Review HP OMEN Transcend 14, Laptop Gaming yang Ringan tapi Kuat
Memang ringan, tapi kuat lho
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Duniaku.com mendapat kesempatan review OMEN Transcend 14.
Gimana sih kualitas laptop ini?
Simak di bawah ini!
1. Salah satu aspek pertama yang jadi perhatian saya: laptop ini ringan
Ada satu aspek dari OMEN Transcend 14 yang sudah menarik perhatian saya, bahkan sejak sebelum saya mengaktifkannya: bobotnya.
Kalau kamu mendengar "laptop gaming," mungkin yang akan terlintas di benakmu adalah laptop yang berat.
Namun OMEN Transcend 14 ini beneran terasa ringan bobotnya.
Jadi kalau kamu tipe yang beneran sering membawa laptop gaming di ransel untuk berpergian rutin, aspek ringannya OMEN Transcend 14 ini bisa jadi salah satu pertimbanganmu.
Baca Juga: Review Elden Ring: Shadow of the Erdtree PS5! Sebagus Apa DLC-nya?
2. Memang ringan, tapi spesifikasinya tergolong juara untuk laptop gaming
Spesifikasi OMEN Transcend 14 yang saya review ini adalah:
Intel® Core ™ Ultra 7 155H Processor
* 1TB Solid State Drive
* 16GB on-board LPDDR5X SDRAM
* Windows 11
* 14.0" 2.8K UWVA OLED Display (400 nits, 48-120Hz, VRR)
* NVIDIA® GeForce RTXTM 4060 8GB
* HyperX
* HP IR Camera
* 6-cell, 71 Wh
Bagi saya secara keseluruhan laptop ini tergolong kuat dan storage-nya sangat lumayan.
Cukup kuat untuk memainkan game macam Elden Ring di pengaturan visual maksimum. Bagian ini akan saya bahas lebih detail di poin 3.
Kelemahan paling menonjol yang saya temukan paling adalah laptop ini masih memiliki masalah yang juga dimiliki beberapa laptop gaming: VRAM-nya "hanya" 8 GB.
Itu sebenarnya sudah cukup untuk memainkan banyak game, iya, tapi sejumlah game AAA sekarang biasanya butuh VRAM 16 GB untuk bisa dimainkan di setting maksimal.
3. Kesan saya mencoba OMEN Transcend 14 dengan sejumlah game
Ada beberapa game yang saya coba dalam menguji OMEN Transcend 14 ini.
Yang paling pertama adalah Zenless Zone Zero dari HoYoverse. Selama proses review saya mengandalkan laptop ini untuk grinding material upgrade harian plus menyelesaikan beberapa area Hollow Zero.
Tentu saja, untuk ZZZ sih Omen Transcend bisa memainkannya dengan lancar.
Jadi kalau kamu mau beli laptop gaming untuk main game HoYoverse macam ZZZ, Genshin Impact, atau Honkai: Star Rail, saya yakin tak akan ada masalah.
Game lain yang saya gunakan untuk menguji coba laptop ini adalah Elden Ring yang sudah dilengkapi DLC Shadow of the Erdtree.
Dimainkan di setting grafis maksimum, OMEN Transcend 14 bisa memainkan Elden Ring: Shadow of the Erdtree dengan bagus di banyak bagian. Termasuk di bagian pertempuran melawan boss.
Ini cukup signifikan, karena memainkan Elden Ring dengan setting maksimum tanpa masalah itu bisa jadi tantangan untuk beberapa PC.
Kalau ada masalah, persoalan yang saya temui adalah yang biasa ditemui oleh gamer PC lain. Seperti saat pertempuran melawan final boss DLC, yang efek jurus-jurusnya mungkin memang terlalu ramai, mau di PC mau di PS5, hingga ada momen tersendat. (Sebagai catatan, untuk di PS5 pun kalau saya menggunakan mode grafis quality, pertempuran akhir DLC ini kadang mengalami masalah serupa juga).
Saya juga memainkan Apex Legends untuk menguji kemampuan laptop ini dengan game multiplayer online. Secara performa, saya tak menemukan masalah berarti. Permainannya smooth saja dalam semua percobaan.
Tentu saja, permainan dilakkukan dalam pengaturan rata kanan. Tapi game bisa stabil di 90FPS ketika terjun ke medan perang.
Batasan VRAM 8GB terasa saat saya mencoba Resident Evil 4: Chainsaw Demo serta The First Descendant.
Seperti yang awamnya terjadi saat dicoba dengan PC VRAM 8 GB, Resident Evil 4: Chainsaw Demo bisa dimainkan dengan setting visual yang cukup tinggi, seperti misalnya dengan pre-set Ray-Tracing (pre-set visual kedua tertinggi di versi ini) lalu atur-atur setting lain sedikit.
Tapi kalau kamu mencoba pre-set Maximum, game-nya akan crash.
Untuk The First Descendant juga OMEN Transcend 14 yang saya terima ini kesulitan dan bakal tersendat-sendat saat dimainkan dengan setting maksimum, sehingga pengaturannya harus diturunkan supaya lancar.
