Seminar BEKRAF Game Prime: Alasan Dua Perantau Pulang ke Indonesia dan Menjadi Game Developer

Setelah merantau bertahun-tahun, CEO Touchten Games dan Alkemis Games memutuskan pulang ke Tanah Air dan mengembangkan industri game lokal. Mari dengarkan alasan mereka pulang merantau dalam liputan seminar BEKRAF Game Prime kali ini!

Seminar BEKRAF Game Prime: Alasan Dua Perantau Pulang ke Indonesia dan Menjadi Game Developer

Hari Selasa, 29 November kemarin acara BEKRAF Game Prime 2016 dibuka. Digelar di Balai Kartini, Jakarta Selatan, ajang kumpul-kumpul game developer Indonesia ini berlangsung selama dua hari hingga Rabu, 30 November 2016.

Tidak hanya diramaikan oleh booth-booth di mana pengembang game lokal -- baik veteran maupun pemula -- memamerkan karya mereka saja, tetapi juga berbagai seminar menarik yang diisi oleh nama-nama yang sudah terkenal di industri game Indonesia. Salah satunya adalah seminar bertajuk, "Indonesian Diaspora Coming Home? Was It The Right Choice? Is It Really Home Sweet Home?"

[read_more link="http://www.duniaku.net/2016/11/29/20161129pembukaan-bekraf-game-prime-2016/" title="Begini Keseruan Pembukaan BEKRAF Game Prime 2016!"]

Sesuai judulnya tema yang diangkat adalah alasan mengenai "diaspora warga Indonesia yang kembali pulang," alias apa alasan warga Indonesia yang merantau ke seluruh penjuru dunia sekarang kembali lagi ke negara asal. Dan pada kasus kali ini untuk bekerja sebagai game developer.

Kedua orang ini tentunya orang yang tepat untuk membahas fenomena semacam ini, karena mereka memang kembali ke Indonesia untuk berkarya setelah lama tinggal di luar negeri.

Seminar BEKRAF Game Prime: Alasan Dua Perantau Pulang ke Indonesia dan Menjadi Game Developer ki-ka: Arya W. Wibowo, Editor-in-Chief Duniaku.net dan moderator, Tedo Salim founder Alkemis Games, dan Anton Soeharyo founder Touchten Games[/caption]

Sebelumnya Tedo biasa tinggal di luar negeri, sejak sekolah dasar tinggal di Singapura, ke Australia, kemudian mengambil jurusan Entertainment Technology di Carnegie Mellon University, Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat dan melanjutkan bekerja di industri game AS selama tujuh tahun sebelum akhirnya mendirikan Alkemis Games di Indonesia. Sementara Anton sempat tinggal di Jepang selama tujuh tahun, kuliah di Waseda University, dan bekerja di sana setahun lamanya -- bahkan menikah dan bekeluarga dengan orang Jepang pula -- hingga akhirnya pulang dan melahirkan Touchten Games.

Berdasarkan pengalamannya selama bertahun-tahun di negeri orang, Tedo dan Anton pun saling "curhat" mengenai alasan mereka pulang merantau dari negeri asing dan kembali ke Indonesia sebagai game developer.

Tedo sendiri menganggap, terdapat banyak kesempatan dalam industri game lokal dibandingkan dengan negara seperti Jepang dan Amerika karena semua pemainnya masih dalam masa permulaan dan belum ada banyak saingan. Meski ada persaingan, semua pihak pun menganggap sama-sama mulai dari nol.

Hal tersebut disetujui oleh Anton, namun menurutnya masih ada stigma akan pekerjaan dan industri video game di sini yang dipandang sebelah mata. Apalagi setelah mereka dibiayai untuk merantau dan bersekolah mahal di luar negeri.

"Sewaktu mau balik itu orang tua malah bertanya-tanya, 'Ngapain sih lu balik, gua udah capek-capek bayarin lu sekolah jauh-jauh untuk dapat hidup yang lebih enak, malah lu milih balik,' begitu." ungkapnya. Apalagi mengingat mereka sudah mendapat gaji "yang lumayan" sebelum beralih profesi.

