- Kaliber: 9×19mm Parabellum
- Sistem Operasi: Piston gas short-stroke, bolt berputar
- Kecepatan tembak: 850 peluru per menit
- Panjang laras: Bervariasi antara 114 mm (4,5 inci) hingga 406 mm (16 inci)
- Panjang keseluruhan: Sekitar 533 mm dengan stok dilipat, 610 mm dengan stok diperpanjang
- Berat: Sekitar 2,7 kg
- Sistem rail: Picatinny atau M-LOK
- Magazin: 10, 20, 30, atau 35 butir
- Fitur tambahan: Selector ambidextrous, pelepas magasin ambidextrous, dan pegangan belakang yang dapat dipindah
Mencoba SMG MPX dari SIG Sauer, Mudah Bahkan untuk Amatir?

- Gambaran SIG MPX
- Situasi pengujian
Gamers mungkin sudah tidak asing dengan submachine gun legendaris, MP5. Tidak heran, sejak era PS1, SMG ini muncul di begitu banyak game dan menjadi ikon senjata di dunia virtual.
Tapi tahukah kamu, sejak 2015, SIG Sauer menghadirkan versi yang lebih modern, modular, dan fleksibel: MPX?
Di Indonesia, beberapa kesatuan elit, termasuk Korpasgat, sudah mengoperasikan senjata ini. Uniknya, dalam kunjungan saya ke Lanud Iswahyudi, Maospati, pada Sabtu (6/9/2025), saya mendapat kesempatan langka untuk mencoba MPX langsung di lapangan tembak.
Bagaimana rasanya menembakkan beneran submachine gun modern ini?
Simak pengalaman lengkapnya di bawah ini!
1. Gambaran SIG MPX

Berikut ini adalah gambaran dasar soal SIG MPX!
Sebagai catatan, versi yang saya coba di lapangan tembak juga dilengkapi dengan scope, memudahkan saya membidik target.
2. Situasi pengujian

Situasi pengujian berlangsung di lapangan tembak outdoor Lanud Iswahjudi, Maospati, Jawa Timur. Udara pagi yang relatif sejuk dan angin tipis menambah sensasi saat saya bersiap di posisi menembak. Target yang disiapkan berupa papan bundar dengan ukuran relatif kecil, ditempatkan sekitar 20 meter dari tempat saya berdiri.
Untuk keamanan, saya menggunakan penutup telinga yang disediakan.
Selama pengujian, saya sengaja menembak dengan hati-hati, satu peluru per satu peluru, untuk benar-benar merasakan kontrol senjata dan presisi tembakan.
Saya tidak mencoba mode full auto, sehingga pengalaman ini murni soal ketepatan dan kontrol. Fokus saya sepenuhnya pada bagaimana SIG MPX menanggapi tekanan pelatuk, stabilitas laras, serta keseimbangan senjata ketika stock ditempatkan dengan benar di bahu.
Dan satu lagi: untuk pengalaman menggunakan senjata api, saya pernah menggunakan pistol seperti SIG Sauer 9 milimeter sebelumnya, namun ini pertama kalinya saya memegang submachine gun.
3. Kesan menggunakan MPX
Ini pertama kalinya saya benar-benar memegang SMG, dan sensasinya langsung terasa, dari berat senjata, posisi stock di bahu, hingga getaran laras saat peluru ditembakkan.
Instruktur dengan sabar membimbing saya: bagaimana menempatkan stock agar stabil, mengatur tangan dan siku untuk kontrol recoil maksimal, serta memberi tips menembak dengan tepat. Setelah briefing singkat, saya diberi kesempatan menembak lima target kecil yang berjajar di jarak menantang. MPX yang saya gunakan dilengkapi scope, dan kombinasi ini benar-benar mengubah pengalaman menembak.
Begitu pelatuk saya tekan, kecepatan tembakan dan kestabilan senjata membuat setiap tembakan terasa presisi. Sensasinya berbeda dari pistol: lebih bertenaga, tapi tetap terkontrol. Bahkan sebagai pemula, saya berhasil menembak lima target dengan lima peluru tepat sasaran.
Recoil MPX ternyata sangat ramah bagi pemula. Selama stock diposisikan dengan benar, mode tembakan hati-hati satu-satu tidak membuat senjata bergerak liar. Hal ini membuat membidik target berikutnya terasa mudah dan natural.
Setelah meresapi pengalaman itu, saya menyadari bahwa menembak dengan MPX seperti bermain video game, hanya saja dengan bonus recoil nyata. Cukup bidik melalui scope, tarik pelatuk dengan lembut, dan peluru meluncur tepat sasaran di jarak 20 meter, tanpa turun atau melenceng.
Jika seorang amatir seperti saya saja bisa menembak lima target dari jarak 20 meter dengan sempurna, bayangkan kemampuan prajurit Korpasgat atau pasukan profesional lain yang sudah terlatih.
Momen itu memberi perspektif baru bagi saya: bagaimana teknologi, desain ergonomis, dan bantuan optik membuat senjata yang awalnya terasa rumit, bisa dikuasai bahkan oleh pemula.
4. Kesimpulan?

Secara keseluruhan, pengalaman saya menggunakan SIG MPX sebagai submachine gun pertama sangat mengesankan.
Kemudahan penggunaannya, ditambah recoil yang sangat ramah, membuat senapan ini terasa intuitif sekaligus menyenangkan untuk digunakan, terutama bagi pengguna yang belum terlalu berpengalaman dengan SMG.
Selain itu, desain modular MPX memberikan fleksibilitas tinggi: berbagai konfigurasi bisa disesuaikan dengan kebutuhan, mulai dari stock, grip, hingga attachment optics. Kontrol yang lebih intuitif, bahan modern, dan fitur-fitur canggih lainnya semakin memperkuat kesan bahwa MPX memang layak disebut sebagai penerus legendaris MP5.
Dari pengamatan saya, senapan ini sangat bisa diandalkan untuk pertempuran jarak dekat, baik dalam simulasi maupun skenario latihan taktis. Keandalannya membuatnya menjadi pilihan yang solid bagi siapa saja yang ingin SMG dengan performa konsisten.
Kalau kamu sudah pernah mencoba atau penasaran, bagaimana menurutmu soal SIG MPX? Share pengalaman atau opini kamu di kolom komentar!



















