5 Alasan untuk Nonton Split, Film Thriller Masterpiece M. Night Shyamalan!
Tak diragukan lagi, Split adalah film thriller masterpiece M. Night Shyamalan. Inilah alasan kamu wajib menyaksikannya setelah film ini rilis nanti!
Tak diragukan lagi, Split adalah film thriller masterpiece M. Night Shyamalan. Inilah alasan kamu wajib menyaksikannya setelah film ini rilis nanti!
[page_break no="1" title="Premis Sederhana tapi Menarik"]
[read_more id="293694"]
Premis film Split sebenarnya tergolong sederhana. Ada tiga gadis yang diculik oleh seorang pria misterius. Pria ini ternyata adalah penderita kepribadian ganda. Bahkan sebenarnya bukan hanya "ganda," dia memiliki sampai 23 kepribadian.
Mayoritas kepribadian pria ini, Kevin Crumb, sebenarnya cenderung baik dan tidak berbahaya. Masalahnya yang mengendalikan tubuhnya kini adalah para kepribadian minoritas yang kejam dan memiliki rencana tersendiri. Mereka ingin membangkitkan kepribadian ke-24, "The Beast," yang diceritakan sebagai monster super kuat yang melampaui nalar manusia.
Mampukah Casey Cooke, salah satu gadis yang ia culik, menyelamatkan dirinya sendiri dan kedua temannya? Apakah "The Beast" nyata? Jika iya, apakah makhluk seperti itu bisa dihadapi oleh manusia biasa?
Ya, premisnya sendiri keseluruhan tidak unik maupun baru. Orang sinting menculik tiga orang tak bersalah sudah menjadi latar cerita lain. Tapi cerita ini disajikan dengan menarik dan menegangkan. Kalau kamu penggemar film thriller, perkembangan ceritanya akan memukaumu dari awal hingga akhir.
[page_break no="2" title="Penampilan James McAvoy"]
[duniaku_adsense]
Akting James McAvoy selalu terasa kuat, tak peduli ia sedang main di film drama maupun film aksi. Lihat saja aksi dia di X-Men: Apocalypse. Kamu mungkin tidak menyukai filmnya, namun penampilan McAvoy sebagai Professor X terasa sangat oke.
Di Split, James McAvoy mendapat kesempatan untuk pamer kemampuan aktingnya ke level yang lebih tinggi.
Seperti sudah disebutkan di atas, yang membuat premis film ini beda dari kisah sejenis adalah pelakunya memiliki 23 kepribadian. Tidak semua kepribadian itu ditampilkan di film tentu saja. Penulis menghitung ada delapan kepribadian saja yang dimunculkan secara signifikan di film ini, tapi tetap saja menampilkan mereka seharusnya luar biasa sulit.
Di antara kepribadian itu ada Dennis yang obsesif dengan kebersihan dan keteraturan, Patricia yang feminin, Hedwig yang kekanakan, dan Barry yang memiliki jiwa artistik dan flamboyan. McAvoy menyajikan semuanya dengan sempurna dan meyakinkan. Rasanya seperti melihat aktor yang memainkan hingga delapan peran sekaligus di satu film yang sama.
Kalau di Oscar tahun depan McAvoy tidak mendapat nominasi karena penampilannya di sini, maka Academy Awards harus mendapat kritik serius. Ini memang bukan film drama, seperti yang disukai oleh Academy Awards, namun level akting McAvoy di sini terlalu tinggi untuk diabaikan.
[page_break no="3" title="Kebangkitan Kembali M. Night Shyamalan"]
Sutradara M. Night Shyamalan pernah menjadi superstar Hollywood. Di tahun 1999, dia merilis film Sixth Sense yang kengeriannya, twist-nya, dan juga kekuatan akting Haley Joel Osment membuat film horor itu menjadi hits. Lalu dia meluncurkan Unbreakable di tahun 2000, yang masih dianggap baik oleh kritikus dan penonton. Bahkan masih ada yang menantikan sekuel film yang satu itu.
Kemudian twist alien takut air di Signs mulai melemahkan posisi Shyamalan sebagai sutradara bintang. Kombinasi Lady in the Water, The Happening, dan adaptasi hancur The Last Airbender lalu menjatuhkan reputasi sutradara kelahiran India ini. Dari sutradara yang dikenal berpotensi besar, ia menjadi lawakan.
Tahun 2015 kemarin, film The Visit dari Shyamalan cukup mencuri perhatian, menandakan kalau dia mulai kembali ke levelnya yang dulu. Sekarang, penulis berpendapat kalau Split adalah penanda resmi Shyamalan benar-benar telah kembali.
