Baca artikel Duniaku lainnya di IDN App
For
You

Penilaian Film Relay: Thriller Klasik dengan Twist yang Cerdas

RELAY-Still-2.jpg
Dok. Sigma Films (Relay)
Intinya sih...
  • Ash, perantara antara whistleblower dan korporasi
  • Riz Ahmed tampil menawan sebagai Ash yang misterius
  • Twist cerdas mengubah pandangan terhadap karakter utama
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

GENRE: Thriller

ACTORS: Riz Ahmed, Lily James, Sam Worthington

DIRECTOR: David Mackenzie

RELEASE DATE: 28 Agustus 2025

RATING: 3/5

Relay adalah film terbaru garapan David Mackenzie yang menghadirkan kembali gaya thriller klasik: penuh intrik, paranoia, dan misteri yang dibangun perlahan. Dari menit pertama di jalanan New York yang neon-lit hingga klimaks mendebarkan di gudang dengan kereta barang meraung seperti makhluk buas, film ini menegaskan satu hal, kadang ketegangan paling mencekam bukan datang dari ledakan besar atau gadget canggih, melainkan dari rasa tidak pasti. Menariknya, karakter utama Ash (Riz Ahmed) bahkan tidak berbicara hingga hampir 30 menit berjalan, namun keheningan itu justru menambah bobot kisah.

1. Jembatan Bayangan Antara Korporasi dan Whistleblower

RELAY-Still-1.jpg
Dok. Sigma Films (Relay)

Ash bekerja sebagai perantara, sosok abu-abu yang menjadi jembatan antara whistleblower yang ketakutan dan perusahaan besar yang ingin membungkam mereka. Ia menggunakan metode lawas "relay" pesan manual, transportasi umum, dan trik penyamaran untuk tetap selangkah di depan para pemburu.

Ketika Sarah (Lily James), mantan pegawai yang mencuri dokumen berbahaya soal gandum rekayasa genetik, meminta bantuannya, Ash terjebak dalam permainan berisiko tinggi. Di satu sisi ada Sarah yang ingin mengembalikan dokumen dan kembali hidup normal, di sisi lain ada tim kontra-intelijen pimpinan Dawson (Sam Worthington) yang memburunya tanpa henti. Hubungan samar-samar antara Ash dan Sarah dibangun lewat pesan, musik klasik rock, serta rasa saling percaya yang rapuh.

2. Riz Ahmed Jadi Pusat yang Hening Tapi Menyala

RELAY-Still-6.jpg
Dok. Sigma Films (Relay)

Riz Ahmed tampil menawan dengan gaya “halus tapi menusuk.” Ia bukan pahlawan flamboyan, melainkan kameleon yang bisa menghilang kapan saja. Dengan suara serak yang jarang ia gunakan, Ahmed berhasil menciptakan sosok Ash yang misterius sekaligus karismatik.

Lily James menghadirkan kepolosan dan ketakutan yang tulus, membuat penonton ikut merasakan kecemasan Sarah. Sam Worthington bermain efisien sebagai antagonis profesional, sementara Willa Fitzgerald memberi warna dengan karakter Rosetti yang santai dan penuh sikap. Kombinasi para aktor ini membuat dinamika Relay tidak pernah terasa kaku.

Paling satu-satunya kelemahan datang dari urusan sound dan musik yang entah kenapa terlalu datar dan minim tendangan. Mungkin hal ini disengaja, tetapi hasilnya seperti benar-benar mengaburkan berbagai elemen menarik yang ada di dalam film ini.

3. Permainan Kepercayaan yang Membalik Segalanya

RELAY-Still-5.jpg
Dok. Sigma Films (Relay)

Yang membuat Relay semakin kuat bukan hanya atmosfernya, tapi juga bagaimana naskah menyimpan kejutan besar di babak ketiga. Saat penonton mulai merasa sudah bisa menebak jalannya cerita, Mackenzie justru memutar arah dengan twist yang gob-smacking—bukan sekadar kejutan murahan, melainkan hasil dari benih kecil yang sudah ditanam sejak awal.

Twist ini mengubah cara kita memandang Ash, Sarah, dan dunia abu-abu tempat mereka bergerak. Lebih dari sekadar plot device, momen itu menegaskan tema utama film: siapa sebenarnya yang bisa dipercaya ketika semua orang punya kepentingan, dan kebenaran terasa lebih rapuh dari kebohongan.

4. Sebuah Profesi yang Berbahaya Tapi Tersembunyi

RELAY-Still-4.jpg
Dok. Sigma Films (Relay)

Selain akting, kekuatan Relay juga terletak pada atmosfer. Kota New York tampil bukan hanya sebagai latar, melainkan karakter penuh: gedung-gedung raksasa, jalanan basah oleh hujan, jam berdetak, hingga toko vinyl yang penuh nostalgia. Mackenzie bermain-main dengan ide bahwa teknologi modern sering kali membunuh suspense, sehingga ia justru memakai teknologi sebagai pengalih jejak. Hasilnya adalah thriller cerdas yang menuntut penonton untuk memperhatikan setiap detail. Dengan durasi 112 menit, Relay menawarkan kisah yang ketat, penuh ketegangan, namun juga sesekali menyelipkan momen keindahan yang mengejutkan.

Relay adalah thriller old-school dengan napas baru. Riz Ahmed membawa film ini ke level emosional yang unik, sementara Mackenzie memastikan setiap adegan sarat ketegangan. Buat kamu pecinta film penuh intrik dan atmosfer mencekam ala Tinker Tailor Soldier Spy atau Michael Clayton, Relay wajib masuk daftar tontonan.

Share
Topics
Editorial Team
Fahrul Razi Uni Nurullah
EditorFahrul Razi Uni Nurullah
Follow Us

Latest in Film

See More

Kenapa Vecna Butuh 12 Anak-Anak di Stranger Things Season 5?

06 Des 2025, 12:00 WIBFilm