Inilah 4 Sifat Positif Saitama yang Patut Diteladani
Saitama tidak hanya sekedar super kuat saja. Sifat-sifat positif Saitama ini patut diteladani oleh para penonton One Punch Man!
Saitama tidak hanya sekedar super kuat saja. Sifat-sifat positif Saitama ini patut diteladani oleh para penonton One Punch Man!
[duniaku_baca_juga]
Bagi kebanyakan orang, hal yang paling menarik dari Saitama adalah kekuatannya. Dia ini makhluk terkuat di Bumi, bahkan mungkin multisemesta. Tapi selain itu sifatnya cenderung sederhana dan penampilannya pun biasa saja, sehingga ia sering diabaikan saat beraksi.
Namun sifat-sifat positif Saitama, yang sepertinya ia sendiri tak sadari, menunjukkan kalau Saitama bukan sekedar makhluk super kuat yang bosan karena tidak ada tantangan. Bahkan beberapa sifatnya patut diteladani oleh penontonnya. Inilah contohnya.
[page_break no="1" title="Disiplin"]
[duniaku_adsense]
Penggemar One Punch Man pasti ingat latihan yang membuat Saitama begitu perkasa: 100 push-up, 100 sit-up, 100 squat, dan lari 10 kilometer setiap hari.
Saitama tampaknya benar-benar tidak pernah melewatkan satu hari pun dari sesi latihan ini. Latihannya sendiri masih dalam batasan yang bisa dilakukan oleh manusia biasa, meski manusia biasa juga tak akan sekuat Saitama. Namun bisa terus-terusan melakukan ini hingga kepalanya botak dan kekuatannya menjadi level dewa adalah bukti kedisiplinan Saitama.
Pembaca mungkin tahu betapa sulitnya rutin berolahraga. Sekali kamu miss, entah karena sibuk, harus belajar, cuaca buruk, atau sakit, maka dorongan untuk bersantai bisa mulai menguasaimu. Akhirnya jadwal latihanmu pun mulai bolong-bolong atau bahkan terhenti sama sekali.
Saitama bisa terus konsisten menjalankan program latihannya adalah sifat positif yang wajib ditiru. Terutama oleh kamu-kamu yang mengimpikan perut six-pack.
Setelah ia menjadi super kuat, Saitama mungkin sudah tidak pernah latihan lagi. Namun sifat disiplinnya masih terlihat. Di One Punch Man bab 80 versi Yusuke Murata, misalnya, ia tidak mau kelewatan waktu buang sampah.
[page_break no="2" title="Hidup Sederhana"]
Di awal cerita, aksi heroik Saitama tak diketahui oleh siapa pun. Ia juga hanya bekerja serabutan, sehingga pendapatannya minim. Karenanya dia hanya hidup di apartemen sederhana, serta mengandalkan jam diskon dan sayuran pemberian orang untuk bertahan.
Kondisi finansialnya membaik setelah dia akhirnya resmi bergabung dengan Asosiasi Pahlawan. Asosiasi memberikan gaji bulanan untuk anggotanya. Gaji yang ia terima seharusnya sudah bertambah juga, mengingat dia naik dari kelas C ke B.
Beban finansial Saitama juga sudah berkurang karena Genos. Pasalnya, Genos sudah membayarkan uang untuk apartemen Saitama per bulannya.
Apakah dengan begitu Saitama mulai hidup mewah? Mungkin pindah ke apartemen yang lebih besar? Ternyata tidak. Saitama tetap saja hidup seperti saat ia belum menjadi anggota Asosiasi Pahlawan dulu.
Di dunia nyata, pengeluaran seseorang biasanya otomatis menyesuaikan dengan pendapatan yang ia peroleh. Orang yang tadinya biasa hidup dengan makanan di warteg saat masih menganggur tiba-tiba rutin makan di restoran fast food saat ia akhirnya mendapat pemasukan, misalnya. Atau yang tadinya sudah cukup puas membeli barang-barang murah saat menganggur mulai mengincar barang bermerek yang lebih mahal.
Dengan senantiasa hidup sederhana, Saitama menunjukkan kalau ia sebenarnya juga telah menyisihkan hasrat duniawinya, hingga tak mengincar hal-hal tidak perlu. Ini aalah sifat positif Saitama yang rasanya patut direnungkan oleh pembaca.
Tragisnya, hal yang Saitama paling inginkan (pertarungan seru melawan seseorang yang mampu mengimbangi kekuatannya) justru sebenarnya tidak memerlukan uang. Namun ia rasanya tidak akan memperolehnya.
Itu baru dua contoh sifat positif Saitama yang patut ditiru. Baca lanjutannya di halaman kedua!