Shyamalan mampu menyajikan kisah sederhana ini dengan penyutradarana yang ahli. Tempo alur cerita terasa cepat. Visual yang disajikan tidak hambar dan membosankan. Bahkan twist ending yang dipersiapkan pun bisa menonjok penonton yang memahami maknanya.
[duniaku_baca_juga]
Kira-kira, tiga alasan di atas saja seharusnya sudah memberimu gambaran tentang Split. Film ini memiliki kisah sederhana yang disajikan dengan penyutradaraan berkualitas dan akting kaliber Oscar dari James McAvoy. Namun bukan itu saja alasan untuk menyaksikannya. Apa lagi? Cek saja halaman kedua!
[page_break no="4" title="Disukai oleh Fan dan Kritikus Luar Negeri"]
[read_more id="293623"]
Apakah kamu tipe yang memikirkan pendapat kritikus luar sebelum menyaksikan film? Kalau begitu kamu bisa tenang, Split juga sudah diakui sebagai film berkualitas oleh fan dan kritikus luar negeri.
Dari segi kritikus, film ini diakui bagus oleh 74% dari 185 review yang dikumpulkan Rotten Tomatoes. Dengan nilai segitu, kamu bisa yakin kalau minimal film ini akan terasa lumayan dan bahkan bagus, tergantung apa kamu menyukai thriller atau tidak. Dari segi fan? 82% dari 24,510 pengguna Rotten Tomatoes menganggap film ini bagus.
Hal ini juga terbukti dari prestasi Split di box office. M. Night Shyamalan "hanya" mengeluarkan sembilan juta dolar untuk menggarap film ini. Angka yang tergolong sangat sedikit untuk film Hollywood. Hingga sekarang, film ini sudah sukses mendulang 80 juta dolar dari Amerika saja. Film ini juga sukses berkuasa di puncak box office selama dua pekan, mengalahkan pesaing yang lebih mahal seperti xXx.
[page_break no="5" title="Bukan Sekedar Film Thriller"]
[duniaku_adsense]
Kalau kamu menyaksikan film Split, kamu akan dengan cepat menyadari judul yang satu ini bukan sekedar kisah thriller. Upaya kepribadian-kepribadian jahat Kevin Crumb untuk membangkitkan "The Beast" dapat terasa sebagai kisah asal usul seorang penjahat super.
Ada berapa banyak film yang menyorot asal muasal seorang pahlawan super? Tentunya banyak sekali. Yang paling baru adalah Doctor Strange, rilis tahun 2016 kemarin.
Sebaliknya, ada berapa banyak film yang menyorot asal muasal seorang penjahat super? Tidak banyak. Kalaupun ada biasanya studio akan menyorot kisah si penjahat sebagai seorang pahlawan yang salah dimengerti. Hal ini terjadi di Scorpion King, yang membuat karakter The Rock ternyata adalah raja pahlawan. Hal ini juga terjadi di Maleficent, yang mengungkap Maleficent ternyata adalah penyihir baik dengan dendam masuk akal.
Dengan Split, dan upaya Kevin Crumb untuk membangkitkan "The Beast" yang dikatakan super kuat, studio Hollywood lain sekarang memiliki cetak biru untuk menyajikan kisah awal mula seorang penjahat super. Jangan sajikan filmnya dari sudut pandang si penjahat. Tampilkan dari sudut pandang orang lain, entah korban atau polisi. Jadikan filmnya dengan kemasan thriller atau horor sekalian.
Pada akhirnya, tak masalah apakah si karakter jahat sukses atau tidak dalam memulai kisah awal mulanya. Mereka bisa mati, mereka bisa hidup, rencana mereka bisa gagal atau berhasil. Namun dengan cara Split, penonton bisa memahami karakter seorang penjahat, mungkin merasa bersimpati, tanpa perlu membuat si penjahat menjadi pahlawan salah dimengerti.
Jadi, ya, secara keseluruhan Split adalah film luar biasa. Bukan tanpa cela tentu. Fokus cerita yang terbagi antara Kevin Crumb dan kepribadiannya yang banyak, korban-korbannya, hingga Dokter Fletcher yang merawat Kevin, bisa membuat ceritanya berakhir kurang dalam. Setiap muatan kurang dieksplorasi lebih jauh.
Namun kekuatan film ini juga begitu banyak dan tak bisa diabaikan hingga kamu tidak akan rugi menyaksikannya di bioskop, meski filmnya sendiri tak mengobral darah dan efek visual.
Kamu membaca artikel ini dan sekarang tidak sabar untuk menonton Split? Sabar dulu. Split baru akan beredar luas di Indonesia tanggal 15 Februari ini.