Baca artikel Duniaku lainnya di IDN App
For
You

Superman Versus Fantastic Four, Film Superhero Mana yang Lebih Bagus?

Superman-vs-Fantastic-Four.jpg
Dok. Warner Bros. & Marvel Studios (Superman/The Fantastic Four: First Steps)
Intinya sih...
  • Superman dan The Fantastic Four: First Steps bersaing di tahun 2025
  • Cerita Superman penuh tema dewasa, sementara Fantastic Four lebih emosional
  • Fantastic Four unggul dalam karakter, aksi, musik, dan gaya visual
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Musim panas tahun 2025 menjadi saksi kelahiran kembali dua waralaba superhero ikonik dari dua semesta raksasa. Superman membuka lembaran baru DC Universe versi James Gunn, sementara The Fantastic Four: First Steps menandai masuknya keluarga pertama Marvel ke dalam semesta MCU. Berbagai pertempuran sengit sudah dilewati oleh dua waralaba ini. Mulai dari reboot yang berantakan, hingga sebuah universe yang terpaksa dibumihanguskan. Karena itu keduanya hadir dengan beban besar, satu harus menyalakan kembali harapan, yang lain harus menebus sejarah adaptasi yang kurang berkesan.

Karena itu kami memutuskan untuk melakukan sabung film pada Superman dan The Fantastic Four: First Steps. Melalui lima aspek penting, cerita, karakter, aksi, musik, hingga gaya visual, kita akan menelusuri kekuatan dan kelemahan dua film ini. Siapa yang benar-benar berhasil terbang tinggi, dan siapa yang masih tertahan di awan?

1. Babak Pertama: Cerita dan Naskah

MV5BMGVlNThlM2EtOGY4ZC00MTc1LWE5ZGMtMThkZTEwM2MzZDZlXkEyXkFqcGc@._V1_.jpg
Dok. Marvel Studios (The Fantastic Four: First Steps)

Superman James Gunn memilih langkah cepat dengan menghapus sisi perkenalan sang manusia baja. Hasilnya film ini langsung memasuki konflik yang lebih kompleks, kontrol informasi, manipulasi politik oleh Lex Luthor, dan dinamika dunia yang rumit. Kritikus menyoroti naskahnya yang penuh karakter namun terlalu padat. Konflik final juga terasa berantakan dengan banyak subplot yang menghilangkan fokus atas konflik pusat.

The Fantastic Four: First Steps juga mengambil langkah yang mirip-mirip. Bedanya ketimbang melakukan perkenalan melalui teks, Matt Shakman lebih memilih menampilkannya seperti acara televisi. Fantastic Four sudah menjadi pahlawan veteran ketika Galactus datang. Konflik emosional muncul dari kehamilan Sue dan moral dilemanya saat Galactus meminta anaknya sebagai tebusan Bumi. Namun skenario dianggap melewatkan potensi konflik emosional yang lebih dalam dan mempercepat beberapa momen penting secara berlebihan.

Kesimpulan: 1-0 untuk The Fantastic Four: First Steps
Superman menawarkan cerita ambisius penuh tema dewasa dan geopolitik, namun terlalu padat dan sulit fokus. Sementara Fantastic Four punya premis moral yang kuat sederhana dan emosional, meski sebagian konflik kurang dikembangkan.

2. Babak Kedua: Karakter dan Akting

MV5BMTk5YmU2MWQtM2Y3MS00OTM5LWI5YWQtZDk2OGNlMjgyNWRmXkEyXkFqcGc@._V1_.jpg
Dok. Marvel Studios (The Fantastic Four: First Steps)

David Corenswet membawakan Superman/Clark Kent dengan keseimbangan antara kehangatan dan ketulusan; Rachel Brosnahan sebagai Lois Lane menyuntikkan humor dan energi, meski karakternya dianggap kurang digarap lebih dalam. Karakter pendukung, seperti Mister Terrific, Justice Gang, dan karakter sampingan seperti Krypto, memberi warna unik namun membuat narasi utama terasa padat.

Untuk Fantastic Four, Pedro Pascal (Reed Richards) tampil rapuh tapi konsisten, Vanessa Kirby (Sue Storm) adalah inti emosional film, kuat sekaligus lembut, terutama dalam kisah kehamilan. Ebon Moss‑Bachrach sebagai Ben Grimm dan Joseph Quinn sebagai Johnny menawarkan harmoni interpersonal yang terasa seperti keluarga nyata, meski Johnny dianggap terlalu komikal di beberapa momen. Universe-nya semakin mengelevasi oleh Julia Garner (Silver Surfer) dan Ralph Ineson (Galactus) yang mencuri perhatian dengan kehadiran kuat mereka sebagai musuh utama.

Kesimpulan: 2-0 untuk The Fantastic Four: First Steps
Kedua film menampilkan kualitas akting yang solid. Namun Fantastic Four memiliki chemistry ensemble lebih terasa, sedangkan Superman lebih berkutat pada duo utama dengan dukungan karakter unik lainnya.

3. Babak Ketiga: Aksi dan Efek Visual

SPMN-TRL1-054_proxy_WB360JPEG_1900 (Small).jpeg
Dok. Warner Bros (Superman)

Superman menggunakan visual cerah dan penuh warna. Semua ini diperoleh melalui sinematografi terang dan CGI yang modern, beberapa kelebihan lainnya ditujukan melalui desain robot dan Fortress yang meyakinkan. Beberapa kritik menyebut kalau ada adegan yang tampak berlebihan dan efek CGI terasa sedikit kurang mulus di klimaks.

