Apa Sih Nama Monster di Film Frankenstein? Ini Penjelasannya!

Hal paling mendasar yang sering disalahpahami: Frankenstein adalah nama keluarga ilmuwan pencipta sang monster.

Di novel aslinya, tokoh tersebut bernama Victor Frankenstein.

Beberapa adaptasi film memang mengubah nama depannya:

Versi Universal tahun 1931 mengganti Victor menjadi Henry Frankenstein.

Film komedi Young Frankenstein memakai nama Dr. Frederick Frankenstein, karena ini adalah cucunya Victor.

Namun apa pun versinya, nama “Frankenstein” selalu merujuk pada sang ilmuwan, bukan pada ciptaannya.

Dalam novel aslinya, Victor Frankenstein tidak pernah memberi nama pada makhluk yang ia ciptakan.

Ini bukan kebetulan, ini adalah bentuk penolakan Victor terhadap “anak” buatannya sendiri. Ia menolak mengakui sosok itu sebagai sesuatu yang layak diberi identitas.

Karena tidak memiliki nama, sang makhluk sering disebut dengan berbagai istilah deskriptif, seperti:

• “the creature”

• “the monster”

• “fiend”

• “devil”

Tradisi tanpa nama ini bertahan dalam banyak adaptasi terkenal.

• Dalam Frankenstein (1931), ia disebut sebagai "The Monster."

• Dalam Young Frankenstein, karakternya tercatat sebagai “The Monster.”

• Dalam Frankenstein (2025), Jacob Elordi dikreditkan sebagai “The Creature.”

Bahkan di Wikipedia, entri resminya memakai nama “Frankenstein’s Monster.”

Perhatikan penekanannya: istilah itu berarti “monsternya Frankenstein” atau “monster milik Frankenstein”, bukan “Frankenstein” itu sendiri.

Walaupun secara fisik Victor adalah manusia, banyak pembaca modern menilai bahwa Victor Frankenstein sebenarnya sama-sama monster, bahkan dalam beberapa aspek, lebih monster dibanding ciptaannya.

Kurangnya kasih sayang, empati, dan tanggung jawab Victor terhadap makhluk yang ia ciptakan menjadi akar dari hampir semua tragedi yang terjadi. Ia menciptakan kehidupan, namun menolaknya, dan ia membiarkan makhluk itu tersiksa oleh dunia yang tidak siap menerimanya.

Di novel aslinya, obsesi Victor untuk memburu dan menghancurkan ciptaannya bahkan terus membara hingga akhir hidupnya.

Film Frankenstein (2025) menyoroti aspek ini dengan jauh lebih gamblang. Ada momen kuat ketika William Frankenstein mengaku bahwa ia selalu takut kepada Victor, dan baginya justru Victorlah monsternya.

Walau sebenarnya dalam beberapa hal, pengolahan del Toro membuat Victor Frankenstein versi Oscar Isaac ini lebih simpatik dari versi novelnya. Tapi memang hingga momen dialog dengan William itu, banyak masalah di film terjadi karena ulah Victor.

Jika kita merujuk pada novel aslinya, yang menjadi dasar bagi hampir semua adaptasi, Victor Frankenstein tidak pernah memberi nama pada ciptaannya.

Karena itu, dalam film-film yang mengikuti tradisi novel, sang makhluk biasanya hanya disebut sebagai “The Monster” atau “The Creature.”

Menyebutnya “Frankenstein’s Monster” juga tidak salah, karena arti harfiahnya memang “monsternya Frankenstein,” bukan “Frankenstein” itu sendiri.

Namun ada satu hal menarik dari Frankenstein (2025). Di akhir cerita, setelah seluruh tragedi yang terjadi, Victor akhirnya menerima sang Creature sebagai anaknya, sebuah perubahan signifikan dibanding novel, di mana Victor membenci makhluk itu hingga akhir hidupnya.

Secara simbolis, ini berarti sang makhluk berhak menggunakan nama keluarga Frankenstein… meskipun kita tidak tahu apakah ia benar-benar akan melakukannya.

Nah, bagaimana menurutmu?

Tulis pendapatmu di kolom komentar!