Memupuk Persaudaraan Sesama Praktisi Wing Chun di Indonesia
Suka dengan Ip Man? Ternyata ada komunitas praktisi Wing Chun di Indonesia!
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Traditional Ip Man Wing Chun (TIMWC) Indonesia yang sebelumnya dikenal dengan nama Brotherhood of Wing Chun (BoWC) Indonesia, didirikan pada awal Januari 2010 oleh 4 orang praktisi beladiri Martin Kusuma, Arifin, Abraham Nugroho dan Dino Limawan. Berawal dari ketertarikan beladiri Wing Chun melalui film yang dipopulerkan oleh Donnie Yen berjudul Ip Man yang merupakan kisah nyata dari perkembangan Wing Chun di daratan Tiongkok.
Kemudian pada tanggal 6 November 2011, Martin Kusuma ditunjuk menjadi murid dari Grand Master Samuel Kwok di perguruan Samuel Kwok Ip Man Traditional Wing Chun Kungfu Indonesia yang diadakan oleh Wing Chun Kungfu Academy Medan. Sejak saat itu, BoWC Indonesia secara resmi mengangkat Martin Kusuma sebagai Instruktur Utama (Si Fu)
Untuk kedua kalinya Jogja menjadi tuan rumah acara National Training Camp yang berlangsung selama dua hari, 29-30 November 2014 di Kaliurang. Pelatihan yang dihadiri anggota dan afiliasi TIMWC di seluruh tanah air, tergolong sukses walau curah hujan cukup tinggi di akhir tahun ini. Dua ratus peserta dari Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Jember, Ambon dan Bali berkumpul bersama dalam pelatihan singkat oleh Si Fu Martin, dengan tema “We are Family”. Kekeluargaan lah yang ditanamkan oleh Si Fu Martin agar seluruh praktisi Wing Chun di tanah air dapat saling mengenal dan bertukar ilmu. Karena Si Fu Martin mengharapkan agar seluruh anggota TIMWC dapat berkembang, tidak hanya di tempat biasa berlatih namun juga dapat mengukur kemampuan dengan peserta dari kota lain.
Si Fu Martin yang hadir didampingi beberapa asistennya dari Jakarta dan Jogja, juga berharap agar pemahaman tentang Wing Chun itu sendiri harus benar supaya setiap praktisi tidak akan merasa jenuh dalam proses pembelajaran menuju tingkatan yang lebih tinggi. “Memang akan lebih banyak repetisi atau pengulangan, khususnya dalam belajar Kung Fu” tutur pendiri BoWC ini.
Tak lupa Si Fu Martin juga member beberapa tips penting bagi seluruh praktisi. Salah satunya: “Bertarung tidak lepas dari logika” artinya setiap praktisi harus tepat dalam mengaplikasikan kemampuan, menyesuaikan besar kecil lawan yang dihadapi.
Dua materi penting yang dibagikan oleh Si Fu Martin pada National Training Camp ini adalah:
1. Dasar-dasar Chi Sao. Chi Sao atau kontak tangan merupakan salah satu teknik dalam wing chun untuk melatih sensitivitas kulit dalam merespons semua gerakan selembut dan sekecil apa pun, yang akhirnya membentuk gerakan refleks. Refleks sendiri sangat penting dalam beladiri, karena dengan gerakan ini kita bisa memprediksi gerakan yang akan dilakukan lawan.
2. Siu Lim Tao adalah rangkaian jurus pertama, yang diajarkan untuk orang yang baru pertama kali belajar (level 1). Jurus ini berisi rangkaian gerakan-gerakan dasar pukulan dan tangkisan.
Pada kesempatan ini juga ditampilkan peragaan Siu Lim Tao oleh salah satu member TIWC Jogja Ika Si'rana yang merupakan Juara Pertama cabang peragaan jurus di turnamen Wing Chun dunia VTAA tahun 2014 di Hong Kong.
TIMWC Indonesia berharap dapat menjadi kebanggaan bagi tanah air di mata dunia dengan membina hubungan dengan praktisi Wing Chun di luar negeri melalui seminar-seminar dan kunjungan-kunjungan serta juga mewakili Indonesia di kejuaraan Internasional. Sebagai tambahan, TIMWC Indonesia bangga telah berhasil meraih juara kedua di kategori laki-laki dan juara pertama di kategori perempuan Ving Tsun Tournament yang diadakan oleh Ving Tsun Athletic Association (VTAA) di Hong Kong pada tanggal 12 April 2014.
Dengan pencapaian ini, tidak membuat TIMWC Indonesia merasa cukup, bahkan TIMWC Indonesia berharap lebih untuk belajar dan berbagi ilmu tradisional Ip Man Wing Chun kepada siapa saja dan dimana pun berada.
Info selengkapnya bisa kamu simak di halaman resminya yang ada di sini dan di sini.