa benar-benar menegangkan.
Film ini terbagi menjadi enam segmen: Toshio, Yuki, Mizuho, Kanna, Kayako, dan Kyoko. Kesemua segmen menyorot tokoh yang berbeda-beda. Namun kesamaannya: mereka semua terlibat dengan satu rumah berhantu di kawasan Nerima, Tokyo.
Seperti yang kemudian dikembangkan di sekuel-sekuelnya, arwah jahat Kayako dan Toshio yang mati tragis menciptakan kutukan mengerikan di rumah itu. Siapa pun yang pernah mengunjunginya, apalagi pindah untuk tinggal di dalamnya, akan terkena dampaknya. Saat kamu sudah kena, mau lari ke manapun tidak akan ada gunanya.
[read_more id="362651"]
Ju-On benar-benar mewakili ciri khas dari J-Horror di era keemasannya ini. Banyak adegannya yang terjadi di siang bolong. Namun cahaya matahari tidak akan membuatmu merasa aman. Sejak pertama kali teror diperlihatkan, arwah gentayangan Kayako dan Toshio akan membuatmu bergidik menantikan kejadian-kejadian supernatural yang sudah dipersiapkan sutradara Takashi Shimizu.
Saat hantunya benar-benar keluar, kejutan yang terasa akan benar-benar membuat jantungmu berdebar.
[page_break no="2" title="Kairo (Pulse) (2001)"]
Nomor dua dalam daftar film Jepang terbaik era 2000an awal ini diduduki oleh Pulse.
Kemungkinan besar, kamu mungkin lebih tahu remake Amerika Pulse ketimbang film aslinya. Kalau kamu nonton itu dan merasa filmnya luar biasa jelek, jangan alergi dulu dengan film Jepang-nya. Meski usianya sudah lebih dari satu dekade, Pulse versi Jepang masih mencekam.
Plot Pulse sendiri masih relevan hingga sekarang. Internet, entah bagaimana, digunakan oleh hantu untuk menebar kutukan. Mereka yang terkena efek kutukan ini akan bunuh diri, dan jasad mereka lenyap digantikan bekas hitam di dinding.
Mampukah protagonis Pulse bertahan hidup dari fenomena aneh ini? Mampukah mereka menemukan jawabannya? Ataukah fenomena ini sudah tak lagi dapat dihentikan, dan yang dapat mereka lakukan hanya mencoba bertahan hidup?
Sutradara Kiyoshi Kurosawa benar-benar sukses menyajikan film yang mencekam. Padahal kemunculan hantu di Pulse juga sangat sedikit, namun kamu tetap akan dibuat deg-degan mengantisipasi efek kutukan ke para protagonis. Sinematografi filmnya sukses menyajikan nuansa kesendirian yang menyiksa, terutama saat kota mulai menjadi kosong.
Dua film horor Jepang terbaik lainnya dari era 2000an awal bisa kamu cek di halaman kedua!
[page_break no="3" title="Dark Water (2002)"]
Selanjutnya di daftar film horor Jepang terbaik era 2000an awal ada Dark Water. Yoshimi Matsubara, seorang single mother, pindah ke apartemen murah bersama anaknya. Mengingat ongkos kamarnya murah, tak heran ia mendapat gangguan seperti atap yang bocor.
[duniaku_baca_juga]
Namun Yoshimi mulai mendapat gangguan lain yang tidak wajar. Misalnya rambut yang muncul di air keran dan penampakan gadis misterius dengan jas hujan. Masalahnya, mengingat ia sedang menjalani proses perceraian, Yoshimi tidak punya pilihan untuk melakukan hal wajar seperti pindah. Ia pun terpaksa tinggal di apartemen itu... hingga akhirnya ia menemukan jawaban mengerikan atas masalah yang dihadapinya.
Seperti yang bisa kamu baca dari sinopsisnya, Dark Water akan memberimu pukulan ganda. Horor psikologis yang disajikan benar-benar memikat. Tapi film ini juga sukses menyajikan drama, dengan memperlihatkan Yoshimi yang sejak sebelum film dimulai saja sudah menghadapi masalah rumah tangga.
Ending film ini sendiri mengejutkan dan bisa benar-benar menguras emosi. Hati-hati kalau kamu ingin menyaksikannya. Tak diragukan lagi kalau Dark Water adalah salah satu film Jepang terbaik yang pernah dibuat. Bukan hanya dalam kategori 2000an awal, namun juga sepanjang masa.