[page_break no="3" title="Egonya Sangat Terkendali"]
[duniaku_baca_juga]
Saitama adalah makhluk terkuat di semesta. Ia sendiri pastinya menyadari itu, terutama karena ia mampu membereskan musuh seperti Boros tanpa masalah. Tapi dunia seperti tidak mau menaruh respek kepada dirinya.
Sejumlah pencapaiannya dianggap merupakan hasil dari kekuatan King, hanya karena King kebetulan selalu berada di lokasi pertempuran Saitama. Sementara masih berada di kelas B, Genos -yang jauh lebih lemah dibanding dirinya- meroket duluan ke kelas S.
Sudah begitu, Saitama kadang dituduh sebagai penipu. Dia juga pernah menerima kiriman surat penuh kebencian dari haters.
Bila Saitama mau, dia bisa membalas penghinaan-penghinaan itu dengan menghancurkan semua yang meremehkannya. Tapi apa yang ia lakukan?
[duniaku_adsense]
Saitama yang bersahabat dengan King tak keberatan King menerima pujian dan popularitas atas aksi-aksi yang sebenarnya dilakukan Saitama. Ia bisa membocorkan kebenaran soal King kapan saja, namun ia tak pernah melakukannya.
Dalam menerima surat dari haters, Saitama terlihat tidak terlalu peduli. Bahkan emosi Genos lebih terpancing daripada Saitama. Ada juga situasi di mana Saitama membiarkan saja dirinya dituduh sebagai penipu, agar para pahlawan yang sudah banting tulang menangani monster bisa memperoleh respek dan pujian.
Ini adalah bukti-bukti kalau Saitama berhasil mengalahkan musuh terbesar seorang manusia: egonya sendiri. Seberapa sering kamu melihat di dunia nyata ada seseorang yang berlaku angkuh dan minta dihormati? Bahkan di dunia One Punch Man saja tokoh seperti it ada. Namun Saitama mampu mengabaikannya.
[page_break no="4" title="Pada Dasarnya Bersifat Heroik"]
Saitama sepertinya memiliki motivasi yang sama dengan sejumlah protagonis anime shonen: menjadi kuat agar bisa bertarung seru dengan musuh yang kuat. Masalahnya, latihannya membuat dia melewati semua tahapan kekuatan seorang protagonis anime shonen. Dia loncat dari orang biasa menjadi pemilik kekuatan level dewa, yang bahkan tak sanggup dihadapi Boros.
Di masa sekarang, Saitama sejauh ini tak kunjung memperoleh pertarungan seru yang ia inginkan. Ini membuat dia lebih sering terlihat bosan dalam beraksi. Bahkan dalam beberapa situasi ia menghancurkan monster bukan karena ia sedang beraksi sebagai hero, tapi karena mereka menyerangnya duluan saat ia ingin belanja atau membuang sampah.
Namun, meski ia sendiri mungkin akan membantah, Saitama sebetulnya benar-benar memiliki sifat heroik.
Seperti sudah dibahas di atas, Saitama jarang memperoleh respek atas usahanya. Di versi Yusuke Murata dia masih tersangkut di kelas B, sebagian besar pencapaiannya dianggap oleh publik dan Asosiasi Pahlawan merupakan ulah King (yang bahkan tidak memiliki kekuatan sama sekali), dan ia kadang justru memperoleh hate mail atau hujatan dari publik.
Saitama bisa kapan saja mengamuk dan menghancurkan Bumi, seperti yang dilakukan oleh Plutonian di komik Irreedeemable. Dia bisa ngambek dan membiarkan saja para pahlawan lain menangani krisis, karena ia toh tak akan dihormati. Ia bahkan bisa berganti hobi, seperti yang pernah diusulkan oleh King.
Tapi saat terjadi krisis besar, apa yang Saitama lakukan? Dia akan tetap melawan ancaman para monster dan menghancurkan mereka dalam satu pukulan.
Saat ia datang menolong, Saitama tidak memikirkan reputasi. Ia kemungkinan sudah tahu kalau musuhnya tidak akan memberinya pertarungan seru. Ia tidak memikirkan imbalan. Ia bertarung hanya karena ia bisa, atau karena seseorang memerlukan bantuannya. (Contoh terbaru adalah Suiryu).
Dengan beraksi tanpa memikirkan pamrih, Saitama justru lebih heroik dibanding sejumlah superhero lain, baik yang berada di semesta One Punch Man maupun yang berada di semesta Marvel dan DC. Karenanya ini termasuk ke dalam salah satu sifat positif Saitama yang patut diteladani.
Itulah empat contoh sifat Saitama yang patut diteladani. Bagaimana, apakah ada sifatnya yang ingin kamu coba tiru? Sampaikan saja di kolom komentar!