Apakah Tournament of Power dalam Dragon Ball Super Hanya Buang-Buang Waktu?
Lebih dari 40 episode untuk mempertahankan Universe dari kehancuran, tetapi semua dikembalikan begitu saja menggunakan Super Dragon Ball, banyak yang berpikir bahwa Tournament of Power hanya buang-buang waktu saja. Benarkah?
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dengan berakhirnya Tournament of Power, berakhir pula serial Dragon Ball Super. Meskipun begitu, ceritanya sendiri akan dilanjutkan ke Dragon Ball Super Movie. Nah, terlepas dari kelanjutan cerita Dragon Ball Super, banyak yang berpikir kalau Tournament of Power sebenarnya hanya buang-buang waktu saja, kenapa demikian? Lalu, apakah memang benar kalau Tournament of Power hanya buang-buang waktu saja?
Pemikiran ini muncul setelah lebih dari 40 episode para petarung dari berbagai macam Universe berjuang mati-matian demi melindungi Universe mereka masing-masing. Setelah satu per satu Universe gugur dan dihapus oleh Zeno, pada akhirnya pemenang dari Tournament of Power—Android 17—meminta kembali agar seluruh Universe yang dihancurkan dikembalikan.
Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai hal ini, mari pertama-tama kita bandingkan dulu dengan manga. Dalam manga, diceritakan bahwa Zeno akan menghancurkan semua Universe yang ada—dan hanya menyisakan empat—karena jumlah Universe yang ada terlalu banyak.
Saat itulah, Goku muncul dan mengingatkan kembali tentang turnamen antar Universe yang dijanjikan oleh Zeno. Nah, hal ini tidak diceritakan di dalam anime.
Dalam versi manga, jelas sudah bahwa kedatangan Goku memberikan kesempatan bagi satu Universe yang akan dihancurkan untuk selamat, dan jika ending-nya mirip dengan anime, maka Goku bisa dibilang menyelamatkan Universe-Universe lain yang semenjak awal akan dihancurkan oleh Zeno.
Sementara untuk versi anime, Goku dibuat seakan-akan tokoh jahat yang menyebabkan semua Universe yang nantinya berpartisipasi dalam Tournament of Power terancam musnah. Tanpa diceritakannya hal tersebut, tentu saja banyak juga yang berpikiran bahwa Goku telah melakukan sesuatu yang sangat bodoh dengan mengingatkan Zeno soal turnamen antar semesta.
Nah, dengan premis yang seperti ini, maka pemikiran para fan yang menonton anime (terutama yang hanya menonton anime) pun digiring menuju sebuah kisah turnamen di mana setiap petarung berjuang habis-habisan menyelamatkan Universe mereka masing-masing. Tapi, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Universe yang hancur dikembalikan lagi dengan Super Dragon Ball.
Lantas, apakah berarti Tournament of Power hanya buang-buang waktu saja? Apakah turnamen ini hanya digunakan untuk menghibur Zeno semata? Pembahasannya lanjut ke halaman 2!
Lantas, apakah Tournament of Power hanya buang-buang waktu saja? Jika kita pikir lebih mendalam, sebenarnya kisah Tournament of Power tidak hanya untuk menghibur Zeno saja. Tournament of Power memiliki pesan-pesan yang lebih mendalam daripada apa yang selama ini kita lihat. Inti dari Tournament of Power sendiri bisa dibilang tidak hanya beradu fisik semata, tetapi juga beradu ideologi, perasaan, dan argumen.
Dari setiap pertarungan, kita bisa melihat setiap partisipan saling berinteraksi satu sama lain. Tidak hanya adu fisik, mereka juga beradu argumen, saling bertukar ideologi satu sama lain. Contohnya saja seperti No 18 vs Ribrianne yang berdebat mengenai apa itu cinta, lalu ada Vegeta vs Toppo yang saling beradu argumen mengenai bagaimana cara mendapatkan kekuatan, dan yang paling banyak disorot: Goku vs Jiren.
On side note, untungnya pertarungan ini masih tetap menonjolkan adu jotos dan tidak berakhir hanya dengan Khotbah no Jutsu. Hihihi.
Saling beradu kekuatan baik secara fisik dan mental ini mampu mengubah jalan pikir hampir setiap partisipan yang ada—kecuali, mungkin, Frieza. Setiap petarung, yang menang atau juga yang kalah, akan mendapatkan sesuatu yang baru—sesuatu yang membuat mereka berkembang dan menjadi lebih dewasa. Mungkin contoh paling menonjol dan terlihat jelas untuk hal ini adalah Jiren.
Mata Kono Sekai Wa~ //Bukan woy!![/caption]
Sebelumnya, Jiren hanya mengandalkan kekuatannya sendiri dan tidak percaya dengan rekan-rekan satu timnya. Tetapi, setelah berpartisipasi dalam Tournament of Power—yang memang membutuhkan kerja sama—Jiren sadar bahwa rasa percaya kepada orang-orang disekitarnya juga mampu memberinya kekuatan.
Dan jika kita pikir-pikir lagi, meski tidak diperlihatkan secara terang-terangan di dalam anime (kecuali, mungkin untuk Jiren), mungkin inilah inti sebenarnya dari Tournament of Power. Turnamen ini tidak hanya buang-buang waktu demi memuaskan hasrat Zeno untuk melihat pertarungan yang seru, tetapi juga mengembangkan fisik dan mental setiap petarungnya supaya menjadi lebih baik.
Hal ini juga disebutkan oleh sutradara Dragon Ball Super, Ryota Nakamura, bahwa dia ingin memperlihatkan bagaimana karakter (lebih tepatnya: Jiren) belajar dari turnamen kali ini. Dalam sebuah interview mengenai episode terakhir dari Dragon Ball Super, dia berkata:
“Aku ingin anak-anak melihat apa yang Jiren pelajari dan rasakan dengan bertarung melawan Goku. Aku berpikir mungkin ini juga merupakan sesuatu yang bisa diterapkan di dunia nyata juga karena tidak semua orang memiliki perasaan yang sama sepertimu; faktanya, sebagian besar orang tidak akan berpikiran sama denganmu.
“Dalam serial ini, terjadilah pertarungan fisik, tetapi aku berpikir setiap orang pernah merasakan sesuatu saat ide dan pemikiran mereka beradu dengan ide dan pemikiran orang lain. Aku pikir, Universe Survival Arc buatan Toriyama-sensei adalah cerita yang seperti itu. Aku membuatnya (episode-episode Tournament of Power) dengan menanamkan hal tersebut ke dalam benakku.”
Menurutmu sendiri bagaimana? Apakah menurutmu Tournament of Power hanya buang-buang waktu saja dan tidak memiliki fungsi lain dalam cerita selain untuk menghibur kita hanya dengan pertarungan?