Facebook Phone Menjadi Nyata!
Walaupun sempat dibantah oleh Mark Zuckerberg, namun perlahan terbuka juga tirai Facebook Phone. Makin banyaknya jejaring sosial bermunculan, membuat Facebook mencoba berbenah, dan meluaskan jangkauan penetrasi mereka ke ranah mobile. Saat yang lain sibuk mengenalkan jatidiri, Facebook sudah sukses mengintegrasikan diri dengan jeroan software sistem operasi mobile.
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
[/caption]
Melihat perkembangan beberapa tahun belakangan, tidak mengherankan jika Facebook tertarik dengan pasar smartphone. Apakagi ketika Google sebagai penyedia software Android (dan banyak software berbasis search engine mereka merajalela di jaring dunia maya), mengklaim mengerjakan smartphone mereka sendiri – yaitu Nexus One. Dan cara tersebut juga yang selama ini dikenal paling klop, seperti Apple yang hanya bergerak mengembangkan software iOS-nya, sedangkan hardware iPhone hingga iPad di-outsource ke Foxconn, perusahaan China yang memang sudah terkenal di dunia IT.
Memperhatikan perkembangan tersebut, Facebook merasa aplikasi terbaik yang memang dikembangkan di dapur mereka khusus untuk OS mobile tersebut tidak akan maksimal, terutama menghadapi tantangan kompetisi jangka panjang, dari sesama jejaring sosial khususnya. Sehingga muncul rencana Facebook untuk mengintegrasikan lebih dalam fasilitas jejaring sosial mereka dengan daftar contact atau fungsi lain suatu smartphone. Dan langkah tersebut hanya bisa terwujud jika mereka sendiri mendapat akses penuh terhadap software yang menjadi sistem operasinya.
[/caption]
Nah, September 2010 lalu kabar ini makin santer terdengar. Dua staf terbaik Facebook, Joe Hewitt dan Matthew Papakipos, disebut-sebut menjadi dua eksekutor dari ide software khusus untuk smartphone ber-brand Facebook. Kabarnya, mereka mengembangkan proyek software rahasia, yang bahkan tidak diketahui oleh staf Facebook lainnya. Dua nama tersebut patut dicurigai, karena memiliki background pengembang sistem operasi.
Kenapa patut dicurigai? Mulai Hewitt, yang awalnya membantu Mozilla menciptakan browser Firefox, dan kemudian dia mengerjakan Parakey, sebelum akhirnya dibeli oleh Facebook pada tahun 2007 lalu. Parakey sendiri yang akhirnya tidak pernah diluncurkan, digambarkan sebagai “Web-based operating system” yang mampu melakukan apa pun seperti layaknya sebuah sistem operasi.
Hewitt juga menjadi figur dibalik semua aplikasi web untuk iOS (iPhone OS), yang terkenal menjadi aplikasi Facebook mobile paling yahud, karena menjadi satu-satunya yang mampu mengintegrasikan fungsi chat dengan baik. Namun belakangan dia berhenti mendukung pengembangan lebih lanjut aplikasi web untuk iOS tersebut.
Sementara Papakipos sendiri sebelumnya dikenal sebagai pemimpin proyek pengembangan Google Chrome OS, hingga Juni 2010 lalu. Dia kemudian berhenti, dan pindah ke Facebook. Tidak ada yang tahu kenapa dia meninggalkan Chrome OS sebelum selesai, bisa jadi ada tawaran pengembangan software yang lebih menarik di bawah payung milik si miliarder Markie!
Sedikit mengenai Google Chrome, sistem operasi tersebut seperti Android, juga berbasis Linux, tepatnya Ubuntu, dan didesain khusus untuk bekerja secara tandem dengan aplikasi web yang menjadi satu dalam jejaring dunia maya milik Google – mulai Gmail, Google Docs, Google Translate, hingga yang sangat populer, seperti You Tube. Seperti Android, untuk mempercepat pengembangan, Google membuat statusnya sebagai proyek open source. Dan seperti Android, hanya hardware dari perusahaan yang menjadi partner Google bisa menjalankan Chrome OS.
[/caption]
Pasca dikonfirmasikannya dua ponsel Facebook pertama, yaitu HTC Salsa dan ChaCha, anggapan bahwa Facebook membuat sistem operasi sendiri sedikit meleset. Rupanya mereka memilih Android sebagai basis (wajar, open source sih!), dan membuat aplikasi khusus Facebook di sana, selain secara teknis ponselnya sendiri mendapat embel-embel logo Facebook sebagai penegasan. Jika benar yang dikembangkan adalah sekadar aplikasi, bisa jadi semua Android mampu menjalankannya. Namun jika mereka membuat konsepnya semacam BlackBerry Messenger, dengan identitas khusus pada setiap ponselnya, tentu menjadi ekslusifitas tersendiri. (Ura)