Penilaian Film: The Ritual (2025), Berdasarkan Kisah Nyata?

- Sinopsis- Theophilus Riesinger (Al Pacino) dan Joseph Steiger (Dan Stevens) melakukan eksorsisme pada kasus nyata Emma Schmidt.
- Terasa lebih subdued dari ekspektasi- Film ini didasarkan pada kasus nyata, tetapi tidak seintens film eksorsisme klasik.
- Sayangnya tidak menawarkan hal baru- Pendekatan realistis membuat film kurang menarik bagi penonton yang sudah terbiasa dengan horor eksorsisme intens.
GENRE: Horor
ACTORS: Al Pacino, Dan Stevens, Ashley Greene
DIRECTOR: David Midell
RELEASE DATE: 29 Mei 2025
RATING: 3/5
Duniaku.com berkesempatan lebih awal menyaksikan The Ritual (2025), film horor psikologis yang diangkat dari kasus eksorsisme nyata Emma Schmidt tahun 1928, salah satu peristiwa kerasukan paling terdokumentasi dalam sejarah Gereja Katolik.
Seperti apa penilaian saya terhadap film yang menggandeng Al Pacino sebagai Pastor Theophilus Riesinger ini? Simak komentar lengkap saya berikut ini.
1. Sinopsis

Theophilus Riesinger (Al Pacino) dan Joseph Steiger (Dan Stevens) adalah dua pendeta Katolik yang harus mengesampingkan perbedaan pandangan dan pendekatan mereka demi menjalankan sebuah ritual eksorsisme paling berbahaya yang pernah mereka hadapi, sebuah pengusiran setan yang dapat mengguncang iman siapa pun yang terlibat.
Yang membuat kisah ini semakin menarik adalah kenyataan bahwa ritual tersebut benar-benar terjadi. Eksorsisme terhadap Emma Schmidt pada tahun 1928 merupakan salah satu kasus kerasukan paling terdokumentasi dalam sejarah Gereja Katolik, dan dilakukan langsung oleh Riesinger dan Steiger.
2. Terasa lebih subdued dari ekspektasi

The Ritual (2025) dipromosikan dengan tagline yang menarik: “The true story that inspired The Exorcist.” Namun, setelah saya cek lebih dalam, meski kasus Emma Schmidt memang nyata, inspirasi langsung untuk novel dan film The Exorcist sebenarnya berasal dari kasus berbeda, yakni eksorsisme Roland Doe pada tahun 1949.
Meski begitu, The Ritual tetap didasarkan pada kasus eksorsisme nyata yang melibatkan pendeta Theophilus Riesinger dan Joseph Steiger, serta perempuan bernama Emma Schmidt meski nama Emma tersebut sebenarnya samaran.
Apa pengaruhnya terhadap film?
Horor yang disajikan di The Ritual terasa jauh lebih subdued dibandingkan horor klasik seperti The Exorcist. Gejala-gejala yang dialami Emma Schmidt tidak setajam dan sespektakuler penderitaan Regan MacNeil, begitu pula perjuangan Riesinger dan Steiger tidak sedahsyat yang biasa kita lihat dalam film-film eksorsisme lainnya.
Nilai positifnya?
Pendekatan ini bisa jadi kelegaan bagi penonton yang kurang suka horor berlebihan dan jump scare yang intens. Adegan-adegan menyeramkan memang ada, namun tetap dalam batas yang realistis dan tidak dilebih-lebihkan. Bukti lainnya, film ini mendapat rating 13+ untuk wilayah Indonesia, menandakan tidak ada kekerasan atau horor yang terlalu eksplisit, meskipun tetap ada adegan tubuh Emma yang menunjukkan gejala ganjil yang mungkin membuat penonton merasa tidak nyaman.
Tapi, untuk fans horor ekstrem...
Jika kamu mengharapkan horor yang intens, penuh ketegangan tinggi dan momen mengerikan ala The Exorcist, kemungkinan besar The Ritual akan terasa kurang “menggelegar” dan terlalu terkendali.
3. Sayangnya tidak menawarkan hal baru

Pendekatan subdued dan realistis yang diambil The Ritual memang punya kelebihan, tapi juga membawa tantangan tersendiri, terutama bagi penonton seperti saya yang sudah “kenyang” menonton film-film bertema pengusiran setan.
Kasus Emma Schmidt sendiri sebenarnya adalah salah satu akar klasik yang membentuk banyak klise dan elemen cerita dalam genre horor eksorsisme Hollywood. Dokumentasi dan catatan dari Joseph Steiger tentang pengusiran setan pada tahun 1928 ini telah mewarnai bagaimana penggambaran kerasukan, perilaku korban, serta ritual eksorsisme di layar lebar selama bertahun-tahun.
Namun, ironisnya, The Ritual tidak mampu membawa sesuatu yang benar-benar baru atau segar dari sumber asli tersebut. Karena film ini mengikuti kisah nyata dengan relatif setia, tanpa penyimpangan ekstrem, nasib para tokoh seperti Steiger dan Riesinger sudah bisa diprediksi mereka tidak mengalami nasib tragis atau kejadian supranatural ekstrem setelah ritual berlangsung. Hal ini tentu membatasi ruang untuk mengeksplorasi ketegangan atau sensasi horor yang “melampaui batas.”
Akibatnya, unsur horor di film ini pun tidak bisa dimaksimalkan ke tingkat yang lebih fantastis atau dramatis, sebagaimana yang kita temui dalam film-film eksorsisme populer seperti The Exorcist atau The Conjuring.
Jadi, meskipun The Ritual menarik untuk disaksikan karena dasarnya pada kasus nyata dan pendekatan yang lebih otentik, saya merasa unsur-unsur yang dihadirkan tetap terasa biasa saja dan kurang meninggalkan kesan mendalam setelah selesai menonton.
4. Menarikkah untuk ditonton

Saya memberikan The Ritual (2025) nilai 3 dari 5 bintang. Film ini memang terasa kurang “nendang” bagi penonton yang sudah terbiasa dengan horor eksorsisme yang intens dan penuh ketegangan tinggi.
Namun, pendekatan horor yang lebih subdued dan realistis justru membuat film ini menjadi pilihan “aman” bagi mereka yang ingin mencoba menonton horor tanpa harus dihadapkan pada adegan-adegan berlebihan atau terlalu menakutkan.
Penampilan Al Pacino sebagai Pastor Riesinger menjadi salah satu sorotan utama film ini. Ia berhasil menghadirkan sosok romo veteran yang tenang, berwibawa, dan meyakinkan. Meski mungkin bukan performa yang layak Oscar, tapi tetap menarik untuk disaksikan.
Selain itu, film ini juga menarik sebagai gambaran tentang kasus nyata Emma Schmidt dan eksorsisme sungguhan yang terjadi pada tahun 1928.
Nah, itu dulu penilaian saya soal The Ritual (2025). Bagaimana menurutmu? Jangan ragu untuk sampaikan pendapatmu di kolom komentar!