IESPA: Kalau PUBG Melahirkan Bibit Terorisme, Seharusnya Banyak Kasusnya
"Apakah dengan adanya gim PUBG apakah mendadak muncul seribu orang yang mengikuti? Saya rasa kita belum ada bukti ya, bahkan satupun," kata Eddy Lim.
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
PUBG, apalagi PUBG Mobile adalah salah satu gim battle royale terpopuler di Indonesia. Terkait dengan kajian dari MUI Jawa Barat untuk menentukan fatwa atas game online, ketua Asosiasi Esports Indonesia (IESPA), Eddy Lim mengatakan kalau PUBG melahirkan bibit terorisme, seharusnya sudah banyak kasusnya.
Sekadar mengingatkan, sehubungan dengan kasus penembakan di New Zealand yang membuat heboh sempat ada hoax yang mengklaim gim PUBG dan Fortnite sebagai inspirasi dari sang teroris, meskipun kenyataannya tidak demikian.
Dilansir dari IDN Times, Eddy di Kantor Pusat MUI, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (26/7) berujar, "Kalau saya pribadi melihat bahwa waktu kita main gim PUBG, jadi waktu kita mendarat ke bawah yang di dalam otak kita itu sebenarnya bukan kekerasannya, tapi kita langsung melihat pemetaan strateginya."
Hal itu diutarakan Eddy saat menghadiri diskusi yang digelar MUI sehubungan dengan gim PUBG.
"Jadi sebenarnya kalau kita lihat dari sisi kekerasannya mungkin agak kecil karena lebih banyak otak kita dipenuhi dengan strateginya harus gimana," klaimnya menampik anggapan pengglamoran sisi kekerasan dalam gim PUBG.
Menurutnya, kalau gim PUBG di Indonesia memang dapat menimbulkan kekerasan atau bahkan melahirkan bibit-bibit terorisme, maka seharusnya sudah banyak kasus yang mencuat di publik terkait hal tersebut.
"Kalau kita lihat dari logikanya aja ya, PUBG itu dimainkan mungkin ada 20 sampai 30 juta orang hanya di Indonesia, jika itu pengaruhnya cukup besar mungkin akan muncul 10 ribu sampai 20 ribu kasus jika memang memainkan gim ini akan menimbulkan implikasi yang jelek-jelek," lanjutnya.
Namun, ia juga tidak serta merta menutup mata akan kemungkinan terlalu banyak bermain gim bisa membuat malas belajar, "Misal mereka tidak belajar, mereka hanya main gim terlalu lama itu yang memang implikasinya sering terjadi dan itu tidak hanya di PUBG tapi di semua gim."
"Apakah dengan adanya gim PUBG apakah mendadak muncul seribu orang yang mengikuti? Saya rasa kita belum ada bukti ya, bahkan satupun. Tapi apakah akan berlaku jangka panjang maka ini yang perlu dikaji," katanya lagi.
Eddy Lim meminta kepada seluruh pihak terkait agar bersama-bersama mencari solusi mengenai masalah ini. Bila dikaitkan dengan aksi kekerasan dan terorisme, maka meminta agar dilakukan kajian mengenai hal tersebut.
Apa pendapatmu tentang serba-serbi kajian dari kemungkinan PUBG melahirkan bibit terorisme ini? Bagikan opinimu melalui kolom komentar!