Angry Birds 3rd Anniversary: Game Mobile yang Dibicarakan oleh Semua Orang
Menyambut ulang tahun Angry Birds yang ketiga, kali ini kami memberikan sebuah artikel spesial yang membahas fenomena serta sejarah Angry Birds yang sudah tiga tahun ini menemani kita bermain. Selamat menikmati!
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Para babi ingin ikut pesta ulang tahun Angry Birds. Boleh masuk gak ya?[/caption]
Siapa yang tidak mengenal Angry Birds. Sering penulis mendengar mereka lebih familiar dengan sebutan burung – burung marah, burung terbang, burung ketapel, bahkan yang paling baru, penulis mendengar seorang anak kecil lainnya menyebut sebagai ”ayam tembak.” Sekadar sebutan saja, namun sudah cukup membuktikan bahwa Angry Birds bukan sekadar video game, melainkan sudah menjadi bagian hidup mayoritas masyakat di dunia.
Saat ini banyak yang mengenal Angry Birds, atau sekadar pernah memainkannya, dan bisa dikatakan telah mendarah daging di kalangan masyarakat, baik itu di Indonesia atau bahkan diseluruh dunia. Berawal dari sebuah video game yang diciptakan perusahaan Finlandia Rovio Entertainment, yang mengajukan bintang utama burung – burung tanpa sayap, dan pertama kali muncul sebagai game untuk sistem operasi iOS (saat itu iPhone, iTouch dan menyusul iPad) dari Apple pada 11 Desember 2009. Di luar dugaan Angry Birds menembus pencapaian mobile game, menjadi yang pertama dengan prestasi download hingga 12 juta kopi (sampai saat ini) hanya di platform milik Apple itu saja. Sementara 9 Mei 2012 lalu dikonfirmasikan total download untuk semua platform dan semua versi spesialnya mencapai 1 milyar download!
Menyambut ulang tahun, Angry Birds Classic akhirnya mendapatkan tambahan anggota keluarga baru, si Pink Bird..[/caption]
Selain karakter burung yang lucu, salah satu kunci sukses Angry Birds mudah diterima oleh semua kalangan gamer, dari anak – anak sampai orang tua, dari gamer casual sampai hardcore, adalah karena gameplay-nya yang sederhana. Kamu mengendalikan beberapa jenis burung dengan identitas warna berbeda (dan sedikit perbedaan fisik) yang ingin mengambil kembali telur – telur mereka yang dicuri sekawanan babi. Pada setiap level, para babi berada di atas struktur bangunan, atau berlindung di dalamnya. Bangunan tersebut terbuat dari bermacam material seperti kayu, es atau batu, dan tujuan game ini adalah melumpuhkan semua babi di setiap level. Dengan menggunakan ketapel, kamu melontarkan setiap burung, entah itu untuk menarget langsung para babi, atau merusak struktur dimana mereka berada sehingga para babi itu pun ikut terjatuh dan tertimpa materialnya.
Awalnya memang game tersebut dikembangkan satu seri dan hanya untuk iOS-nya Apple saja. Namun berkat kepopulerannya, Rovio memutuskan memberi ekspansi seri edisi spesial berupa game tambahan. Mereka antara lain Angry Birds Seasons, Angry Birds Rio, Angry Birds Space, Angry Birds Magic dan yang paling baru Angry Birds Star Wars. Kemudian selain iOS, Rovio juga mengembangkannya untuk platform Android pada Oktober 2010. Menyusul kemudian selama bulan Januari dirilis untuk PlayStation Portable serta PlayStation 3, juga untuk komputer desktop ber-OS Windows dan Mac, lalu juga untuk platform Nintendo Wii serta DS. Berlanjut kemudian pertengahan tahun 2011, versi Windows Phone-nya Microsoft dirilis selama bulan Juni. Terakhir, yang juga membuat game tersebut lebih populer adalah ketika versi Facebook-nya dirilis pada Februari 2012, dimana peluncuran resminya juga berlangsung di Indonesia.
