Ternyata Begini Beda Antara Carry MMR 2k dengan 5k di Dota 2
Penasaran, apa sih Beda Carry Dota 2 dengan MMR 2k dengan 5k? Beberapa hal ini mungkin bisa dibilang yang membedakan antara kamu dengan dia!
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sumber: dota2.gamepedia.com[/caption]
Pada beberapa forum diskusi yang penulis kunjungi, sering muncul pertanyaan "bagaimana sih supaya bisa dapat VHS di Dotabuff" atau "bagaimana sih supaya skor MMR bisa langsung besar ketika pertama kali membuka dari status TBD". Jawaban beberapa pertanyaan tersebut tak bisa dipungkiri kembali lagi kepada kemampuan bermain dari sang pemain.
Sampai sejauh ini skor MMR masih belum membohongi para pemainnya kok. Sebagai contoh kalau kamu masih stuck di angka MMR 3000-an, penyebabnya mungkin karena kamu memang belum ada peningkatan entah kemampuan kamu masih kurang atau kamu masih kurang paham gaya main paling efektif di metagame Dota 2. Masih belum percaya juga? Oke, kali ini biar data yang berbicara. Untuk kamu yang penasaran kenapa kamu masih juga mandek di MMR kecil saja, Berikut penjabaran data yang membedakan antara carry di lingkup MMR 2k dengan lingkup MMR 5k
[page_break no="" title="Pemilihan Hero"]
Sumber: Dotabuff.com[/caption]
Pertama-tama yang mungkin membuat kamu penasaran adalah, hero apa sih yang sering digunakan oleh mereka dengan MMR 5k? Secara umum mereka dengan MMR 5k cenderung mempertimbangkan banyak hal ketika memilih heronya, sehingga mereka tak takut gunakan hero-hero yang sulit digunakan tapi punya kesempatan menang lebih tinggi. Hal ini bisa kita lihat lewat statistik milik hero Shadow Fiend. Hero ini memang cuma memiliki pickrate 8%/winrate 48% di bracket MMR 2k, namun jumlah tersebut meningkat di bracket MMR 5k jadi pickrate 17.50%/winrate 49.45%.
Sumber: Dotabuff.com[/caption]
Sementara pemain di MMR 2k cenderung menggunakan hero andalan mereka demi menangkan permainan. Sebagai contoh hero Phantom Assassin dengan pickrate 34% di MMR 2k berhasil mendapatkan winrate 52%. Namun patut dijadikan catatan, tingkat kemenagan Phantom Assassin menurun seiring meningkatnya MMR. Di tingkat MMR 5k winrate PA hanya 50.57% saja, sehingga pickrate juga menurun jadi hanya 20% saja.
[read_more id="278076"]
Bagaimanapun, metagame saat ini memaksa pemain untuk menggunakan lebih banyak hero. Mau tak mau jika kamu memang ingin meningkatkan MMR, maka kamu harus belajar lebih banyak hero carry lagi.
[page_break no="" title="Cara Farming"]
Sumber: Dotabuff.com[/caption]
Jika kamu memang ingin menjadi seorang carry, maka selain kemampuan bermain yang tinggi kamu juga harus paham seluk-beluk cara farming yang efektif. Maka dari itu, semakin tinggi tingkat MMR seseorang biasanya semakin efisien pula cara farming ketika ia main. Hal tersebut dapat terlihat salah satunya dari tingkat GPM (Gold per Menit) juga XPM (Experience per Menit). Ternyata ada perbedaan tingkat GPM juga XPM yang cukup jauh antara MMR 2K dengan MMR 5K.
[read_more id="265367"]
Sebagai contoh mari kita lihat perbandingan GPM/XPM pemain MMR 2k dengan MMR 5k pada hero Alchemist. Pada data tersebut kita bisa melihat bagaimana perbedaan efisiensi farming terpaut jauh. Alchemist yang dimainkan oleh pemain MMR 2k hanya bisa mendapat GPM 641/XPM 543, sementara mereka yang berada di MMR 5k bisa mendapat GPM 806/XPM 602.
Sumber: reddit.com/r/dota2[/caption]
Perbedaan yang siginifikan tersebut bisa disebabkan karena pemahaman efisiensi farming dan juga kemampuan last-hit pemain MMR 5k yang memang lebih baik ketimbang MMR 2k. Tingginya tingkat GPM/XPM tersebut juga dipengaruhi salah satunya oleh bantuan support yang lebih kooperatif di bracket MMR 5k. Tingginya tingkat kemampuan pemain support biasanya berbanding lurus dengan subur atau kayanya dari sang pemain carry.
Jadi jika kamu benar-benar ingin MMR kamu naik, coba lakukan introspeksi diri apakah kamu sudah farming dengan baik dan efisien. Apakah kamu sudah bisa last-hit dengan baik? Apakah kamu sudah memanfaatkan semua bagian map untuk farming? Jika belum tingkatkan kemampuan tersebut terlebih dahulu, baru kamu bisa protes dengan kelakuan pemain support yang kadang cupu.
[page_break no="" title="Strategi Pertarungan"]
Sumber: Dotabuff.com[/caption]
Hal terakhir yang membedakan carry 2k dengan 5k adalah strategi pertarungannya. Hal tersebut salah satunya dapat dilihat dari statistik KDA Ratio dan Match Duration pemain-pemain tersebut. Dari dua data tersebut, kita bisa mengintip bagaimana ternyata KDA Ratio pemain carry MMR 2k cenderung lebih rendah dari MMR 5k.
Salah satu alasan tingginya tingkat KDA Ratio ini bisa dijelaskan oleh dua hal. Pertama, pemain carry lebih banyak memberi assist. Hal ini disebabkan karena pemain MMR 5k cenderung sudah sama-sama paham dan lebih sering group-up di dalam pertarungan. Kedua, map awarness yang lebih baik, sehingga para carry MMR 5k cenderung lebih jarang mati. Mereka juga cenderung lebih jarang feeding, karena tak sering merisikokan diri untuk pertarungan yang tak perlu.
Sumber: steamcommunity.com[/caption]
Perbandingan terakhir dapat dilihat dari Match Duration. Pemain carry MMR 5k cenderung punya Match Duration yang lebih singkat, dengan beda sekitar dua sampai lima menit lebih cepat dibanding pemain carry MMR 2k. Beberapa hal yang menjelaskan statistik ini adalah, karena mereka farming lebih cepat, alasan lain yang menjelaskan statistik ini karena mereka bermain mengejar objektif.
[read_more id="270433"]
Seperti yang kamu tahu kebanyakan pemain MMR 2k masih terlalu menjadikan kill sebagai objektif utama, hal tersebut yang malah bisa saja jadi senjata makan tuan; ulur waktu demi kejar kill, berujung musuh jadi comeback. Maka jika kamu ingin MMR jadi lebih tinggi, kamu juga ubah gaya permainan.
Bagaimana? Masih yakin bahwa "MMR is just a number"? Bagaimana pun, lewat beberapa data tersebut kita bisa yakin bahwa MMR tak hanya sekadar angka. Mereka dengan MMR lebih tinggi tentu punya kemampuan individu yang lebih tinggi. Namun kita bicara masalah kompetisi, maka kerja sama tetap lebih utama dibanding sekadar skor MMR selangit.
Sumber: dotabuff.com
Diedit oleh Arya W. Wibowo