CasCon Asia 2014: Kisah Sukses Infectonator: Survivors dari Flash hingga Steam
Dari game web based menjadi sebuah game yang akhirnya menembus Steam. Kris Antoni dari Toge Productions membagikan kisah sukses Infectonator: Survivors ini dalam hari pertama perhelatan Casual Connect 2014.
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Terdapat beberapa nama developer dari Indonesia yang mengisi sesi dalam Casual Connect Asia 2014 tahun ini. Salah satunya adalah Kris Antoni Hadiputra, CEO dan juga salah satu founder dari Toge Productions, yang mengisi salah satu sesi Indie Development & Postmortems di hari pertama pelaksanaan, Selasa 20 Maret 2014 kemarin. Membawakan sebuah materi berjudul Infectonator: Survivors – A Journey From Flash to Steam, Kris menjelaskan bagaimana kisah suksesnya membawa Infectonator: Survivors, yang awalnya hanya merupakan sebuah game Flash berbasis web menuju ke salah satu platform game PC terbesar dunia saat ini, Steam.
Setelah sedikit memberikan perkenalan mengenai siapa dirinya dan juga Toge Productions, Kris mulai bercerita mengenai Infectonator: Survivors. Awalnya, game ini dikembangkan untuk platform flash, yang akhirnya mendapatkan sponsor sebesar US $10.000 dari Armor Games. Karena perilisannya bertepatan dengan momen Natal, akhirnya versi awal dari game ini pun mendapatkan embel-embel Natal, mulai dari judul yang menjadi Infectonator Survivors: Christmas, hingga peta khas Natal yang bersalju.
Kris sendiri mengaku awalnya mereka tidak tahu mengenai game seperti apa yang ingin mereka buat. Mereka hanya ingin membawa franchise Infectonator-nya ke level yang lebih tinggi, dan membuat sebuah game yang memiliki konsep taktik, shooter, strategi dan simulasi di dalamnya. Dirinya pun mengaku, akhirnya mereka mencampur adukkan genre tersebut dengan sedikit konsep trial and error. Tujuan mereka saat itu adalah untuk membuat sebuah game yang menyenangkan, adiktif, memiliki replay value yang tinggi, menantang, dan membuat orang selalu ingat dengan apa yang mereka mainkan.
Infectonator: Survivors sendiri banyak mendapatkan inspirasi dari beberapa game indie lain seperti Don’t Starve dan Faster than Light. Game ini dikembangkan dengan menggunakan Flash dan Starling sebagai tool pengembangannya, dan menggunakan sumber daya manusia satu orang programmer plus tiga orang artist. Target mereka saat itu adalah untuk menyelesaikan game ini dalam waktu empat bulan. Tetapi sayang, waktu pengembangannya ternyata molor, dan sampai saat ini mereka sudah satu setengah tahun berkutat dalam pengembangan game ini.
Kris mengungkapkan bahwa merilis versi Flash yang gratis lebih dulu sangat berdampak pada popularitas game ini. Tercatat, saat game ini dirilis di Steam via Steam Early Access pada 14 April 2014 lalu, Infectonator: Survivors sudah terjual 1000 kopi, hanya di hari pertama saja! Bahkan game ini mendapatkan respon yang positif dari para pembelinya, padahal saat itu mereka merilis via Early Access yang notabene adalah merilis sebuah game yang masih dalam tahap alpha dan masih belum “matang” sepenuhnya. Yang menarik, Kris mengaku bahwa dia tidak melakukan kegiatan marketing apapun untuk mencapai angka tersebut. Salah satu media yang sebelumnya sering digunakan untuk marketing, Facebook sudah dianggapnya tidak seefisien dahulu, karena Facebook memasang harga agar posting dalam fanpage Toge Productions bisa dilihat oleh seluruh penggemarnya yang mencapai ratusan ribu orang. Kepopuleran tersebut juga yang membuat Valve akhirnya mengijinkan mereka untuk memasukkan karakter-karakter Left 4 Dead di dalamnya.
Kris sendiri mengaku pengembangan game ini masih terus berjalan, dan dengan versi alpha yang dirilis versi Early Access ini mereka mengungkapkan banyak mendapatkan feedback positif dari mereka yang sudah membeli. Selain itu, merilis versi Early Access ini diakuinya juga merupakan salah satu hal yang sangat membantu funding timnya selama mengembangkan game ini hingga selesai.