Review Trials of Mana: Sajikan Pesona JRPG Klasik dengan Kekurangan
Apakah remake ini terlalu setia dengan versi lama?
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Di bulan April, duniaku.com mendapat dua game yang pada dasarnya adalah remake dari judul klasik.
Yang pertama sudah tentu adalah Final Fantasy VII Remake.
Yang kedua adalah judul ini, Trials of Mana. Trials of Mana adalah remake dari Seiken Densetsu 3, game RPG legendaris untuk Super Nintendo.
Nah, gimana nih kualitas Trials of Mana?
1. Menyajikan kembali sensasi main JRPG klasik
Setelah main Trials of Mana ini sampai tamat, kesan utama saya begini: saya seperti sedang memainkan kembali JRPG klasik yang kualitas visual, battle, dan musiknya ditingkatkan.
Adaptasi ini bahkan begitu setia, hingga kalau kamu menonton let's play Seiken Densetsu versi Super Nintendo, lalu kamu main sendiri versi PS4-nya, kamu akan menemukan persamaan. Terutama dari segi plot.
Di satu sisi, hal-hal yang sekarang sudah jadi klise JRPG pun ya akan kamu temukan. Seperti negara yang secara ajaib yang hanya terdiri dari 1-2 kota, dan pada dasarnya kamu bisa menyelamatkan dunia hanya dengan tiga orang.
Di sisi lain, adaptasi yang loyal ini membuat saya menikmati kembali unsur-unsur klasik seperti bisa menjelajah world map dengan bantuan makhluk air tertentu untuk mengarungi lautan, serta kemudian makhluk udara untuk menjelajah lewat langit.
2. Kualitas visual terasa biasa saja, dan audio butuh peningkatan di beberapa bagian
Kalau menurut saya, visual bukan kekuatan dari Trials of Mana. Kualitas grafisnya terasa seperti kurang maksimal untuk versi PS4, dan kadang malah terasa di saya seperti kualitas grafis game RPG era PS3 (seperti Tales of Xillia) yang hanya dipoles sedikit supaya lebih halus.
Meski begitu, setidaknya visual ini bisa menyajikan dunia Trials of Mana dengan lumayan, dan bisa menyajikan pertempuran-pertempuran di game ini dengan oke dan memukau.
Hanya saja, kelemahan grafis ini akan terasa kalau kamu mulai melihat cutscene.
Gimana dengan audio? Musik yang disajikan dari Seiken Densetsu 3 sih masih mantap, seperti dulu. Sekarang kamu bahkan bisa memilih apakah mau memutar versi retro atau versi yang sudah diperbarui.
Tapi saya sih merasa seharusnya ada tambahan musik baru untuk random battle. Mungkin bukan di semua random battle, tapi ada beberapa area di mana tidak ada musik sama sekali.
Kamu pun bertarung di sana hanya tanpa ditemani musik, seakan audio game-nya sedang bermasalah.
Baca Juga: Review Final Fantasy VII Remake: Kisah Cloud Kembali dengan Memukau!
3. Pengisi suara versi Inggrisnya kurang oke
Saya bukan otaku garis keras atau gimana. Kalau suatu game menawarkan bisa main dengan bahasa Inggris atau Jepang, saya biasanya akan memilih yang Inggris. Terutama karena kalau ada cutscene, saya jadi bisa fokus melihat apa yang terjadi tanpa perlu membaca teks.
Cuma untuk game yang satu ini, saya harus mengenang kembali masa-masa wibu garis keras dulu dan menggunakan pilihan pengisi suara Jepang.
Yup, Trials of Mana bisa kamu mainkan dengan audio Jepang atau Inggris.
Yang jadi masalah adalah pengisi suara versi Inggris ini kualitasnya beraneka ragam. Ada yang bagus, ada yang biasa saja, dan ada yang kurang oke.
Berhubung visual Trials of Mana pada dasarnya kadang kurang oke menyajikan cutscene, terus ditambah dengan kualitas pengisi suara beraneka ragam ini, ada beberapa adegan yang jadi tidak bisa saya nikmati dengan maksimal.
Setidaknya, kualitas pengisi suara versi Jepang sih lebih konsisten antara satu tokoh dengan tokoh lain. Jadi kalau kamu terganggu dengan kualitas pengisi suara versi Inggris, coba ganti ke Jepang saja di Option. Terutama kalau kamu memang tidak keberatan dengan audio Jepang.
