Kamis Mistis: Misteri Sosok si Manis Jembatan Ancol, Hantu Cantik dari Pantai Batavia
Cantik sih, tapi bikin merinding guys!
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bagi generari 90-an, siapa yang tak kenal dengan serial Si Manis Jembatan Ancol. Film yang pertama kali tayang tahun 1993 tersebut berhasil menjadi salah satu film horor komedi favorit. Tapi tahukah Kamu jika serial tersebut ternyata diadapatasi dari sebuah kisah masa lalu yang sangat tragis?
Asal Usul si Manis Jembatan Ancol
Adaptasi filmnya memang menyuguhkan komedi horor yang membuat penonton tertawa. Tapi andai Kamu mengetahui asal-usul tentang salah satu cerita legenda masyarakat Betawi ini, dijamin Kamu bakal merinding ketakutan.
Terdapat dua versi seputar cerita si manis yang jadi penghuni jembatan ancol. Cerita pertama, mengisahkan tentang sosok wanita bernama Maryam (Siti Ariah) yang diperkosa secara bergilir oleh beberapa pria hingga tewas
Karena menyadari Maryam sudah tak bernyawa, mereka pun membuang jasad wanita malang tersebut di wilayah Jembatan Ancol. Sejak kejadian tersebut, konon arwah Maryam yang mati secara tragis sering muncul dan menganggu orang sekitar.
Versi kedua, berlatar pada abad ke-19 ketika Belanda masih menududuki wilayah Jakarta, atau dulu dikenal dengan sebuatan Batavia. Saat itu, ada seorang gadis muda yang sangat cantik tinggal di sebuah paviliun milik orang kaya bersama ibu dan kakaknya. Nama gadis tersebut adalah Maryam.
Karena kecantikannya itu, banyak pria yang tergila-gila kepada Maryam, tak terkecuali dengan pemilik Paviliun tempat Maryam tinggal. Namun Maryam dengan tegas menolak ajakan nikah dari orang tersebut karena tahu ia hanya akan dijadikan selir.
Dengan keadaan terjepit, akhirnya Maryam memilih kabur dari kejaran juragan kaya pemilik Paviliun. Pelarian Maryam menuntunnya ke kawasan Ancol. Di sana ia bertemu dengan Oey Tambahsia, seorang yang populer dan pemilik villa di kawasan Bintang Mas Ancol.
Oey yang tertarik akan kecantikan Maryam, lalu memerintahkan centeng-centengnya menangkap Maryam untuk dijadikan wanita simpanan.
Ketika akan ditangkap oleh para centeng, Maryam memberikan perlawanan sengit. Sampai akhirnya, di Bendungan Dempet dekat Danau Sunter yang saat itu populer, menjadi saksi kematian Maryam di tangan dua centeng Oey Tambahasia.
Mayat Maryam lalu dibuang di persawahan, sekitar 400 meter dari Jembatan Ancol.
Sosok Maryam yang dijuluki sebagai si Manis ini kemudian melegenda dan banyak cerita horor seputar kemunculan wanita cantik tersebut.
Di halaman kedua, terdapat beberapa kesaksian atau cerita orang-orang tentang Si Manis Jembatan Ancol yang bikin bulu kuduk merinding.
Penampakan si Manis Jembatan Ancol
Banyak kesaksian seputar penampakan sosok Maryam alias si Manis. Salah satu yang cukup terkenal datang dari seorang pelukis di daerah Ancol bernama Mbah Broto. Pada tahun 1985, suatu malam di tengah hujan rintik-rintik, Mbah Broto didatangi oleh seorang wanita cantik di kios lukisnya. Wanita tersebut meminta Mbah Broto untuk melukis dirinya.
Ketika lukisan itu baru setengah jadi, Mbah Broto izin untuk pergi ke kamar mandi. Saat kembali, Mbah Broto kaget jika wanita yang sedang ia lukis menghilang. Ia pun bertanya kepada teman-temannya yang juga membuka kios di dekat kiosnya. Mereka menjawab jika wanita misterius tersebut pergi ke suatu arah.
Mbah Broto kemudian mengejar wanita tersebut hingga akhirnya bisa melihat punggungnya. Tapi alahngkah terkejutnya, jika wanita tersebut tiba-tiba berjalan melayang seperti hantu. Mbah Broto dan teman-temannya kemudian meyakini jika wanita tersebut adalah si Manis Jembatan Ancol.
Cerita tentang penampakan si Manis Jembatan Ancol lainnya terjadi pada tahun 1960 ketika daerah Jakarta masih didominasi oleh empang-empang, termasuk di kawasan Ancol. Saat itu malam sudah larut dan seorang pendayung perahu hendak pulang ke rumahnya.
Namun di tengah perjalanan, pria tersebut bertemu dengan sosok wanita misterius yang ingin diantarkan dengan perahu. Setelah berkeliling di seputar empang, wanita itu lalu turun dan membayar sejumlah uang kepada si pendayung.
Tapi betapa kagetnya, ketika si wanita itu pergi, si pendayung melihat uang yang baru saja ia terima berubah menjadi daun.