Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Duniaku lainnya di IDN App
CrowdStrike - APJ eCrime Landscape Report.
CrowdStrike - APJ eCrime Landscape Report. (dok. CrowdStrike)

Intinya sih...

  • Mayoritas Asia Pasifik! Ekosistem bawah tanah berbahasa Mandarin berkembang pesat, menjadi tempat aman bagi pelaku kejahatan siber dengan total transaksi ilegal mencapai miliaran dolar AS.

  • Ransomware berbasis AI! Gelombang baru pelaku kejahatan siber melancarkan kampanye "Big Game Hunting" terhadap organisasi bernilai tinggi di India, Australia, dan Jepang.

  • Penyedia Layanan eCrime Industrialisasi Serangan! CDNCLOUD, Magical Cat, dan Graves International SMS memfasilitasi operasi phishing berskala besar di kawasan ini.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

CrowdStrike merilis 2025 APJ eCrime Landscape Report yang melaporkan peningkatan ransomware berbasis AI! Seperti apa laporan cyber crime ini? Temukan di sini!

1. Mayoritas Asia Pasifik!

CrowdStrike - APJ eCrime Landscape Report. (dok. CrowdStrike)

Laporan 2025 APJ eCrime Landscape Report mengungkap semakin berkembangnya ekosistem bawah tanah berbahasa Mandarin serta peningkatan operasi ransomware yang didorong AI. Meskipun pemerintah China memberlakukan pembatasan internet dan memberantas kejahatan siber, marketplace anonim tetap menjadi pusat aktivitas kejahatan siber di Asia Pasifik dan Jepang (APJ). Ekosistem ini menjadi tempat aman bagi pelaku berbahasa Mandarin untuk membeli dan menjual kredensial curian, kit phishingmalware, dan layanan pencucian uang – dengan total transaksi ilegal mencapai miliaran dolar AS.

Di tengah peningkatan pembatasan, marketplace bawah tanah China — termasuk Chang’an, FreeCity, dan Huione Guarantee — tetap mempertahankan anonimitas melalui clearnetdarknet, dan channel di platform Telegram. Ekosistem terdesentralisasi ini menjadi pusat aktivitas bagi pelaku berbahasa Mandarin yang berfokus pada keamanan operasional (OPSEC), dengan Huione Guarantee saja diperkirakan telah memproses transaksi senilai sekitar 27 miliar dolar AS sebelum mengalami gangguan pada 2025.

2. Ransomware berbasis AI!

CrowdStrike - APJ eCrime Landscape Report. (dok. CrowdStrike)

Pada saat yang sama, AI mengubah lanskap ekonomi ransomware. Mulai dari rekayasa sosial yang didukung AI hingga pengembangan malware otomatis, AI mempercepat setiap tahap dalam rantai serangan – memunculkan gelombang baru pelaku kejahatan siber yang melancarkan kampanye “Big Game Hunting” terhadap organisasi bernilai tinggi di seluruh kawasan APJ.

Ransomware berbasis AI yang menargetkan organisasi bernilai tinggi meningkat tajam, dengan India, Australia, dan Jepang menjadi negara yang paling terdampak. Penyedia Ransomware-as-a-Service (RaaS) baru seperti KillSec dan Funklocker, yang memanfaatkan malware hasil pengembangan AI, tercatat bertanggung jawab atas lebih dari 120 insiden. Sektor yang paling banyak menjadi sasaran mencakup manufaktur, teknologi, dan jasa keuangan, dengan 763 korban yang diungkap secara publik di situs kebocoran data khusus.

3. Penyedia Layanan eCrime Industrialisasi Serangan!

CrowdStrike - APJ eCrime Landscape Report. (dok. CrowdStrike)

Sejumlah penyedia layanan kejahatan siber seperti CDNCLOUD (Bulletproof Hosting), Magical Cat (Phishing-as-a-Service), dan Graves International SMS (Global Spam Service) diketahui berperan memfasilitasi operasi phishing berskala besar, distribusi malware, dan monetisasi di kawasan ini.

Di sisi lain,  diduga pelaku kejahatan siber berbahasa Mandarin menggunakan alat akses jarak jauh seperti ChangemeRAT, ElseRAT, dan WhiteFoxRAT untuk mengeksploitasi pengguna berbahasa Mandarin dan Jepang melalui SEO poisoning, malvertising, dan serangan phishing yang menyamar sebagai pesanan pembelian.

Apa pendapatmu terhadap laporan 2025 APJ eCrime Landscape dari Crowdstrike ini? Sampaikan di kolom komentar!

Editorial Team