Rovio pun memanfaatkan populernya Angry Birds dengan mengenalkan ikon mereka itu ke berbagai media. Termasuk melalui merchandise dan mainan, pertunjukan televisi, produk softdrink Angry Birds, hingga permainan board game yang disebut Angry Birds: Knock on Wood. Toko retail pertamanya dibuka di Helsinki pada November 2011 lalu, dan menyusul sedang direncanakan di China. Namun diantara ekspansi non-game yang mereka lakukan, membangun taman hiburan Angry Birds Land di Särkänniemi, Finlandia dan mulai dibuka pada 28 April 2012 lalu menjadi wujud terobosan terbesar Rovio di luar core-business mereka sebagai developer game. Selain di Finlandia dan Britania Raya, Angry Birds Land ketiga juga sedang dibangun di kota Haining, propinsi Zhejiang, China.
Angry Birds Land di Särkänniemi, Finlandia[/caption]
Di Indonesia Angry Birds juga tak kalah populer seperti di Amerika Serikat dan China, dua negara dengan data pen-download Angry Birds terbesar. Memang saat masih menjadi game khusus iOS belum banyak yang mengenalnya, karena memang belum banyak yang memiliki gadget canggih tersebut. Namun setelah versi Android-nya dirilis, dan makin banyaknya pilihan smartphone / tablet Android lokal yang harganya terjangkau, masyarakat Indonesia dari kalangan terbawah pun tahu apa itu Angry Birds. Dan penulis sudah biasa menjumpai para orang tua yang membeli smartphone atau tablet, pasti tidak lupa meminta Angry Birds di-install di gadget yang mereka beli untuk dimainkan anak – anaknya.
Selain berkat mewabahnya smartphone dan tablet murah, pada 14 Februari 2012 lalu Facebook resmi merangkul Rovio dan merilis Angry Birds versi Facebook. Saat itulah yang menurut kami awal memuncaknya popularitas game menggemaskan ini. Kenapa Facebook? Satu alasan karena Indonesia adalah negara yang tercatat memiliki pengguna Facebook aktif terbesar keempat (setelah Amerika Serikat, Brazil dan India), dengan jumlah pengguna mencapai 50 juta akun menurut data website statistik Socialbakers.com. Angka yang lumrah, mengingat Facebook bisa dikatakan menjadi makanan utama anak-anak, remaja, bahkan kaum berumur sekalipun. Dan saat ini Angry Birds menjadi salah satu game yang paling sering dimainkan oleh para Facebookers asal Indonesia.
Jakko Iisalo, pria dibalik desain burung Angry Birds[/caption]
Faktor lain yang membuat perhatian masyarakat Indonesia begitu cepatnya berpaling pada Angry Birds adalah karena Rovio menyediakan versi Android-nya secara gratis, sedangkan untuk di Facebook walaupun ada opsi membeli item untuk mempermudah permainan, namun keseluruhan bisa dimainkan tanpa perlu membelanjakan uang. Praktis, gratis dan kesederhanaan permainan menjadi kombinasi yang pas bagi game Angry Birds untuk terus berdiam dalam daftar game setiap pengguna smartphone dan tablet Indonesia.
Kemudian juga yang mendukung ikon ini lebih mewabah menjadi sebuah fenomena baru, begitu banyak merchandise dan juga mainan bernuansa Angry Birds yang bisa ditemukan di sekitar kita. Memang sih, kebanyakan dari mereka tidak resmi dari Rovio, namun cinderamata seperti boneka, gantungan kunci, pin, bahkan sampai desain baju dan kendaraan atau bahkan ringtone telepon seluler, yang banyak bertebaran ditawarkan di Indonesia, juga turut mendongkrak popularitas Angry Birds.
Niklas Hed, Co-Founder dari Rovio[/caption]
Artikel ini dibuat selain untuk mengiringi peluncuran seri terbaru Angry Birds Star Wars pada 8 November 2012 lalu, juga untuk menyambut ulang tahun Angry Birds yang ketiga, yang jatuh 11 Desember 2012 kemarin. Selain itu, kamu juga bisa menyimak bagaimana sejarah Angry Birds -dan Rovio tentu saja di halaman berikutnya. Selamat menyimak, dan Happy Birdday buat Angry Birds! (Ura + Febrizio)
Niklas Hed (kiri) bersama Peter Vesterbacka, Chief Marketing dari Rovio[/caption]
Rovio Sebelum Angry Birds
Sejarah Rovio sendiri bermula sejak tahun 2003, ketika tiga orang mahasiswa Helsinki University of Technology yang bernama Niklas Hed, Jarno Väkeväinen dan Kim Dikert ikut serta dalam sebuah kompetisi pengembangan game mobile yang disponsori Nokia dan HP. Mereka berhasil keluar sebagai pemenang dengan game multiplayer real-time berjudul King of the Cabbage World. Mereka bertiga kemudian terdorong membuat perusahaan sendiri yang kemudian diberi nama Relude.
