Review Company of Heroes 3, RTS Perang Dunia Kedua Paling Solid
Relic Entertainment melanjutkan legenda mereka di COH 3
Kami pikir Company of Heroes 2 adalah puncak dari seluruh RTS yang mengambil tema perang dunia kedua. Nyatanya asumsi tersebut salah besar. Meskipun Company of Heroes 2 sangat sempurna berkat dukungan developer dan modder, tapi Relic Entertainment tidak pernah menghentikan pengembangan Company of Heroes 3.
Tahun ini Company of Heroes 3 dirilis melalui publisher Sega. Relic Entertainment menjanjikan berbagai sistem dan elemen baru yang bakal membuat para veteran “pangling” dengan Company of Heroes 3. Sebagai penikmat Company of Heroes 2, kami ingin merasakan apa saja yang berubah di Company of Heroes 3. Untunglah kami mendapatkan kesempatan berharga tersebut.
1. Campaign baru dengan sistem baru
Company of Heroes 3 menyertakan dua mode cerita yang terdiri dari pihak Inggris dan Jerman. Setiap mode memiliki alur cerita dan karakter yang berbeda, sehingga pemain dapat merasakan perspektif dan strategi yang berbeda dari kedua negara ini.
Saat memilih Inggris, kamu bakal berhadapan dengan kisah peperangan di Afrika Utara dan Italia. Sedangkan ketika kamu memilih menjadi Jerman, maka kamu akan bertempur melawan Inggris dan para sekutu di front Timur dan Barat.
Setiap campaign memiliki tujuan dan tantangan yang berbeda-beda, begitupun dengan peristiwa yang ada di belakangnya. Kamu akan diajak mendarat di Normandia atau mempertahankan Stalingrad dari gempuran pasukan sekutu. Pada intinya kamu diajak untuk menyelami setiap peristiwa bersejarah yang terjadi di perang dunia kedua.
Selain campaign standar, kamu juga diajak untuk berperan sebagai Allied Supreme Commander di garis depan Italia. Setiap campaign memiliki tujuan dan tantangan yang berbeda, dan pemain perlu mengadopsi strategi yang berbeda untuk menyelesaikan tugas sesuai dengan situasinya. Selain gameplay strategi real-time, game ini juga dilengkapi dengan peta besar dengan sistem turn.
Sebagian besar pertempuran yang terjadi di grand map dapat dimainkan secara otomatis, sedangkan pertempuran utama yang tersisa disajikan dalam format strategi real-time dan dipicu ketika pemain memilih untuk terlibat dalam pertempuran secara manual atau ketika menyerang area penting tertentu.
Sayangnya apa yang kamu lakukan di grand map kurang berpengaruh terhadap apa yang terjadi di sesi RTS. Hasilnya, walaupun menyita cukup banyak waktu, pengaturan strategi di grand map tidak memberikan apresiasi yang baik bagi pemainnya.
Baca Juga: Company of Heroes 3 Memperkenalkan Faksi DAK dalam Trailer Terbarunya!
2. Grafis baru yang lebih realistik
Company of Heroes 3 memperkenalkan “Dynamic Battlefield” yang membuat medan perang menjadi lebih realistis dan otentik. Semua yang kamu lakukan di dalam pertempuran akan menimbulkan efek ke lingkungan kalian. Seperti misalnya, bila kalian menghancurkan bangunan dengan tank, maka bangunan tersebut jadi tidak efektif dipakai berlindung. Begitupun dengan semak-semak dan parit yang bisa semakin dalam ketika terkena artileri.
Efek dari perubahan lingkungan membuat setiap situasi dan lokasi menjadi sangat penting. Pasukan yang mengalami penurunan kecepatan karena menginjak lumpur atau parit yang dalam, merupakan makanan empuk artileri. Tapi sebagai gantinya, mereka sulit untuk dilukai dengan senapan biasa. Pada intinya, tinggi rendahnya posisi pasukan, mempengaruhi tingkat perkenaan kalian. Semakin rendah dan terlindung, semakin sulit pasukan kalian dihantam timah panas musuh.
Ini bukan sebuah game RTS arcade layaknya seri Red Alert. Di sini semua sumberdaya sangat diperhitungkan. Bagaimana kalian menciptakan unit baru atau memelihara unit yang sudah ada akan sangat mempengaruhi jalannya pertempuran. Karena itu semua pertempuran di Company of Heroes 3 akan terasa sangat lambat. Tapi sebagai gantinya, kamu bakal merasakan kalau kemampuan berpikir rasional-mu ditantang dan diasah di dalam game ini.
Selain itu, animasi dan special effect di game ini juga bagus. Ketika pasukan yang dikendalikan pemain terlibat dalam penyerangan atau pertahanan, game ini menampilkan berbagai animasi dan efek yang realistik, seperti taktik infanteri, kobaran api, pantulan, penghancuran bangunan, dan efek debu.
Dibantu dengan sound yang sangat realistis, Company of Heroes 3 kembali membawa suasana perang dunia kedua ke meja komputer kami. Sound dan musik memang selalu menjadi nilai plus di seri Company of Heroes, tidak terkecuali di Company of Heroes 3.
3. Mode multiplayer
Bila mode single-player terasa banyak kurangnya, maka hal sebaliknya terjadi di mode multiplayer. Saat mencoba mode ini kami merasakan betapa kacaunya adu kuat setiap negara ini. Berbeda dengan campaign yang membutuhkan sebuah metode dan strategi untuk menyelesaikannya, mode multiplayer berjalan lebih cepat dan intense.
Ini seperti membandingkan olahraga lari marathon dengan tarik tambang. Perubahan dan pergeseran kekuatan terjadi dengan sangat cepat di mode multiplayer. Membuat kami tidak sempat berpikir dan harus menyerah kalah berkali-kali. Tapi ketika kami paham dengan gameplay dasarnya, kami harus menang juga di adu mekanik dan kecepatan pengelolaan resource.
Harus ada yang dikorbankan untuk mencapai apa yang diinginkan dengan cepat. Pengorbanan itu memang menyakitkan, tetapi begitu pula dengan perang. Mode multiplayer ini membuat kami mengganjar Company of Heroes dengan nilai 4 dari 5 bintang review. Mengagumkan dan sangat solid ketika dimainkan secara multiplayer.
Baca Juga: Preview Company of Heroes 3, Makin Matang di Gameplay!