Baca artikel Duniaku lainnya di IDN App
For
You

Mengenal Seluk-beluk Balap Liar di Jepang Ala The Fast and the Furious

cuplikan dari film The Fast and the Furious: Tokyo Drift (2006) (dok. Universal Pictures)
cuplikan dari film The Fast and the Furious: Tokyo Drift (2006) (dok. Universal Pictures)
Intinya sih...
  • Balap liar di Jepang merupakan budaya urban yang terus berkembang sejak 1970-an.
  • Budaya balap liar di Jepang dipengaruhi oleh kultur modifikasi mobil JDM dan merek otomotif besar.
  • Ada beberapa kategori balapan liar di Jepang, seperti Cat & Mouse, Straight Up, Random Battle, dan Ghost Battle.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Balap liar di Jepang sudah menjadi sebuah budaya urban. Menjajal dunia kebut-kebutan ilegal ini akan membawamu serasa berada di dalam film The Fast and the Furious: Tokyo Drift.

Banyak orang yang beranggapan jika balap liar merupakan sesuatu yang berbahaya. Terlebih ini juga adalah tindakan ilegal yang melanggar hukum. Tapi bagi orang Jepang, balap liar adalah sebuah budaya urban yang terus dijaga hingga sekarang.

Sejarah Balapan Liar di Jepang

Mitsubishi Evo Lancer IX . (Dok. Universal Pictures/The Fast and Furious: Tokyo Drift)
Mitsubishi Evo Lancer IX . (Dok. Universal Pictures/The Fast and Furious: Tokyo Drift)

Fenomena balap liar di Jepang mulai berkembang sejak awal tahun 1970-an ketika para pemuda ingin menguji kemampuan mengemudi dan performa mobil mereka, namun tidak memiliki akses mudah ke sirkuit resmi yang biayanya mahal.

Kondisi tersebut mendorong mereka mencari alternatif, dan jalan raya yang sepi pada malam hari menjadi pilihan paling memungkinkan. Seiring waktu, terbentuklah komunitas street racer yang memanfaatkan berbagai lokasi seperti jalan tol panjang, area pelabuhan, dan jalur pegunungan yang berliku.

Jepang menyebut para pembalap jalanan dengan nama Hashiriya. Tokyo menjadi kota besar di Jepang yang menjadi favorit para Hashiriya menguji kemampuan mobil hasil modifikasi. Selain karena merupakan pusat hiburan di Jepang, Tokyo juga memiliki banyak jalanan yang cocok dijadikan balap liar.

Balap liar di Jepang juga sering ditemukan di kota Osaka. Bahkan di kota tersebut ada kelompok yang mengklaim turut bertanggung jawab atas berkembangnya gaya tuning yang dikenal sebagai JDM.

Mengapa Balap Liar Menjadi Budaya Urban di Jepang

Adegan balapan dalam tokyo drift
Adegan balapan dalam tokyo drift (dok. Universal Pictures/Fast and Furious: Tokyo Drift)

Balap liar di Jepang terus berkembang hingga akhirnya melekat sebagai bagian dari budaya urban, salah satunya karena dipengaruhi oleh kuatnya kultur modifikasi yang dikenal sebagai JDM atau Japan Domestic Market.

JDM bukan hanya sekedar gaya modifikasi mobil, melainkan sebuah ekosistem yang mencakup suku cadang performa tinggi, estetika khas Jepang, hingga komunitas pengguna yang sangat fanatik.

Ketika budaya JDM mendunia, identitas balap liar Jepang ikut terangkat, membuat semakin banyak anak muda yang melihat balap liar sebagai ekspresi gaya hidup, bukan sekedar adu kecepatan.

Selain itu, Jepang memiliki sejarah panjang dalam dunia otomotif, dengan merek besar seperti Nissan, Toyota, Honda, dan Mazda yang memproduksi mobil sport terjangkau tetapi bertenaga.

Kategori Balapan Liar di Jepang

Adegan balapan touge
Adegan balapan touge (dok. Universal Pictures/Fast and Furious: Tokyo Drift)

Balap liar di Jepang memiliki beberapa kategori balapan, antara lain ada Cat & Mouse/Sudden Death. Di sini, para pembalap akan kejar-kejaran di mana pemenangnya adalah yang mampu menambah jarak antara mobil. Jika sang pengejar mampu memperpendek jarak, maka dialah yang memenangkan pertarungan. Begitu pun sebaliknya.