Game King of The Cabbage sendiri dijual ke Sumea, atau yang kini lebih dikenal sebagai Digital Chocolate, yang kemudian memasarkannya sebagai Mole War. Game tersebut diklaim sebagai game multiplayer mobile dengan gameplay real time yang pertama dikomersilkan di dunia.
Pada Januari 2005, Relude mendapatkan suntikan dana pertama mereka, dan mengubah namanya menjadi Rovio Mobile. Perusahaan ini kemudian bertransformasi menjadi pengembang dan penerbit game Java 2D. Pada September 2005, mereka meluncurkan judul-judul besar pertamanya, Darkest Fear dan War Diary: Burma yang berformat Java, dan cepat meraih popularitas berkat desainnya yang inovatif.
Pada bulan Januari 2006, Rovio mengakuisisi Pixelgene, pengembang game mobile 3D yang saat itu sedang mengerjakan proyek untuk Digital Chocolate dan Mr. Goodliving. Berkat langkah tesebut Rovio mendapatkan skill mengembangkan game 3D, dan memanfaatkannya untuk menerima permintaan game dari pihak luar. Beberapa yang tercatat mereka kembangkan seperti Need for Speed: Carbon (2006) dan Burnout (2007), keduanya untuk Electronic Arts. Game lain yang di-outsource ke mereka seperti SWAT: Elite Troops (Vivendi Universal Games) dan Collapse (Real Networks).
Pada tahun 2008 Rovio juga sempat mengembangkan Bounce Boing Voyage untuk platform ponsel gaming Nokia N-Gage serta menerbitkan game Totomi (untuk platform Flash dan iPhone). Sedangkan Angry Birds sendiri merupakan game ke-52 yang dikembangkan oleh Rovio, serta dirancang oleh tim yang terdiri dari 4 orang pada tahun 2009. Pengembangan game ini sendiri membutuhkan waktu delapan bulan untuk menyelesaikannya karena memang menjadi sebuah proyek yang biasa saja bagi Rovio.
Desain asli dari Angry Birds yang dipaparkan oleh Jakko Iisalo sang Game Designer.[/caption]
Sejarah Singkat Angry Birds
Semua dimulai dari ide yang kecil. Hal tersebutlah yang menjadi permulaan Rovio untuk mengembangkan Angry Birds pada bulan Maret tahun 2009 lalu. Rovio menciptakan Angry Birds dari ide simpel tim yang kecil, dimana pada saat itu Rovio ingin membuat game yang simpel dan nyaman dimainkan untuk touch screen, namun tidak menutup kemungkinan juga dimainkan di platform lainnya. Mereka ingin mengikuti paten lama, mudah untuk dimainkan namun sulit untuk menguasainya. Mudah, karena kamu mungkin hanya membutuhkan waktu 5 detik saja untuk melemparkan satu burung dan melihat apa pengaruhnya. Sulit untuk menguasainya, karena tentu kamu harus melakukannya berkali-kali hanya untuk mengejar tiga bintang di satu level atau mendapatkan golden egg yang tersembunyi.
Beberapa sampel dari goresan tangan sang Artist Tuomas Erikoinen. Awalnya masing-masing burung tidak memiliki kemampuan khusus, hanya berbeda di tampilannya saja.[/caption]
Inspirasi Angry Birds datang dari sebuah sketsa Jaakko Iisalo yang menunjukkan deretan burung tanpa sayap. Segera setelah melihat konsep tersebut, para programmer di Rovio pun saling bertukar ide. Mereka benar-benar berpikir keras saat itu, karena mereka tidak ingin game ini gagal seperti game-game sebelumnya.
Ketika pertama kali ditunjukkan Iisalo, para programmer tersebut juga masih bingung akan seperti apa gameplay-nya. Simpel saja, karena mereka sangat suka dengan desain yang ditunjukkan, mereka ingin membuat game seputar karakter tersebut. Dalam perjalanannya, mereka sadar bahwa para burung ini butuh lawan yang sepadan, yang akhirnya pilihan jatuh kepada sosok seekor babi untuk menjadi lawannya. Mereka memilih babi sebagai lawan karena terinspirasi dari flu babi yang tengah merebak di seluruh dunia pada saat itu.