Interview Hiroyuki Sakamoto dan Ryosuke Horii dari RGG Studio!
Ngobrol soal Like A Dragon baru bareng RGG Studio!
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tokyo, Duniaku.com - Dalam acara Tokyo Game Show 2023, Duniaku.com kami berkesempatan untuk berbincang dengan Eksekutif Produser seri Yakuza, Hiroyuki Sakamoto dan Eksekutif Director Ryosuke Horii dari RGG Studio.
Tentu saja perbincangan ini berkaitan dengan dua game terbaru RGG Studio yaitu Like A Dragon Gaiden dan Like A Dragon 8.
Yuk simak interview Khusus kami berikut ini!
1. Gaya bertarung Agen mata-mata Kiryu memang sudah ditentukan sesuai dengan kebutuhan ceritanya
Dalam Like A Dragon Gaiden, Kazuma Kiryu memiliki gaya bertarung baru yaitu gaya bertarung agen mata-mata, tapi kenapa gaya bertarung ini yang dipilih?
Hiroyuki Sakamoto: "Kami sudah mendiskusikan ini sejak awal Kiryu dipilih untuk jadi tokoh utama (di Gaiden). Tentu gaya bertarung ini juga kami sesuaikan dengan kebutuhan cerita, yang di mana di sini Kiryu menjadi agen mata-mata. Karena masih tetap bergenre aksi, gaya pertarungan agen mata-mata membuat dinamik yang menarik terutama dengan gaya bertarung khasnya."
2. Kiryu bertarung menggunakan berbagai alat, menjadi poin penting dari gaya bertarung agen mata-mata
Dalam gaya bertarung agen mata-mata itu, Kiryu tidak hanya menggunakan tangan kosong tapi juga menggunakan berbagai senjata! Apakah ada alasan di baliknya?
Hiroyuki Sakamoto: "Sebenarnya kami memang ingin mengembangkan gaya bertarung Kiryu, yang biasanya hanya menyerang musuh dari jarak dekat, namun kami berikan gadget seperti drone atau tali sehingga pertarungan jadi semakin dinamis. Gadget ini juga yang mempengaruhi gaya bertarung agen mata-mata."
3. Tentu saja gaya bertarung agen mata-mata ini terinspirasi dari berbagai media terkait
Apakah ada referensi dari karakter dan gaya bertarung Kiryu sebagai agen mata-mata?
Hiroyuki Sakamoto: "Tentu saja media bertema agen mata-mata seperti film dan lainnya jadi referensi kami. Tapi kami mengembangkannya dengan tetap membawa ciri khas dari Like A Dragon di dalam Kiryu versi agen mata-mata ini."
4. Kenapa Cabaret Club di Gaiden menggunakan live action? Tentu jadi lebih menarik!
Di Like A Dragon Gaiden, Cabaret Club minigame kembali lagi dan kali ini dalam bentuk live action, tapi kenapa?
Hiroyuki Sakamoto: "Cabaret Club memang sudah jadi ciri khas, namun benar sempat lama tidak ada. Karena itu sekarang kembali lagi, dan visualnya dengan live action. Kami sudah melakukan audisi untuk hostess di game ini dengan melibatkan aktris terkemuka di Jepang, sehingga kami berusaha semaksimal dan sebaik mungkin untuk menghadirkan mereka di minigame ini dalam bentuk live action yang terasa menyegarkan."
5. Di Like A Gaiden 8, banyak hal "bombastis" yang terjadi, seperti ledakan besar atau lobster raksasa, tapi kenapa?
Di Like A Dragon 8, banyak visual-visual dan momen yang cukup gila seperti ledakan besar atau lobster raksasa, apakah ada alasan khusus kenapa sangat "bombastis"?
Ryosuke Horii: "Latarnya di Hawaii dan pinggir pantai, jadi wajar bukan jika ada hiu, lobster, atau cumi-cumi raksasa (tertawa). Di game-game sebelumnya Kiryu sendirian pernah melawan harimau, jadi kalau berempat mungkin bisa melawan hiu raksasa. Karena kami menitik beratkan pertarungan tim 4 orang, jadi grup tim melawan musuh raksasa juga salah satu hal menariknya."
6. Di Like A Dragon 8 kita melihat "Mafia Hawaii", apakah membuka kemungkinan untuk latar dan "Mafia" dari negara lainnya hadir di seri berikutnya?
Di Like A Dragon 8 kita melihat Kiryu dan Kasuga di Hawaii dan bertemu dengan Mafia di Hawaii, apakah mungkin di seri berikutnya lokasi baru di luar Jepang dan Mafia lain di luar Yakuza bisa muncul?
Hiroyuki Sakamoto: "Sebenarnya kami memulai tidak dengan ide 'Oh kita akan mengangkat wilayah di luar Jepang', namun semua sesuai kebutuhan cerita dan cerita membawa mereka ke Hawaii. Karena itu hadir juga Mafia Hawaii."
Ryosuke Horii: "Namun tidak menutup kemungkinan, jika cerita memang membawa ke luar Jepang dan menemui Mafia dari negara lain, maka bisa saja muncul wilayah atau Mafia lain di luar Jepang."
7. RGG Studio sangat berterima kasih dengan antusias penggemar di Indonesia dan Asia Tenggara
Di Indonesia dan Asia Tenggara, ada banyak sekali penggemar game Yakuza atau Like A Dragon, apa kesan dan pesannya untuk para penggemar di sini?
Hiroyuki Sakamoto: "Awalnya kami membuat seri Yakuza dengan target pasarnya hanya untuk Jepang saja, karena budaya dan lainnya. Namun kami terkejut karena pemain di luar Jepang seperti di Indonesia dan Asia Tenggara sangat menyukainya. Kami membaca pesan-pesan positif para penggemar di luar Jepang melalui X/Twitter, karena itu kami akan membuat game yang bisa dinikmati dan dicintai semua orang."
Ryosuke Horii: "Terima kasih banyak atas kecintaan dan dukungan dari pemain dan penggemar di Indonesia dan Asia Tenggara. Seperti kata Sakamoto, kami membaca pesan-pesan positif di X/Twitter, namun karena kami tidak mahir bahasa Inggris jadi kami gunakan fitur translate (tertawa), tentu kami sangat berterima kasih dengan pesan tersebut. Kami selalu mencoba menghadirkan yang terbaik, termasuk dua game yang terbaru yang kami anggap sebagai masterpiece dari kami, selamat menikmati gamenya."
Itu dia interview kami dengan Ryu Ga Gotoku Studio, bagaimana menurutmu?
Baca Juga: Kami Mencoba Like A Dragon 8 di TGS 2023, ini Kesan Kami