Bukan Sekadar di Film Saja, War Machine Naik Motor Muncul di Jakarta!
Ternyata benar, enggak cuma di komik da film, superhero Barat bisa kamu temukan di jalanan Jakarta, dan dia menangis... Superhero kok nangis? Ya, superhero juga manusia, ini dia cerita haru yang sebenarnya!
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
War Machine naik motor di Indonesia? Kalian pasti gak percaya sebelum melihatnya sendiri bukan!?
Beberapa waktu lalu kami pernah membuat artikel mengenai superhero barat yang pernah datang ke Indonesia. Tentu saja hal itu hanya ada di komik asli mereka, tidak dalma kenyataan. Namun apa yang terjadi beberapa waktu belakangan ini benar-benar eksis di dunia nyata, di Jakarta, di Indonesia. Seorang superhero yang dikenal sebagai War Machine dari cerita komik dan film Iron man, muncul mengendarai motor di jalanan Jakarta.
[read_more id="250293"]
Buang jauh-jauh pikirian kalau superhero hanya ada di dalam film, karena baru-baru ini seorang superhero sibuk hilir mudik di kemacetan jalanan Jakarta. Aksi pengendara motor bernama Yudi sontak menjadi viral di dunia maya. Di tengah kemacetan Jakarta, ia menggunakan kostum War Machine naik motor. War Machine sendiri merupakan tokoh yang muncul petama kali dalam komik Iron Man Vol 118 yang diterbitkan pada Januari 1979. Superhero mengendarai motor ini tentu saja langsung menjadi pusat perhatian orang-orang.
Dengan menggunakan motor matic-nya, Yudi biasa mengelingi jalanan Jakarta setiap hari Sabtu atau Minggu. Aksi Yudi ini bukanlah ajang pamer atau sedang melakukan kegiatan cosplay, melainkan ini adalah sarana promosi kostum superhero yang ia pakai untuk dijual kepada orang-orang yang berminat.
Pekerjaan pembuat kostum superhero ini dia lakukan untuk menyambung hidupnya. Sebab sejak 2014 lalu ia harus rela kehilangan pekerjaan sebagai penata dekorasi di salah satu stasiun televisi Swasta. Berbekal keahliannya sebagai dekorator, ia sedikit demi sedikit belajar cara membuat kostum superhero dari bahan daur ulang. Kostum tersebut terbuat dari eva foam, bahan yang biasa dipakai sebagai lapisan sendal atau karpet. Hasilnya pun tidak main-main karena ia telah berhasil membuat beberapa kostum superhero yang cukup detail seperti War Machine, Predator dan lain-lain. Kostum tersebut kemudian ia jual dengan harga Rp 1 juta atau disewakan Rp 200 ribu per hari. Dengan cara superhero mengendarai motor, Yudi berhapa banyak orang yang tertarik dan berminat untuk membeli kostumnya.
Tentunya banyak hambatan yang dialami Yudi ketika menjajakan kostum superhero-nya. Bahkan suatu ketika ia pernah menangis dibalik topengnya tersebut saat orang-orang berteriak robot-robot. "Pernah nangis di balik topeng saat orang-orang berteriak robot-robot,” Ujar Yudi.
"Orang-orang tidak tahu, saya melakukan ini untuk mencari duit," lanjut Yudi kepada wartawan BBC.
Apa yang dilakukan Yudi sebagai War Machine naik motor tersebut mendapat banyak simpati dari netizen. Seperti terlihat dalam sejumlah komentar yang masuk melalui Facebook BBC Indonesia
Nurmakyanti Muhammad menulis “Salut gue. Itu berarti Indonesia juga punya orang kreatif kyk dia yg mendaur ulang barang bekas menjadi sesuatu yg awesome. Tinggal motornya aja yg belum di modif mas.”
”Wowwww salut like ayo kreatifin gatot kaca yg pakai baju super. Mending itu yg difilmkan dan kita tonton baik kartun sinetron bahkan layar lebar hehehehehehe awaku salut pokoknya utk mas Yudi,” tulis Enrich Pe Sebe
Lain lagi dengan apa yang ditulis oleh Sonny Perneley, “Promosi nya jangan dipakai pada saat berkendara. Bisa dengan cara lain seperti berjalan di taman kota dan fasilitas publik lainya untuk memperkenalkan serta menarik minat calon konsumen. Kreatif itu harus dihargai bukan dicaci maki.”
Selain Yudi, masih banyak orang-orang yang bergelut dalam bidang pembuatan kostum superhero ini. Seperti Cosplay Center di Malang atau Genzo di Jakarta. Tentu pemerintah juga harus mendukung orang-orang seperti Yudi yang bergelut di Industri kreatif ini. Bukan tak mungkin, pembuatan kostum superhero berpotensi membuka banyak lahan pekerjaan baru di Indonesia.