Dragon Ball Super Cocok Tayang di Televisi Indonesia Lho, Ini Alasannya!
Moga-moga ada stasiun televisi Indonesia yang baca artikel ini, jadi Dragon Ball Super ditayangin resmi di Indonesia
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Rasanya semakin sulit anime tayang di televisi swasta. Kalaupun anime-nya laris, terkadang popularitas itu justru memancing perhatian orang tua. Lalu orang tua mulai menemukan masalah yang kemudian diadukan ke instansi terkait. Unsur-unsur di anime legendaris, seperti pertarungan seru, kadang bahkan bisa dipermasalahkan karena dianggap tidak mendidik.
Tapi di antara semua judul anime modern, rasanya Dragon Ball Super cocok tayang di Indonesia. Sekali lagi, perkelahiannya mungkin bisa memancing perhatian negatif. Tapi bila Naruto bisa tayang dan Samurai X pun pernah ditayangkan kembali, rasanya ada ruang bagi Dragon Ball Super. Ini alasannya!
Pada dasarnya, pertanyaan stasiun televisi untuk menayangkan sesuatu adalah: "Ini bakal ada yang nonton nggak?"
Untuk Dragon Ball Super sih jawabannya pasti ada. Berdasarkan ukuran popularitas anime, Dragon Ball yang sudah rilis jauh mendahului One Piece dan Naruto jelas tidak kalah populer dari dua judul itu. Mau penonton anak-anak hingga yang sekarang sudah jadi orang tua rasanya pernah menyaksikan sepak terjang Goku dan kawan-kawan di televisi swasta Indonesia dulu. Terutama karena seri pertama Dragon Ball itu panjangnya cukup legendaris.
Jadi stasiun televisi yang ingin menayangkan Dragon Ball Super seharusnya tidak perlu khawatir seri ini tidak laku.
Nah, ini alasan utama penulis memikirkan Dragon Ball Super cocok tayang di Indonesia.
Perkelahian sih pasti sudah tak terhindarkan lagi. Namanya juga ini seri Dragon Ball. Namun muatannya dan visualisasinya rasanya masih tergolong wajar.
Penulis bisa memahami kalau orang tua gerah dengan tingkat kekerasan dan fan service di One Piece. Pertumpahan darah di One Piece cukup gencar bahkan sejak di East Blue. Sementara itu fan service serial ini pun semakin memanas seiring dengan semakin berlanjutnya cerita. Sementara di East Blue tubuh dan pakaian Nami masih terasa normal, pakaian dan bentuk tubuh Nami setelah time-skip serta desain tokoh seperti Rebecca memastikan kalaupun ditayangkan lagi pun One Piece akan dipotong-potong atau mendapat zoom dan pengalihan adegan tidak enak.
Dragon Ball Super sejak awal dirancang untuk bisa dinikmati oleh semua umur. (Padahal jam tayangnya ya cuma sekitar setengah jam sebelum One Piece). Dibandingkan seri Dragon Ball dulu, bahkan dibandingkan dengan Naruto dan One Piece, fan service serial ini lebih minim. Adegan pertarungannya pun miskin darah tertumpah.
Salah satu faktor yang menarik juga adalah Dragon Ball Super sudah tamat di episode 131. Jadi mungkin mudah bagi stasiun televisi untuk mendapat sekaligus semua episodenya dari 1 hingga 131, sehingga tidak ada pengulangan episode berkali-kali untuk mengisi jadwal tayang.
Selain tiga alasan di atas, yang jelas sih Dragon Ball Super juga seru untuk dinikmati. Memang episode awalnya bisa terasa membosankan dan kualitas animasinya juga kadang meragukan. Namun seri yang satu ini juga memiliki sejumlah alur yang sukses menarik perhatian fan Dragon Ball di seluruh dunia, seperti Goku Black dan - tentu saja - Universal Survival saga.
Tapi kalaupun seri ini belum dibawa ke Indonesia, penulis sih berharap minimal Dragon Ball Super Movie akan ditayangkan di bioskop-bioskop lokal.
Itulah menurut penulis tiga alasan Dragon Ball Super cocok tayang di Indonesia. Setuju nggak? Sampaikan di kolom komentar!