Untuk Fantastic Four visualnya menonjol lewat desain retro‑futuristik ala 1960‑an, mulai dari kota New York bergaya Jetsons hingga dekorasi rumah modern mid‑century yang hidup dan penuh detail. Efek CGI sangat mendukung aksi, meski beberapa efek wajah atau bayi terasa kurang sempurna.

Kesimpulan: 2-1 untuk Superman
Aksi Superman berenergi tinggi namun ada sedikit kelemahan di sana-sini, sedangkan Fantastic Four lebih konsisten, memadukan gaya visual khas dengan efek yang menyatu dalam narasi. Tapi sayangnya semua dirusak dengan efek bayi Franklin Richard yang terlihat seperti boneka.

4. Babak Keempat: Musik dan Suara

MV5BZjMxZjEyZWItYjNlZC00YjIxLTgwMjMtODg5NTFiYWQ4MGExXkEyXkFqcGc@._V1_.jpg
Dok. Marvel Studios (The Fantastic Four: First Steps)

Skor oleh John Murphy dan David Fleming menyajikan perpaduan elektronik dan orkestral dengan aura "doom metal" modern, yang menyelipkan fragmen tema klasik John Williams secara selektif. Ulasan beragam: sebagian menyukai energinya, namun banyak juga yang menilai skor terdengar generik, berlebihan, dan lebih terasa seperti sampel trailer daripada tema orisinal, meninggalkan jejak emosional jangka panjang yang kurang berkenan.

Ditulis oleh Michael Giacchino, skornya memiliki nuansa retro‑optimistik: "jaunty, dreamy, future‑looking" yang sangat sinkron dengan estetika era film. Tema utama bahkan dipertunjukkan secara live sebelum rilis digital dan vinyl album dirilis pada tanggal film debut (18/7/2025). Musiknya mendukung tone emosional keluarga dan visual retro tanpa mengesampingkan intensitas.

Kesimpulan: 3-1 untuk The Fantastic Four: First Steps
Giacchino memberi skor yang emosional, orisinal, dan sesuai gaya film Fantastic Four, sementara Superman memilih pendekatan lebih modern dan eklektik yang mendapat tanggapan campuran.

5. Babak Kelima: Penyutradaraan dan Gaya Visual

MV5BN2ExYmQzMDItMjhhMC00ODZkLTkwMWYtZGIxNjQ1N2YzOGJiXkEyXkFqcGc@._V1_.jpg
Dok. Marvel Studios (The Fantastic Four: First Steps)

James Gunn menampilkan visi optimistis dan quirky: tema-political commentary, humor subtle, dan keseimbangan antara sentimentalitas dan aksi. Ia memperkenalkan karakter seperti Krypto dan Justice Gang dengan pendekatan humor yang dewasa, termasuk subteks kink yang memunculkan gaya visual edgy namun kaya simbolisme. Meskipun gaya visual cerah dan warna-warni terasa menyegarkan, banyak elemen narasi terasa kacau karena terlalu banyak subplot.

Matt Shakman, dengan latar belakang WandaVision, membawa gaya retrospektif dan campuran format visual eras berbeda. Ia berhasil membangun dunia Earth-828 yang kohesif lewat desain produksi Kasra Farahani dan kostum Alexandra Byrne ala era 1960‑an yang hip dan futuristik. Penyutradaraan fokus pada dinamika interpersonal dan keharmonisan kelompok, yang memperkuat koneksi emosional film dengan penampilannya yang gaya konsisten.

Kesimpulan: 4-1 untuk The Fantastic Four: First Steps
Gaya visual dan tematik Fantastic Four terasa lebih terencana, estetis, dan emosional, sementara Superman lebih eksperimental dan simbolis, namun kurang konsisten arah naratifnya.

6. Pemenang Sabung Film Kali ini adalah!

MV5BODEyZDFkNTktMWJmZS00YzdkLTg0MDItNDliNDk2N2FkMzcwXkEyXkFqcGc@._V1_.jpg
Dok. Marvel Studios (The Fantastic Four: First Steps)

Baik Superman maupun Fantastic Four: First Steps mencoba mendefinisikan ulang identitas mereka di tengah kejenuhan genre superhero. Superman datang dengan ambisi besar, simbolisme penuh, dan nuansa gelap yang menggugah, meski kerap tersandung oleh beban kompleksitasnya sendiri. Sementara itu, Fantastic Four melaju dengan kehangatan, kekompakan tim, dan gaya retro-futuristik yang segar, namun terkadang terlalu aman dalam menggali dramanya.

Di akhir hari, kami lebih menjagokan The Fantastic Four: First Steps ketimbang Superman, tapi lagi-lagi pilihan berpulang pada seleramu: apakah kamu lebih menyukai mitos pahlawan tunggal yang sarat makna, atau kisah keluarga super yang saling menguatkan di tengah krisis kosmik? Yang pasti, tahun ini membuktikan bahwa superhero masih punya banyak cara untuk menyelamatkan dunia dan hati kita!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fahrul Razi Uni Nurullah
EditorFahrul Razi Uni Nurullah
Follow Us

Latest in Film

See More

Gavan Infinity Perlihatkan Teaser dan Desain dari Metal Heroes Baru!

04 Des 2025, 14:00 WIBFilm