GENRE: Horor
ACTORS: Moon Chae-won, Yoo Jae-myung, Seo Young-hee
DIRECTOR: Hong Won-ki
RELEASE DATE: 17 Oktober 2025
RATING: 3/5
Penilaian Film The Cursed: Insatiable Desires, Nafsu, Kutukan, Karma!

- Antara Ketakutan dan Keinginan
- Pesona dan Kekurangannya
Bayangkan jika di dunia ini ada pasar misterius yang muncul hanya ketika “jendela rubah” terbuka, sebuah tempat di mana manusia bisa menukar apa pun yang mereka inginkan: kecantikan, kekayaan, atau cinta. Tapi setiap keinginan datang dengan harga yang tak terbayar. Itulah dunia yang dibangun dalam The Cursed: Insatiable Desires, film horor Korea garapan Hong Won-ki yang tayang pada September 2025.
Cerita berpusat pada beberapa tokoh yang terjebak di dalam pasar terkutuk itu, masing-masing membawa ambisi dan keserakahan mereka sendiri.Mereka tak sadar bahwa permintaan mereka membuka pintu bagi entitas gaib yang haus akan jiwa manusia. Film ini sejak menit pertama sudah memancarkan aura kelam khas sinema horor Korea, bukan dengan teriakan atau darah, tapi dengan rasa tidak nyaman yang perlahan membusuk dari dalam.
1. Antara Ketakutan dan Keinginan

Hong Won-ki tidak sekadar membuat film hantu; ia membedah psikologi manusia yang rakus. The Cursed seperti cermin yang memantulkan obsesi kita terhadap kesempurnaan: nilai, wajah, dan status sosial. Dalam film ini, keinginan bukan sekadar dosa, tapi semacam kontrak spiritual yang menuntut tumbal.
Setiap karakter mewakili bentuk keserakahan yang berbeda. Soo-yeon ingin diakui, Mi-yeon ingin dihormati, Eun-seo ingin dicintai. Dan saat semua keinginan itu terwujud, konsekuensinya datang dengan cara yang brutal tapi simbolis, tubuh yang membusuk, wajah yang retak, atau mimpi yang berubah jadi mimpi buruk.
Visual film sangat kuat. Cahaya merah dan bayangan hitam dipakai bukan hanya untuk efek seram, tapi juga untuk menandai pergeseran moral setiap tokoh. Ada nuansa mistis yang mengingatkan pada folklore Korea lama terutama legenda “rubah ekor sembilan” yang digunakan sebagai metafora tentang manusia yang kehilangan kemanusiaannya karena nafsu.
2. Pesona dan Kekurangannya

Dari sisi produksi, film ini patut diacungi jempol. The Cursed: Insatiable Desires punya desain produksi yang artistik dan sinematografi yang nyaris selalu memikat mata. Efek practical yang digunakan terasa nyata, membuat adegan-adegan keras tampak menggigit tanpa harus berlebihan.
Namun, film ini tidak tanpa cacat. Ceritanya mencoba memuat terlalu banyak karakter dengan latar berbeda, sehingga beberapa terasa datar dan tergesa-gesa. Beberapa transisi antar subplot terasa patah, seolah naskahnya ingin bicara terlalu banyak dalam waktu 96 menit.
Untungnya, performa para aktor menambal kekurangan itu. Solar tampil menawan, tidak hanya sebagai idol, tapi juga aktris yang mampu menampilkan keputusasaan secara manusiawi. Cha Sun-woo sebagai polisi pemula menambah dimensi rasional di tengah dunia yang kacau, dan menjadi jangkar bagi penonton yang butuh pegangan logis.
3. Ketika Nafsu Jadi Doa yang Terkutuk

The Cursed: Insatiable Desires bukan sekadar horor tentang hantu, tapi tentang dosa yang kita pelihara diam-diam. Ia menyorot sisi paling gelap dari manusia modern, keinginan untuk menjadi lebih, tanpa batas, tanpa harga.
Film ini menegangkan tanpa harus bergantung pada jumpscare, dan lebih mengandalkan psikologi dan atmosfer. Ia berhasil menanamkan rasa takut yang lambat, merayap, dan melekat bahkan setelah kredit bergulir.
Kalau kamu suka film seperti The Wailing, The 8th Night, atau The Medium, maka The Cursed: Insatiable Desires akan terasa seperti ritual yang familier, gelap, mistis, dan menyentuh sisi terdalam dari rasa bersalah.



















