Ultralist: Sepuluh Inovasi Terbaik dari Nintendo
Nintendo dari dulu dikenal jago dalam memberikan inovasi untuk setiap produknya. Kali ini, Duniaku merangkum sepuluh diantara sekian banyak inovasi konsol dan handheld yang pernah dilakukan oleh Nintendo. Selamat menyimak!
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Beberapa hari lalu, Nintendo kembali mengejutkan para penggemar handheld dengan mengkonfirmasikan generasi terbaru dari 3DS yang mengurangi satu angka di depannya menjadi 2DS. Dari segi desain, 2DS berbeda dibandingkan 3DS, salah satunya adalah karena 2DS tidak bisa dilipat layaknya 3DS. Di luar itu, 2DS memiliki semua fitur yang ada di 3DS baik itu kemampuan untuk online maupun StreetPass, serta bisa memainkan semua game yang dikembangkan untuk 3DS. Bedanya, 2DS tidak bisa menampilkan game secara 3D tanpa menggunakan kacamata layaknya yang bisa dilakukan oleh 3DS.
Nintendo memang bisa dikatakan salah satu ahli dalam hal redesign. Tentu kamu masih ingat bagaimana mereka melakukan redesign untuk NDS, atau menoleh sedikit ke belakang saat mereka memperkenalkan Gameboy berukuran mini yang disebut dengan Game Boy Micro. Selain ahli dalam bidang redesign, Nintendo juga bisa dibilang ahli dalam melakukan inovasi-inovasi menarik nan unik baik untuk konsol maupun handheld yang diproduksinya. Nah, dalam Ultralist kali ini, saya mengajakmu untuk kembali melihat sepuluh inovasi terbaik yang pernah dibuat oleh Nintendo sejak era 80-an lalu. Selamat mengikuti.
10. The Power Glove
Jauh sebelum adanya teknologi motion control, Nintendo sudah memperkenalkan sebuah peripheral menarik yang disebut dengan The Power Glove untuk NES tahun 1989. The Power Glove adalah peripheral pertama yang bisa mengubah gerakan tangan menjadi aksi-aksi tertentu di layar. Di bagian belakang The Power Glove terdapat beberapa tombol yang merepresentasikan tombol-tombol yang ada di kontroler NES, plus peripheral ini berinteraksi dengan menggunakan serial port.
Meskipun terlihat inovatif, namun sayang The Power Glove kurang sukses di pasaran. Indikasinya, peripheral ini hanya terjual sekitar 100.000 unit saja, dan hanya memiliki dua game yang dibuat khusus untuk memanfaatkan alat ini. Salah satu alasan kurang suksesnya alat ini di pasaran adalah banyak gamer menganggap alat ini kurang presisi dan kontrolnya terlalu sulit.
9. Virtual Boy
Konsep virtual reality juga pernah diperkenalkan oleh Nintendo denganVirtual Boy, sebuah konsol tanpa televisi yang diklaim merupakan konsol pertama yang bisa menampilkan grafis 3D. Virtual Boy ini sendiri terdiri dari dua bagian, bagian pertama yang merupakan konsol termasuk eyepiece yang mirip dengan Oculus Rift saat ini, dan sebuah kontroler. Cara menggunakannya adalah kita melihat dunia game dengan menggunakan eyepiece, lantas mengontrol pergerakan karakter di dalam game dengan menggunakan kontroler yang menyerupai kontroler Gamecube.
Meskipun dirilis pada tahun 1995, namun Virtual Boy saat itu dianggap sebagai salah satu lompatan teknologi terbesar dalam dunia game. Sayangnya, karena penjualan yang kurang sukses pula, Virtual Boy gagal merilis versi PAL untuk region Eropa.
8. Super Scope
Sebagian besar dari kamu mungkin pernah memakai pistol yang dulu sering kita temui dijual satu paket dengan NES. Nah, Super Scope ini adalah suksesor dari pistol tersebut, yang kali ini dibentuk sedemikian rupa sehingga menyerupai bazooka lengkap dengan scope-nya. Tentu saja, Super Scope ini adalah salah satu peripheral andalan saat memainkan game-game militer seperti Operation Desert Storm.
