6 Film Live Action Terbaik yang Diadaptasi dari Anime dan Manga
Nah dari sekian banyak film live action yang diadaptasi dari anime dan manga, Duniaku.net telah memilih 6 live action terbaik yang sempat mencuri perhatian pecinta film.
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jika sebelumnya Duniaku.net sempat membahas deretan film live action terburuk yang diadaptasi dari anime atau manga, tentu tak adil rasanya jika tak menyertakan juga deretan film live action terbaik yang patut kamu tonton.
Nah dari sekian banyak film live action yang diadaptasi dari anime dan manga, Duniaku.net telah memilih 6 live action terbaik yang sempat mencuri perhatian pecinta film.
[page_break no="6" title="Death Note: The Last Name"]
Manga dan anime-nya mendapatkan kesuksesan luar biasa. Tak heran ketika Death Note diumumkan bakal diadaptasi menjadi sebuah film live action, banyak yang pesimis jika hasilnya tak sebaik cerita di manga. Terlebih cukup sulit mencari sosok yang tepat untuk memerankan karakter kharismatik seperti Light Yagami atau L.
Beruntung kekhawatiran fans tidak terjadi, malah Death Note: The Last Name bisa dikatakan sebagai film live action terbaik dengan cerita yang epik. Kelanjutan dari Death Note: The First Name ini menceritakan pertarungan antara dua orang genius Light Yagami yang memiliki Death Note dan L, seorang detektif hebat yang bisa memecahkan segala kasus misteri.
Namun pertarungan tak hanya dimainkan oleh dua orang itu saja. Pasalnya, muncul juga sosok wanita bernama misa yang ternyata memiliki buku Death Note. Bahkan Misa juga mempunya kemampuan mata Shinigami yang mampu melihat nama dan sisa umur seseorang. Keseruan pertarungan mereka ini menjadi sajian menarik dan salah satu alasan mengapa Death Note: The Last Name dinobatkan menjadi salah satu film live action terbaik.
[page_break no="5" title="Detroit Metal City"]
Disutradarai oleh Toshi Lee, Detroit Metal City merupakan salah satu live action terbaik yang diangkat dari manga genre musikal komedi. Dan tentu saja, dalam live action ini kamu bakal disajikan musik-musik dari genre pop sampai death metal yang ternyata cukup enak di dengar.
Detroit Metal City sendiri menceritakan kisah Negishi Soichi yang merantau ke kota demi berkuliah di salah satu Universitas terbaik di Tokyo. Ia memilih Tokyo sebagai tempat berkuliahnya dengan harapan meraih mimpinya sebagai pemusik beraliran pop trendy pasca lulus. Sayang, orang-orang menganggap lagu yang cipatkan oleh Soichi tidak enak didengar.
Setelah lulus kuliah, Soichi tetap mengejar mimpinya sebagai pemusik. Namun berbeda dari apa yang dicita-citakannya, Soichi justru terjerumus menjadi seorang vokalis band beraliran death metal yang bernama Detroit Metal City. Banyak kejadian kocak yang dialami oleh Soichi sebagai vokalis dari band beraliran death metal ini.
LANJUT KE HALAMAN DUA
[page_break no="4" title="Blood: The Last Vampire"]
Dirilis tahun 2009 lalu, Blood: The Last Vampire menjadi salah satu film live action terbaik selanjutnya yang harus kamu tonton. Menceritakan seorang gadis berusia 16 tahun bernama Saya. Meskipun terlihat seperti gadis pada umumnya, namun Saya menyimpan sebuah rahasia besar dalam hidupnya. Rahasia besar tersebut bahwa ia adalah vampire yang sudah berusia ratusan tahun.
Hal ini tak terlepas karena darah vampire yang diturunkan oleh kedua orang tuanya. Dimana ayahnya adalah manusia biasa dan ibunya adalah vampire. Awalnya Saya hidup bahagia bersama orang tuanya, sampai suatu ketika Saya melihat kedua orang tuanya meregang nyawa di depan matanya sendiri.
Mereka dibunuh oleh kalangan vampire lain yang tak setuju akan adanya pernikahan antara vampire dan manusia. Sejak saat itu juga Saya yang merupakan campuran vampire dan manusia ini bertekad balas dendam dan membasmi seluruh vampire di dunia.
[page_break no="3" title="Parasyte"]
Diadaptasi dari manga berjudul sama karya Hitoshi Iwaaki, live action Parasyte memiki dua bagian yang dimana kedua-duanya boleh dikatakan sebagai live action terbaik. Parasyte menceritakan invasi sekelompok makhluk asing berukuran kecil ke bumi. Banyak manusia yang akhirnya terinfeksi oleh makhluk parasit ini akan berubah bentuk menjadi makhluk mengerikan pemakan manusia.
Salah satu makhluk asing itu datang ke rumah Shinizi Izumi, seorang anak SMA biasa. Karena tengah mengenakan earphone, makhluk ini pun tidak bisa masuk langsung ke otak Shinichi, namun ia masuk melalui hidung. Sang parasit itu akhirnya hanya bisa menguasai lengan kanan Sinichi.
Shinichi yang telah diserang parasit bernama Migi itu pun diharuskan menyelamatkan bumi dari serangan parasit lainnya dan organisasi rahasia yang bertujuan menguasai bumi.
LANJUT KE HALAMAN TIGA
[page_break no="2" title="Crows Zero"]
Mungkin tak akan ada yang menyangkal jika Crows Zero merupakan salah satu live action terbaik yang diangkat dari manga. Pemilihan casting yang pas, alur cerita yang mantap dan pengambilan gambar yang oke punya, menjadi bukti sahih mengapa Crows Zero pantas dikatakan film live action terbaik hingga saat ini.
Mengisahkan Genji Takiya, putra Yakuza yang ingin menguasai Suzuran. Crows Zero mengambil latar sebelum Crows.
Karena Genji sendiri adalah karakter baru, namanya tidak disebut-sebut di Crows – meski ia mampu memberi pertarungan seru menghadapi Rindaman. Tapi ada karakter yang muncul di Crows Zero setelah sebelumnya tampil di Crows, seperti misalnya Bando Hideto dan Rindaman. Pertarungan Genji lawan Rindaman sendiri akhirnya disebut-sebut di Worst, yang digarapnya setelah Crows Zero.
Crows Zero juga memiliki manga yang diterbitkan tahun 2008.
[page_break no="1" title="Rurouni Kenshin: Kyoto Inferno"]
Manga-nya luar biasa sukses. Anime-nya pun termasuk salah satu anime yang paling banyak ditonton di Jepang. Jadi melihat berbagai faktor tersebut, tak mengherankan pada akhirnya Rurouni Kenshin diangkat ke layar lebar dalam format live action. Hasilnya? terciptalah film trilogi Rurouni Kenshin yang super keren. Salah satunya adalah Rurouni Kenshin: Kyoto Inferno.
Melanjutkan cerita di film pertamanya, Kenshin Himura tinggal dengan tenang di kediaman keluarga Kamiya yang juga merupakan sebuah dojo. Namun keadaan berubah ketika Kenshin diminta bantuan oleh pemerintahan Jepang untuk melawan Shishio Makoto, seorang mantan pembunuh bayaran di zaman perang dahulu yang berambisi untuk menggulingkan pemerintahan Jepang.
Pertarungan antara dua samurai terbaik pada saat itu pun menjadi sajian menarik dari salah satu film live action terbaik ini.
[read_more id="285433"]
Apakah kamu punya pendapat lain mengenai film live action terbaik?
Diedit oleh Febrianto Nur Anwari