Ikuti Serunya Star Wars Day di Bandung!
Star Wars Day untuk pertama kalinya diadakan di Indonesia, tepatnya di kota Bandung. Bagaimana serunya acara ini? Dan apakah ada acara seperti ini lagi ke depannya?
Hari Minggu (24/6), saya berkesempatan untuk datang ke Star Wars Day Bandung yang digelar di Gedung Indonesia Menggugat. Sekadar informasi saja, dulunya gedung ini bernama Landsraad, gedung pengadilan di mana Soekarno muda beserta empat pengurus Partai Nasionalis Indonesia membacakan pledoi berjudul "Indonesia Menggugat" dengan kutipan yang tersohor hingga kini "Bahwasannya, matahari bukan terbit karena ayam berkokok, tetapi ayam berkokok karena matahari terbit."
Namun, kesan historis dari gedung Indonesia Menggugat (GIM) absen sejenak saat saya berkunjung di hari Minggu itu. Yang melintas di kepala hanya tulisan "Dahulu kala, di sebuah galaksi nun jauh di sana" kemudian orkestra film Star Wars terus berdengung di kepala. Betapa tidak, gedung itu menjadi tempat pertemuan bagi seluruh penggemar film yang diarahkan sutradara George Lucas. Inilah pesona dari Star Wars Day Bandung yang disingkat dengan SWDBDG.
Sewaktu siang hari, halaman gedung masih menjadi tempat pengunjung melepas lelah. Saat saya tiba tengah hari, saya hanya melintasinya saja untuk masuk ke dalam. Begitu melintas di depan pintu, langsung disambut dengan papan acara dan lightsaber mainan yang tergeletak di meja. Saya langsung sadar, inilah tempatnya!
Memasuki ruang utama GIM, malah makin seru. Ruangan memanjang itu dibelah oleh diorama adegan pembukaan film Star Wars V: The Empire Strikes Back di Planet Hoth. Lengkap pula robot-robot AT-AT Walker yang berjalan menuju markas tentara pemberontak. Sisi barat dan timur ruangan dipasang meja untuk memajang berbagai artefak (kalau boleh disebut barang koleksi yang sulit didapatkan) terkait Star Wars, mulai komik hingga action figure. Di bagian ini, kita hanya boleh melihat dan mengambil gambar. No touching!
Di ujung ruangan terdapat panggung besar dengan layar yang disorot proyektor yang menampilkan logo acara. Sementara itu pada bagian dinding tergantung pigura-pigura berisi karya seni dari 35 seniman visual yang berupaya menafsirkan Star Wars. Itulah judul dari "Star Wars ceuk aing" atau "Stars Wars menurut saya."
Salah satu panitia yang berhasil "diculik" untuk ditanya-tanyai, Aldo Khalid, menuturkan bahwa 35 karya seni ini dibuat bukan seluruhnya oleh penggemar Star Wars. Makanya ada yang membuat kaki di awan untuk menggambarkan Skywalker (penjejak udara), nama dari tokoh utama film ini. Ada pula menginterpretasikan storm troopers dengan pendekatan lebih humanis, bukan tentara pembunuh seperti digambarkan filmnya.
Di ujung ruang panjang ini, terdapat percabangan. Ruangan di sebelah barat dipergunakan untuk menampung sisa karya seni karena dindingnya tidak muat. Di baliknya, terdapat bioskop mini, atau boleh dibilang layar tancap. Aldo menuturkan bahwa bioskop itu memutar film Star Wars secara urut mulai episode I yang mengisahkan Anakin Skywalker hingga episode VI dengan anaknya sebagai tokoh protagonis.
Padahal, urutannya terbalik. Star Wars episode IV dirilis tahun 1977 mengisahkan Luke yang dimainkan oleh Mark Hamill sementara episode I dirilis tahun 1999 dengan Anakin kecil yang dimainkan Jake Lloyd.
Dengan bioskop mini ini, pengunjung bisa saja menghabiskan hidup mereka selama 12 jam menonton Star Wars tanpa henti. Masalahnya, ada banyak aktivitas lain yang sebetulnya bisa dilakukan.
Kembali lagi ke ruang utama, kali ini ke percabangan ruang di sebelah timur. Terdapat meja besar yang ada di tengah yang menjual berbagai pernak pernik mengenai Star Wars. Inilah kesempatan bagi penggemar Star Wars untuk menambah koleksi mereka. Saya kebetulan lupa bawa uang, jadi hanya bisa gigit jari saja hari itu.
Pada pukul 15.00, perhatian dipusatkan di panggung ruang utama karena tokoh Star Wars tiba-tiba melintas. Mereka adalah Anakin, Darth Vader, Darth Maul, serta tentara pemberontak dengan baju berwarna oranye itu diminta untuk bergaya di depan panggung. Setelah beraksi di dalam, para tokoh-tokoh ini berjalan ke luar gedung, menuju halaman depan.
Ternyata, di sana sudah menunggu karakter lain yakni robot C3PO serta dua anak kecil yang memakai kostum suku penghuni planet padang pasir Tatooine, Jawa. Berdiri di dalam pagar tali rafia, pengunjung langsung mengabadikan para karakter dan bergantian untuk berfoto bersama.
Pada pukul 18.00, acara selanjutnya dimulai yakni turnamen lightsaber. Senjata para Jedi yang digunakan dalam turnamen ini adalah mainan meski saat malam tiba cahaya yang ditimbulkan sangat keren.
Bagi yang belum terbiasa bermain lightsaber, ada komunitas Urban Jedi yang menawarkan keanggotaan untuk bergabung. Komunitas yang berdiri akhir tahun 2011 ini memang mengkhususkan diri berlatih cara memegang lightsaber, baik jurus, koreografi maupun duel. Setiap minggu, komunitas ini rutin berlatih di GOR Saparua Bandung.
Bagi sebagian besar, mungkin acara ini bisa memuaskan hasrat mereka akan segala yang berbau Star Wars. Namun, ada pula pengunjung yang kecewa. Dia mengatakan bahwa seharusnya lebih banyak lagi cosplay dalam acara ini, misalnya Leia yang mengenakan bikini seperti dalam episode ke enam, Return of the Jedi. Waduh!
Namun, sisa dari acara ini hanyalah komentar positif dari pengunjung. Setiap komentar selalu berakhir dengan pertanyaan "Kapan diadakan lagi?" Bagi saya itu sudah menjadi indikator bahwa acara ini sukses berat.