Seminar BEKRAF Game Prime: Alasan Dua Perantau Pulang ke Indonesia dan Menjadi Game Developer

Namun itu tidak menciutkan semangat mereka, dan malah membawanya ke poin selanjutnya: apa sebenarnya alasan mereka untuk kembali ke Indonesia dan bekerja sebagai game developer.

"Kita memang harus memilih untuk hidup nyaman, atau balik ke sini dan memulai sesuatu yang kita nggak tahu [...] ujungnya seperti apa," bilang Soeharyo. "Seperti nabrak-nabrak saja, begitu," tambahnya.

Sambil bercanda CEO Touchten Games tersebut mengatakan alasannya kembali adalah karena rendang, yang diikuti dengan gelak tawa pengunjung. Tapi langsung disusul dengan jawaban serius, salah satu pemicu yang mendorong mereka kembali dari merantau tidak lain dan tidak bukan adalah juga dengan belajar dari negara lain, seperti Cina misalnya.

Dipengaruhi gerakan Pemerintah Cina yang membuat inisiatif untuk memanggil kembali warga negara yang merantau ke luar negeri, membantu pembangunan, dan sekarang mampu mendorong negara mereka menjadi negara "ekonomi nomor satu di dunia." Dari situ, Soeharyo pun menganggap Indonesia sebagai "rumah kita," jadi bagaimanapun juga harus didukung.

Tedo sendiri pada awalnya tidak merasakan rasa nasionalisme saat memutuskan untuk kembali ke Indonesia, dan semata-mata membangun Alkemis Games dari sisi kesempatan bisnis. "Toh kalau gagal saya bisa balik lagi [ke Amerika]-- Itu awal-awalnya," jelas pria berkemeja kotak-kotak tersebut.

Seminar BEKRAF Game Prime: Alasan Dua Perantau Pulang ke Indonesia dan Menjadi Game Developer

Tapi ternyata begitu pulang merantau, dia bergaul dengan developer lain dan menjadi terpicu untuk membantu membangun industri lokal. Hingga sekarang memiliki 20 anggota tim dalam dua tahun terakhir. Sentimen yang sama pun juga dia ungkapkan dengan mengatakan, "[Indonesia] ini 'kandang' saya, kenapa saya harus bela-belain 'kandang' luar," yang langsung disambut dengan tepuk tangan pengunjung seminar.

Bincang-bincang seru dan santai bersama kedua game developer ini pun berlanjut hingga jam 12 siang, ditutup dengan beberapa pertanyaan dari peserta seminar dan pengumuman sekilas oleh Anton bahwa Touchten Games telah mendapatkan pendanaan dari perusahaan Discovery Nusantara Capital, yang dinilai sebagai salah satu langkah serius investor dalam membangun industri video game dan kreatif Tanah Air.

BEKRAF Game Prime 2016 sendiri merupakan bentuk evolusi dari Game Developers Gathering (GDG) yang setiap tahun menjadi ajang berkumpulnya para pelaku industri game di Indonesia, menjadi salah satu event business-to-business (B2B) industri game yang terbesar di Asia Tenggara.

BEKRAF Game Prime 2016 sendiri merupakan proyek kolaborasi terbesar antara Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF), Duniaku Network, Asosiasi Game Indonesia (AGI), Dicoding, Toge Productions, GCM, dan IndieGames.com. Event ini juga didukung secara penuh oleh Futurist Foundation, Yayasan Futurist Indonesia, GCM Sdn Bhd, KotakGame, Uber, dan Go-Life sebagai partner strategis, serta Kementerian Komunikasi dan Informatika sebagai partner dari pemerintah. BEKRAF Game Prime 2016 disponsori oleh Unity, Biznet, Agate Studio, Touchten Games, Microsoft, Gameloft, Forrest Interactive, Freakout, VMAX, Garena, POKKT, MSI, Megaxus, Krunchisoft, Uber, Samsung, Unipin, LINE dan Tokopedia.

Diedit oleh Arya W. Wibowo

Artikel terkait

ARTIKEL TERBARU