Tidak Hanya 1, Ada 5 Aturan Youtube yang Mungkin Dilanggar Kimi Hime?
Apakah petisi tersebut bisa membuktikan pelanggaran Kimi Hime di Youtube?
Ada saja drama di berbagai sisi planet Bumi. Entah itu skandal usaha judi online Logan Paul, Ricegum dan kawan-kawannya yang mengajak"> anak-anak di bawah umur atau hal yang kita bahas saat ini. Kalau kalian sudah mulai menebak-nebak dari judulnya, benar sekali kalau kamu jawab Kimi Hime dan aturan Youtube!
Kimi Hime adalah Youtuber gaming yang terkenal tidak hanya di masa lalunya sebagai bekas Brand Ambassador EVOS Esports, tapi juga kontroversi channel-nya yang populer belakangan ini. Belum tahu apa skandalnya? Baca saja selengkapnya tentang petisi menarik konten video Kimi Hime di sini!
Akibat skandal tersebut, tentu pro dan kontra antar warganet tidak dapat dihindari lagi. Tapi, kalau mengikuti peraturan Youtube untuk monetisasi konten dan menyebarkan konten video, apa saja aturan Youtube yang sudah dilanggar Kimi Hime sejauh ini? Simak ulasannya di bawah ini.
Hal ini yang barangkali jelas membuat Kimi Hime denial dengan kontennya sendiri. Tentu saja, 50 persen bersih tidak menghilangkan 50 persen kotornya, dan hal ini bermakna 50 persen menjurus, dan memberi implikasi ke arah tidak senonoh.
Bicara soal konten seksual, hal ini juga pernah dialami oleh Youtuber Ruby Day, seleb internet yang memiliki konten acara memasak dengan hanya mengenakan celemek semata. Benar, itu acara memasak, tapi pada akhirnya ia sempat kehilangan status verifikasinya akibat tidak mampu menampik 50 persen daya tarik sebenarnya itu.
Kimi Hime tentunya bukan lagi kabar baru soal metadata-nya yang terkenal dibandingkan isi videonya. Sederhananya, Metadata itu ialah bagian yang kalian isi sebagai deskripsi konten yang kalian unggah berupa gambar thumbnail beserta deskripsi teks singkat sebelum video diklik.
Nah, kita yang sudah pernah mencari Kimi Hime di Youtube sudah jelas paham, kalau setiap pembukanya yang menjurus tersebut sudah melanggar aturan Youtube mengenai deskripsi yang harus sesuai dengan konten video di dalamnya, bukan menjurus ke konteks yang aneh-aneh.
Yang paling fatal dari semua ini barangkali adalah jelas Kimi Hime masih berjalan di atas tali yang tipis antara konten semua umur dan konten dewasa.
Selagi Kimi Hime tidak bisa menampik bahwa kalimat-kalimat sugestif yang digunakan baik di judul dan thumbnail maupun dalam konten videonya sendiri, hal tersebut tentu termasuk sebagai konten dewasa kalau diberlakukan dalam aturan Youtube di lingkungan penggiat video lokal.
Kalau sudah bicara tentang tema dewasa seperti di atas, maka apa selanjutnya yang dilanggar sebagai konsekuensinya? Benar, batasan umur.
Untuk konten menjurus dewasa, monetisasi karya video dalam lingkungan Youtube lokal musti dilakukan dengan batasan umur 18 tahun ke atas.
Tidak hanya para netizen yang tergabung dalam petisi tersebut, artis internet lain seperti Franzeska Edelyn pun menanggapi fenomena konten tanpa batasan umur ini. Tanggapannya bisa kamu baca di bawah ini:
https://www.facebook.com/MoeMoMoLife/posts/10217543596765454
Sebagai konsekuensi dari tindakan Kimi Hime dan kepopulerannya, tentu tidak bisa dipungkiri kalau akan ada orang yang terinspirasi darinya dan bertindak melanggar aturan Youtube yang sama untuk mendapatkan untung dari Adsense.
Konten yang menyerempet secara kurang senonoh tetaplah sebuah konten yang kurang senonoh meskipun itu hanya clickbait dan punya makna ganda yang lebih polos dan mewakili konten sebenarnya.
Maka dari itu, sudah jelas Youtuber tidak bisa pura-pura tidak tahu dan sepantasnya lebih bertanggung jawab atas konten yang ia buat.
Apa opinimu tentang drama Kimi Hime dan aturan Youtube tentang konten-konten yang menyerempet ini? Bagikan pendapatmu di kolom komentar!