Permasalahan yang dihadapi oleh Super Scope ini adalah selain minimnya dukungan software, Super Scope juga dianggap kurang nyaman untuk digunakan. Namun tetap saja, Super Scope ini adalah salah satu inovasi terbaik yang pernah diperkenalkan oleh Nintendo.
7. Rumble Pak
Sensor getaran saat ini mungkin sudah menjadi salah satu elemen paling penting dari sebuah kontroler game dan sudah terintegrasi menjadi satu dengan kontroler. Namun, beberapa tahun lalu atau saat zaman Nintendo 64, sensor getaran adalah satu hal yang optional lewat Rumble Pak, dimana kamu bisa memasukkannya ke dalam slot yang ada di kontroler Nintendo 64 untuk menghasilkan getaran saat beberapa event dalam game terjadi, seperti saat kamu tertembak saat memainkan game shooter.
Beruntung, saat ini kita sudah tidak perlu membeli rumble pak untuk menjadikan kontroler kita bergetar karena sensor getaran sudah tertanam dalam kebanyakan kontroler saat ini.
6. Multiplayer Port
Masih berhubungan dengan Nintendo 64, inovasi terbaik Nintendo lainnya melalui konsol mereka tersebut adalah langsung menyediakan empat port kontroler. Pada jamannya (Nintendo 64 dirilis tahun 1996) konsol game masih menderita dengan batasan multiplayer. Hanya dua pemain saja yang bisa menikmati permainan, sedangkan pemain ketiga dan seterusnya mau-tidak-mau harus menunggu. Solusi dari Nintendo adalah menambah jumlah port kontroler, sehingga maksimal 4 orang gamer bisa memainkan game yang sama bersamaan. Dan saat itu tidak ada yang bisa mengungguli konsol ini ketika menghadirkan pengalaman multiplayer memainkan GoldenEye atau Mario Kart 64.
Nintendo 64 dengan empat port kontrolernya menjadi pioner opsi multiplayer yang saat ini diterapkan dalam konsol modern yang makin ringkas dengan menyingkirkan ribetnya panjang kabel kontroler, melalui koneksi Bluetooth atau WiFi.
5. Z Trigger
Kontroler Nintendo 64 merupakan salah satu kontroler game dengan desain terunik. Mengacu pada huruf 'm, kamu mendapatkan 10 tombol (A, B, C-Up, C-Down, C-Left, C-Right, L, R, Z, dan Start), satu analog stick di tengah, dan digital d-pad di sisi kiri, dan tentu saja extension port untuk meletakkan aksesoris seperti rumble pack. Paling dekat dengan lokasi extension port tersebut adalah tombol trigger Z, yang juga mendapat predikat sebagai tombol trigger pertama yang diterapkan dalam kontroler game. Tombol tersebut juga memberi sensasi terbaik pada kontroler konsol, khususnya ketika memainkan tipikal shooter, dan dalam hal ini GoldenEye. Sensasinya jelas beda dari sekadar menekan tombol biasa, atau bahkan tombol punggung.
Memang tombol Z tidak mengubah kontroler Nintendo 64 yang berbentuk 'm' tersebut menjadi pistol, namun jelas pengalamannya beda. Apalagi posisinya juga sangat pas.
4. Nintendo DS
Handheld dengan dua layar sebenarnya bukan ide baru bagi Nintendo, karena sebelumnya mereka sudah mengenalkannya jauh sebelum Nintendo DS dirilis, tepatnya melalui Game and Watch pada tahun 1982. Namun ketika Nintendo DS dirilis pada tahun 2004, jaman sudah berubah, dan saat itu penggunaan layar sentuh sebagai bentuk interaksi dalam permainan juga makin diterima melalui smartphone dan tablet. Tidak heran jika Nintendo mengawinkan konsep dual screen dengan layar sentuh, dan melahirkan Nintendo DS yang fenomenal ini.
