Kenapa Garou Suka dan Mau Jadi Monster di One Punch Man?

- Trauma masa kecil yang membentuk empati Garou terhadap pihak yang dianggap buruk
- Garou mengkritisi sistem hero dan melihat monster sebagai bentuk perlawanan terhadap narasi "hero = benar"
- Menjadi monster adalah cara Garou memprotes moral dan ingin membuat dunia lebih adil
Garou adalah salah satu karakter paling kompleks di One Punch Man. Di balik penampilannya yang brutal dan ambisinya menjadi “monster”, ada alasan psikologis dan sosial yang bikin dia berbeda dari villain lain.
Garou bukan sekadar jahat, dia membentuk identitasnya dari pengalaman pahit, kekecewaan, dan idealisme yang bengkok. Berikut alasan utama kenapa Garou ingin menjadi monster.
1. Trauma masa kecil yang mengubah pandangannya

Sejak kecil, Garou selalu berada di posisi yang kalah. Dia sering dibully dan dipaksa mengikuti “aturan permainan” yang melebih-lebihkan pemeran hero.
Dalam permainan anak-anak, peran “monster” selalu jadi pihak yang kalah, dikeroyok, dan tidak pernah dianggap benar. Garou yang kecil melihat dunia tidak adil, hero selalu dipuji, monster selalu dicap salah tanpa ruang untuk dipahami.
Trauma inilah yang membentuk empatinya kepada pihak yang dianggap buruk. Bukan karena dia ingin jahat, tapi karena dia ingin membela apa yang dunia anggap tidak layak dibela. Jadi monster, bagi Garou, adalah bentuk perlawanan terhadap narasi “hero = benar” yang menghantuinya sejak kecil.
2. Dia menganggap kalau monster jauh lebih baik dibanding hero

Sejak kecil sampai saat dewasa dan menjadi murid Bang, Garou melihat dunia hero dengan mata yang lebih kritis.
Dia merasa sistem tersebut penuh kepura-puraan, banyak hero bertindak egois, mencari popularitas, mengukur kebaikan dengan ranking, dan bahkan mengabaikan orang biasa jika tidak menguntungkan, dia juga menganggap kalau pahlawan adalah tukang bully yang merasa benar sendiri.
Di sisi lain, dia masih di-bully, karena itu dia belajar bela diri dengan Bang dan masuk terlalu dalam ke dunia bela diri dan menjadi semakin kuat. Menggunakan kekuatannya untuk ambisinya.
3. Menjadi Monster adalah Cara Garou “Membuat Dunia Lebih Adil”

Bagi Garou, menjadi monster bukan sekadar ambisi kekuata, itu adalah bentuk protes moral. Sejak kecil, ia percaya bahwa hero tidak selalu benar dan masyarakat sering memberi label secara semena-mena, siapa yang berbeda dianggap monster, siapa yang populer dianggap hero.
Dunia yang “busuk” dan penuh bias ini membuat Garou ingin menjadi wujud dari kejahatan absolut, bukan untuk merusak tanpa tujuan, tetapi untuk memaksa dunia menghadapi ketidakadilan yang selama ini diabaikan.
Dengan menjadi ancaman besar yang tidak dapat diabaikan, Garou berusaha mengekspos kepalsuan sistem hero dan menunjukkan bahwa pihak yang disebut monster sering kali hanyalah korban persepsi.
Ia ingin menjadikan dirinya simbol underdog terbesar, sebuah cermin yang memaksa masyarakat melihat inkonsistensi, keberpihakan, dan kemunafikan mereka sendiri dan sistem hero, serta melihat monster dari sisi berbeda, jadi itu alasannya!



