[page_break no="4" title="Noroi: The Curse (2005)"]
Format Noroi: The Curse adalah found footage dari liputan dokumenter. Merasa bosan dengan format ini karena sudah nonton Blair Witch Project atau Cloverfield? Penulis merasa kamu tetap wajib menontonnya, karena Noroi benar-benar adalah salah satu film found footage terbaik yang pernah penulis tonton.
[read_more id="361955"]
Masafumi Kobayashi adalah ahli paranormal yang pernah membuat sejumlah dokumenter soal aktivitas supernatural di Jepang. Lalu dia hilang setelah membuat dokumenter terbarunya, The Curse. Dokumenter tersebut berisi investigasinya tentang Junko Ishi, seorang anak dengan kekuatan aneh.
Ternyata investigasi tersebut membawanya menemui makhluk supernatural yang sangat mengerikan.
Format unik Noroi membuat film yang satu ini dapat memikat siapa pun, termasuk para veteran penonton film J-Horror. Ketegangan yang disajikan dalam investigasi Kobayashi, diakhiri pula dengan ending yang benar-benar nonjok dan menggetarkan, akan membuat kamu was-was kalau harus nonton film ini di malam hari.
Dua film horor terbaik Jepang lain dari era 2000 awal bisa kamu cek di halaman ketiga!
[page_break no="5" title="One Missed Call (2003)"]
Kamu mungkin mengingat masa-masa di mana film horor Jepang sering diadaptasi ke Hollywood. Dari daftar ini saja, Dark Water, Ju-On, dan Pulse semuanya sudah pernah dibuat oleh pihak Amerika. (Ngomong-ngomong, dari ketiga itu Dark Water versi Amerika adalah yang terbaik).
[duniaku_baca_juga]
Lalu kenapa sekarang Hollywood berhenti membuat remake film horor Jepang dan Asia? Yah, dari Jepang sendiri genre horor tampaknya memang sedang lesu. Tapi penyebab lainnya adalah kegagalan dari remake One Missed Call Amerika, yang jelek banget itu.
Tapi sama seperti Pulse, jangan takut dulu dengan judul versi Jepangnya hanya karena remake Amerika-nya luar biasa jeleknya. One Missed Call garapan Takashi Miike ini tetap terasa sebagai salah satu film J-Horror terbaik sepanjang masa. Selain penyajian keseraman yang mantap, premis horornya sendiri masih mendebarkan sekarang.
Untuk premisnya: sekumpulan orang mendapat panggilan tak terjawab. Anehnya, panggilan itu berasal dari nomor si pemilik hape sendiri. Waktu teleponnya pun dua hari di masa depan. Nah, voicemail atau video message yang diperoleh si pemilik hape akan meramalkan kematian mereka.
[page_break no="6" title="Uzumaki (2000)"]
Penulis merasa kalau pembaca Duniaku.net justru akan lebih familier dengan manga Uzumaki ketimbang adaptasi filmnya. Tapi, ya, Uzumaki memang pernah diadaptasi jadi film live-action di tahun 2000 dulu.
[read_more id="362642"]
Kisahnya sendiri merupakan rangkuman dari kejadian di tiga volume manga-nya. Kirie, anak SMA penghuni kota Kurouzu, mulai melihat fenomena-fenomena aneh yang berhubungan dengan spiral. Setelahnya kamu pun akan melihat rentetan body horror khas Junji Ito.
Apakah Uzumaki adalah adaptasi yang sempurna? Mungkin tidak. Film ini memiliki sejumlah kekurangan. Namun sutradara Higunchinsky minimal bisa menyajikan tontonan yang ngeri-ngeri menghibur.
Keunggulan utama film ini, menurut penulis, adalah visualnya. Modal film ini terasa rendah, tapi Higunchinsky tetap bisa menyajikan visual yang unik dan tak terlupakan. Inilah salah satu alasan kenapa Uzumaki tetap diperhitungkan sebagai salah satu film horor Jepang terbaik di tahun 2000 awal!
Itulah rekomendasi enam film horor Jepang terbaik era 2000an awal. Mana yang favoritmu? Apa menurutmu ada judul lain yang pantas masuk sini? Sebutkan di kolom komentar!