Kenapa Crossover Assassin's Creed x Attack on Titan Disambut Buruk?

Kolab Assassin's Creed Shadows attack on titan. (Dok. Ubisoft/Assassin's Creed Shadows)

Mencoba gali-gali reaksi netizen, ada beberapa alasan utama kenapa collab ini kurang disukai.

-Ada kritik bahwa 90% quest collab hanya memanjat dan berayun biasa, dengan rute yang jelek juga.

-Meski mungkin menarik melihat bagaimana Assassin melawan Titan beneran, kamu tidak bisa melawan Titan di kolab ini. Kamu akan berurusan dengan Titan, iya, tapi yang harus dilakukan di situ adalah kabur bukan melawannya.

Quote dari komen YouTube ini mewakili, "Kamu lari melalui gua dalam 45 detik dan Titannya mati."

-Quest terasa selesai begitu saja. Tidak ada klimaks yang memuaskan. Setelah semua build-up, quest kolaborasi ini berakhir tanpa kesan berarti, seolah hanya checklist event musiman.

-Kualitas cutscene menuai kritik. Cutscene justru jadi sorotan negatif, terutama saat Yasuke harus kabur dari Abnormal Titan, adegan yang dinilai kaku dan kurang dramatis. Ironisnya, Assassin's Creed Mirage baru saja mendapat DLC gratis Valley of Memory yang justru dipuji karena kualitas cutscene-nya. Perbandingan ini membuat kolaborasi terlihat makin jatuh.

-Microtransaction yang terasa agresif. Untuk ukuran sebuah kolaborasi, monetisasi yang diterapkan cukup “ganas”. Memang ini mungkin sudah bisa diprediksi, tapi tetap menambah kesan bahwa kolaborasi ini lebih fokus menjual kosmetik ketimbang menghadirkan pengalaman spesial.

Kolab Assassin's Creed Shadows attack on titan. (Dok. Ubisoft/Assassin's Creed Shadows)

Masalah lain yang cukup signifikan dari kolaborasi ini adalah durasi event yang sangat terbatas.

Crossover Attack on Titan x Assassin’s Creed Shadows hanya berlangsung dari 24 November hingga 22 Desember.

Batas waktu ini memperburuk persepsi negatif yang sudah ada. Banyak pemain merasa bukan sedang diajak merayakan kolaborasi, melainkan “diburu waktu”, entah untuk segera memainkan misi, atau terdorong membeli pack kosmetik sebelum event menghilang.

Alih-alih terasa seperti konten spesial yang bisa dinikmati santai, kolaborasi ini justru terkesan FOMO-driven. Dan ketika kontennya sendiri sudah dianggap tipis, tekanan waktu semacam ini hanya membuat pemain makin enggan, bukan antusias.

Kalau harus dirangkum dengan jujur, masalah utama kolaborasi ini ada pada satu hal: kontennya terlalu terbatas untuk sebuah crossover besar.

Pilihan kostumnya sebenarnya menarik. Outfit Naoe yang terinspirasi Mikasa, serta armor Yasuke yang mengambil desain Armored Titan, jelas punya daya jual dan secara visual cukup kuat.

Tapi kalau kamu mau armor yang itu pun kamu harus beli packnya...

Ada juga ironi besar di sini: kolaborasi dengan Attack on Titan… tanpa benar-benar melawan Titan.

Di saat game lain seperti PUBG Mobile pernah memberi pemain kesempatan berubah menjadi Titan lewat Titan Serum dan bermanuver menggunakan Maneuver Gear di mode kolaborasi khususnya, kolaborasi ini justru membatasi interaksi dengan Titan dengan memaksamu sekedar lari dan menghindar saja.

Padahal ini adalah game berstatus AAA, dengan sumber daya dan ekspektasi yang tentu lebih tinggi.

Ketika hal tersebut digabung dengan kualitas cutscene yang "ajaib" dan durasi event yang terbatas, tak heran kalau banyak fans merasa kolaborasi ini lebih terasa sebagai jualan kosmetik ketimbang perayaan dua IP besar.

Tentu saja, soal suka atau tidak pada akhirnya tetap subjektif.

Kalau kamu sudah mencobanya sendiri apakah kamu menikmati kolaborasi ini, atau justru merasa kecewa?

Sampaikan pendapatmu di kolom komentar.