Mengenal Sudono Salim, Pencipta dari Kenikmatan Micin Indomie
Penggemar micin pastinya pernah makan Indomie dong. Tapi apa kamu tahu siapa orang yang berjasa dari nikmatnya micin Indomie?
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hayo, kalau kamu pencinta dari kelezatan micin Indomie, harus banyak berterima kasih kepada Sudono Salim. Tapi sebenarnya siapa sih dia? Yuk mengenal lebih jauh pendiri dari merek dagang Indomie ini.
Tanpa kehadiran sosok pebisnis Sudono Salim, mungkin kamu takkan merasakan nikamatnya semangkuk Indomie dengan rasa micin yang luar biasa. Meski namanya mie instan, namun produk Indomie tak serta muncul secara instan di pasaran.
[duniaku_baca_juga]
Merek Indomie punya sejarah panjang dalam menguasai pasar mie instan di Indonesia dan menjadi merek dagang terkenal.
Liem Sioe Liong atau Sudono Salim adalah pria kelahiran Distrik Fuqing, Provinsi Fujian, Tiongkok, tahun 1916, yang mengungsi ke Indonesia karena konflik yang terjadi di Cina. Bersama sang kakak, Sudono Salim mendarat di Surabaya dan menetap di kota Kudus.
Di sana, Liem bekerja di sebuah pabrik tahu dan kerupuk. Tidak seperti pekerja pabrik lainnya yang hanya rutin seperti biasa, sejak muda otak bisnis Liem sudah jalan ketika memperhatikan bahwa di Kota Kudus terdapat banyak industri rokok kretek, namun kekurangan pemasuk bahan baku seperti tembakau dan cengkeh.
Dari situ, Liem pun mulai mengembangkan bisnisnya di bidang distribusi cengkeh. Pada usia 25 tahun, Liem sudah memiliki koneksi sampai ke luar Jawa dan menjadi salah satu bandar besar di Kudus.
[read_more id="344209"]
Sayang, kejayaannya tersebut hanya berlangsung singkat lantaran pada tahun 1942, Jepang mendarat di Indonesia dan menghentikan hampir seluruh kegiatan ekonomi masyarakat.
Setelah Indonesia merdeka, Liem pindah ke Jakarta dan memulai bisnis baru yang lebih besar. Melihat banyaknya masyarakat yang kesulitan ekonomi, akhirnya Liem bersama pegawai kepercayaannya, Mochtar Riady, mendirikan Central Bank Asia, yang di tahun 1960 berubah nama menjadi Bank Central Asia.
Tak berhenti di situ, Liem juga melihat jika orang Indonesia sangat tergantung kepada nasi sebagai makanan pokok. Padahal makanan pokok manusia bukan cuma nasi. Atas dasar itu, Liem kemudian mendirikan perusahaan perdagangan tepung terigu, PT Bogasari, pada tahun 1968.
Sukses dengan Bogasari, Liem pun akhirnya membentuk turunan produk dari terigu yakni mie instan dengan merek Indomie. Di bawah naungan Indofood, merek Indomie inilah yang kelak menyelamatkan Liem alias Sudono Salim dari krisis moneter tahun 1998.
Ketika pertama kali hadir di pasaran tahun 1972, Indomie hanya memiliki rasa sari ayam dan sari udang. Tapi lihat sekarang, Indomie memiliki banyak varian rasa dan tentu dengan kenikmatan rasa micinnya yang luar biasa.
Setelah 20 tahun lebih berlalu saat PT Indofood Sukses Makmur Tbk memperkenalkan Indomie, merek Indomie tak hanya berjaya di dalam negeri. Bahkan Indomie masuk masuk dalam jajaran 10 merek yang paling banyak dibeli di seluruh dunia tahun 2016 bersama Coca Cola, Pepsi dan Lifebuoy.
Meski Sudono Salim telah pergi selama-lamanya pada tahun 2012 lalu, tapi produk Indomie akan terus melekat dan melegenda di hati masyarakat Indonesia. Termasuk dengan rasa micinnya yang khas.
[read_more id="343342"]
Apa kamu juga pencinta micin Indomie?