Kedua adalah Straight Up. Dilakukan pada jalanan pegunungan yang cukup lebar, pembalap akan melakukan start dengan posisi yang sama. Jadi ini seperti balapan tradisional tapi dilakukan di jalanan berbukit yang tentu punya risiko lebih besar.

Ketiga adalah Random Battle. Di sini dua pembalap mencari sendiri tipe balapan apa yang cocok dengan cara berkendara bersama-sama sambil berkomunikasi menggunakan lampu hazard.

Keempat adalah Ghost Battle. Pembalap tidak akan beradu cepat dengan pembalap lain di atas trek, melainkan beradu siapa pemilik waktu tercepat dalam sebuah balapan. Jadi, hanya satu mobil yang dibiarkan melaju dan mencetak waktu paling cepat.

Adaptasi Balap Liar Jepang ke Bentuk Anime

cuplikan dari anime Initial D Legend 1 Awakening (2014) (dok. SANZIGEN, LIDENFILMS/Initial D Legend 1 Awakening)
cuplikan dari anime Initial D Legend 1 Awakening (2014) (dok. SANZIGEN, LIDENFILMS/Initial D Legend 1 Awakening)

Konsep balap liar touge tidak hanya hidup di jalanan pegunungan Jepang, tetapi juga berkembang menjadi bagian penting dari budaya populer melalui adaptasinya ke dunia anime. Salah satu karya yang paling berpengaruh adalah Initial D, manga dan anime ciptaan Shigeno Shuichi yang memperkenalkan teknik drifting, adu teknik di tikungan, dan atmosfer balap malam hari kepada penonton dunia.

Karakter utamanya, Takumi Fujiwara, digambarkan sebagai pembalap pegunungan alami yang pandai mengendalikan mobil di jalur sempit dan berliku. Tokoh ini disebut-sebut terinspirasi dari pembalap profesional Keiichi Tsuchiya yang dikenal sebagai Drift King dan juga menggunakan Toyota AE86 sebagai kendaraan kebanggaannya.

Lewat Initial D, gaya balap liar Jepang semakin populer secara global; banyak penggemar otomotif yang mengenal drifting, touge, dan mobil-mobil JDM justru dari anime ini.

Upaya Kepolisian Jepang Untuk Menghentikan Balap Liar

Adegan polisi lalu lintas Jepang patroli
Adegan polisi lalu lintas Jepang patroli (dok. Universal Pictures/Fast and Furious: Tokyo Drift)

Karena balap liar merupakan aktivitas berbahaya dan ilegal, pihak kepolisian Jepang tentu tidak tinggal diam. Untuk menekan aktivitas tersebut, mereka memasang berbagai alat pendeteksi kecepatan di lokasi-lokasi yang sering digunakan sebagai arena balapan, mulai dari jalur pegunungan hingga ruas jalan tol tertentu.

Selain itu, patroli rutin dilakukan terutama pada malam hari, waktu yang paling sering dimanfaatkan para hashiriya untuk beraksi. Meski demikian, para Hashiriya sudah mengetahui di mana saja letak alat pendeteksi kecepatan. Bahkan mereka memiliki alat khusus untuk mendeteksi keberadaan mobil polisi yang mendekat.

Para pelaku balap liar juga kerap menemukan cara untuk menghindari aparat, seperti menggunakan jalur alternatif atau memonitor keberadaan polisi melalui perangkat komunikasi. Dengan begitu, balap liar di Jepang tetap "aman" dan menjadi budaya urban yang terus ada.

Itu dia Seluk-beluk Balap Liar di Jepang, Bagaimana menurutmu?

Untuk informasi yang lebih lengkap soal anime-manga, film, game, dan gadget, yuk gabung komunitas Warga Duniaku lewat link berikut:

Discord: https://bit.ly/WargaDuniaku

Tele: https://t.me/WargaDuniaku

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fahrul Razi Uni Nurullah
Eddy Rusmanto
Fahrul Razi Uni Nurullah
EditorFahrul Razi Uni Nurullah
Follow Us

Latest in Geek

See More

Kenapa Komik Tidak Berwarna? Begini Fakta dan Alasannya

14 Des 2025, 14:00 WIBGeek