Nintendo terbukti sukses dengan konsep dual screen dan layar sentuh ini. Walaupun secara spesifikasi DS tidak sekuat kompetitornya, namun pengalaman memainkan game dengan interakso layar sentuh termasuk baru dan menyenangkan di dunia video game yang sebelum DS lahir hanya mengenal tombol fisik saja untuk mengendalikan permainan.
3. Motion Control
Dan sama seperti di atas, siapa yang bisa melupakan pengalaman pertama memainkan game yang menuntutmu untuk aktif bergerak melalui Nintendo Wii? Nintendo memang paling paham membuat gamer antusias dengan mesin game ciptaan mereka, dan meskipun teknologi tersebut sebenarnya bukan hal baru, namu karena menjadi yang pertama diterapkan di sebuah konsol, membuat siapa saja yang memainkannya seakan berada di era yang lebih modern.
Nintendo mengajukan cara bermain yang berbeda dengan kompetitornya, dan terbukti sukses di pasaran. Meskipun kemampuan Wii di bawah PS3 dan Xbox 360, namun Nintendo mampu membuat gamer mendekat pada Wii dengan cara pengendaliannya yang unik. Walaupun banyak yang menganggap pengendalian dengan gerakan tidak sesempurna dengan kontroler fisik, namun tidak bisa dipungkiri Nintendo mampu menjadi trendsetter dan membuat rivalnya mencoba membayangi dengan Kinect serta Playstation Move.
2. 3D Tanpa Kacamata
Penerapapan stereoscopic 3D semacam ini biasanya memberi kesan wah di awalnya saja, namun pada akhirnya ditinggalkan. Seperti pada smartphone dan tablet, bahkan kini melalui televisi 3D. Apa yang diunggulkan adalah memungkinkan gamer melihat tampilan 3D stereoscopic tanpa bantuan kacamata (seperti yang biasanya kita temui ketika melihat film di bioskop). Nintendo menerapkan fitur tersebut melalui handheld terbarunya yang dirilis akhir 2011 lalu. Dan sama seperti tipikal peranggat mobile berkemampuan stereoscopic 3D lainnya, tidak sebaik ketika kita menggunakan kacamata. Perlu jarak dan sudut yang pas agar kita bisa menjaga tampilan 3D-nya terlihat jelas.
Well, lagi-lagi apa yang diterapkan Nintendo ini menjadi sesuatu yang unik di tengah perkembangan mesin video game. Apalagi ketika kita berhasil mendapatkan sudut dan jarak terbaik, permainan bisa lebih hidup, dan keseluruhan meningkatkan pengalaman bermain.
1. Wii U Gamepad
Di era dimana anak-anak kini lebih sering menghabiskan waktu mereka bermain game melalui smartphone atau tablet, Nintendo tertaruk menghadirkan pengalaman yang sama untuk konsol terbaru mereka Wii U. Dan terciptalah GamePad Wii U, sebuah perpaduan kontroler klasik, dengan interface tablet yang sekaligus memberi opsi layar kedua selama memainkan game. Keistimewaannya adalah kita tidak perlu memainkan gamenya melalui televisi, karena ada mode permainan khusus untuk melanjutkan permainan melalui layar GamePad. Konsepnya memang bagus, dan jelas bisa memberi pengalaman baru memainkan game konsol.
Namun dengan banyaknya kemungkinan opsi serupa, seperti melalui Smartglass, dan kini Sony yang begitu ambisius merubah PS Vita menjadi seperti GamePad, dan membuat semua game PS4 bisa dikendalikan dengan handheld mereka, sepertinya faktor wow dari inovasi Nintendo ini akan segera meredup seandainya para rivalnya berhasil. Hanya waktu yang akan menjawab, apakah inovasi ini akan bisa bertahan, atau justru segera ditinggalkan ketika kompetitor mampu menghadirkan pengalaman yang sama.