4. Pemilihan hero yang bisa membuat kamu main berulang kali
Dari segi gameplay, Trials of Mana sebenarnya terasa solid.
Saya terutama suka unsur pemilihan karakter dari versi orisinalnya dipertahankan di sini.
Jadi, kamu bisa memilih tiga karakter di awal game. Satu karakter utama dan dua karakter pendukung.
Karakter utama ini akan menentukan bagaimana cerita bermula, siapa final boss, dan siapa anak buah final boss yang akan jadi musuh bebuyutanmu di sepanjang game.
Tidak, ini bukan berarti akan ada enam final boss. Total ada tiga final boss di game ini, tapi itu membuat Duran dan Angela punya musuh terakhir dan musuh bebuyutan yang beda dari Riesz dan Hawkeye, dan beda juga dari Kevin dan Charlotte.
Kalau kamu tidak terganggu oleh kelemahan visual dan audio Trials of Mana, dan tertarik dengan pendekatan cerita klasik game ini, kamu bisa memainkan game ini berulang kali dengan tokoh berbeda untuk melihat cerita utuh Trials of Mana.
Saya menamatkan rute Duran dalam 20 jam. Jadi kalau tidak menghitung konten ekstra, kamu mungkin bisa menghabiskan 60 jam untuk melihat tiga boss terakhir yang tersedia di sini.
5. Pertempuran yang fun
Kalau kamu membaca review-review lama soal Seiken Densetsu 3, kelemahan game versi SNES-nya adalah di setiap pertarungan gerakan karaktermu jadi lamban.
Setidaknya, masalah yang itu tidak dibawa juga ke Trials of Mana versi PS4 ini.
Pertarungan malah terasa asyik dengan adanya combo sederhana memanfaatkan tombol lingkaran dan segitiga. Bahkan ada juga tombol roll yang bisa membantumu untuk menghindari serangan musuh.
Yang tercipta adalah battle yang fun.
Tapi, yang terasa di tingkat kesulitan Normal adalah bahwa banyak pertempuran terasa terlalu mudah. Musuh yang bisa bikin saya frustrasi di tingkat kesulitan ini bisa dihitung jari.
Bukan masalah buat yang main demi cerita, tapi untuk yang butuh tantangan ekstra mungkin harus mencoba Hard.
6. Kesimpulan
Trials of Mana menyajikan kembali cerita dari game versi SNES dengan setia. Ada penambahan, tapi plot dan bahkan unsur-unsur klise JRPG klasiknya dipertahankan.
Kalau kamu dulu sudah mencoba Seiken Densetsu 3 dan tidak cocok dengan battle-nya, gaya battle versi modern ini mungkin bisa memikatmu.
Bila kamu penggemar seri Mana dan JRPG klasik, game ini bisa menguras banyak waktumu. Terutama kalau kamu ingin menyelesaikan semuanya, dan melawan boss rahasia.
Meski begitu, visual game ini terasa agak ketinggalan dari judul standar PS4 sekarang. Musik klasik dari era SNES-nya diperbarui dan enak didengar, tapi ada beberapa tempat di mana terasa butuh tambahan musik baru.
Oh, dan pengisi suara versi Inggrisnya kualitasnya tidak konsisten, jadi kalau kamu mau kamu bisa coba ganti suaranya ke bahasa Jepang.
Saya memberikan Trials of Mana nilai 3,5/5.
Saya sebenarnya berharap remake ini bukan hanya meningkatkan grafis dan memperbarui sistem battle. Saya sebenarnya ingin melihat karakter-karakter utama dan para boss terakhir memperoleh pendalaman karakter yang tak bisa dilakukan di SNES dulu.
Ya, seperti Final Fantasy VII Remake yang memberi pendalaman luar biasa untuk karakter penting seperti Aerith dan Tifa hingga yang seharusnya minor seperti Jessie, Biggs, dan Wedge.
Tapi di beberapa bagian, terutama plot dan karakterisasi, Trials of Mana malah seperti terlalu setia menyajikan remake-nya.
Hasil jadinya adalah game yang mungkin bisa terasa kuno, namun tetap menyenangkan untuk dimainkan bagi penggemar JRPG.
Saya pribadi sih merasa fun dengan game-nya, karenanya saya menambahkan poin 0,5.
Jadi, demikian review saya untuk Trials of Mana. Ada yang sudah coba main game ini?
Baca Juga: Coral Island, Game Indonesia Ala Harvest Moon Bertema Lingkungan