Jadi kesimpulannya gimana berdasarkan game-game yang saya coba itu?
OMEN Transcend 14 ini pun terasa kuat, cukup kuat untuk memainkan beragam game modern. Namun batasan VRAM 8GB-nya akan menghalangi kamu memainkan sejumlah game AAA dengan setting maksimum.
4. Laptop gaming modern yang mengambil pendekatan tidak ada ethernet port
Ini saya rasa adalah pendekatan baru untuk desain laptop gaming yang cukup populer, karena bukan pertama kalinya saya berurusan dengan model begini.
Tapi OMEN Transcend 14 tidak memiliki ethernet port.
Satu keputusan desain yang saya tidak pernah suka untuk laptop gaming, karena saya lebih nyaman colok kabel saat memainkan game multiplayer online untuk memastikan koneksi internet saya stabil.
Tentu ada cara mengakalinya, tapi sebagai orang dengan tendensi malas mencari cara atau perlengkapan sekedar untuk sambung kabel LAN, tidak adanya ethernet port selalu bikin saya kesal.
OMEN Transcend 14 ini laptop yang bagus sebenarnya, dan saya harap ulasan saya di poin-poin sebelumnya sudah menegaskan kekuatannya. Tapi minus yang satu ini beneran mengganggu saya secara pribadi.
5. 2.8K HDR OLED display dan Eyesafe Certified 2.0
Di kotak HP Omen Transcend 14 ini tertulis laptopnya Eyesafe Certified 2.0.
Penjelasan soal Eyesafe itu begini: layar bersertifikasi Eyesafe® memenuhi persyaratan cahaya biru rendah TÜV dan standar Eyesafe® untuk melindungi matamu dari cahaya biru yang berbahaya tanpa mendistorsi warna untuk mengurangi kelelahan mata saat bekerja dalam jangka waktu yang lama.
Dan setelah dicoba sekitar dua pekan dengan durasi main harian sekitar 3 hingga 5 jam, layar HP Omen Transcend 14 ini memang terasa ramah sih buat mata saya.
Selain ramah mata, sudah tentu 2.8K HDR OLED display yang dimiliki laptop ini juga terasa mantap dalam menyajikan aksi dalam game.
6. HyperX Cloud III Wireless
Saat saya dulu review HP Omen Transcend 16, versi yang saya coba dilengkapi dengan HyperX Cloud II Core.
Nah saat saya mencoba Omen Transcend 14, ketika saya buka laptopnya saya mendapati HyperX Cloud III Wireless.
Jadi biar saya coba bahas sekalian wireless headset ini untuk kelengkapan review.
Salah satu keunggulan HyperX Cloud III Wireless adalah durasi baterainya yang tahan lama. Tertulis di kotak daya tahan baterai adalah 120 jam...
Untuk uji coba, saya sempat mencoba wireless headset ini tanpa di-charge sejak pertama kali saya keluarkan dari kotak. Dan yep durasinya memang tergolong lama. Jika kamu tipe gamer yang hanya bisa main game 3-5 jam sehari, wireless headset ini bisa bertahan lama sekali tanpa perlu di-charge.
Sama seperti HyperX Cloud II Core yang dulu saya coba dengan HP Omen Transcend 16, untuk menghubungkan HyperX Cloud III Wireless dengan Hp Omen Transcend 14 yang perlu saya lakukan beneran hanya mengaktifkan perangkat ini. Wireless headet-nya kemudian sudah terkoneksi dengan laptop.
Hal menonjol lain yang saya rasakan ketika menggunakan HyperX Cloud III Wireless selama beberapa hari sesi gaming 3 hingga 5 jam adalah betapa nyamannya wireless headset ini.
Ringan dan dilengkapi dengan memory foam padding, saya tidak masalah mengenakan wireless headset ini berjam-jam.
Faktor nyaman ini menarik, karena dengan kombinasi layar OMEN Transcend 14 yang ramah mata dan wireless headset yang nyaman di telinga, pengalaman audio dan visual game dengan HP Omen Transcend 14 ini jadi terasa comfy. Bahkan untuk gamer yang usianya sudah 30-an seperti saya.
Untuk kualitas suaranya sih menurut saya HyperX Cloud III Wireless bisa disebut lumayan. Jika murni untuk gaming, wireless headset ini bisa membantu menyajikan suara yang kualitasnya oke untuk game macam Resident Evil 4 atau game macam Apex Legends. Mungkin jatuhnya tidak istimewa, tapi sudah cukup untuk memenuhi fungsinya.
7. Kesimpulan
Secara keseluruhan, OMEN Transcend 14 adalah laptop gaming yang menarik.
Yang paling membuat saya terkesan adalah desain dan bobotnya yang ringan, namun isinya tergolong kuat.
Layarnya yang bisa menyajikan display mantap tapi tetap ramah mata juga patut jadi sorotan.
Dikombinasikan dengan wireless headset HyperX Cloud III yang keunggulan utamanya adalah ringan dan nyaman, laptop ini secara keseluruhan beneran bisa menyajikan pengalaman gaming yang ramah ke telinga dan mata.
Untuk kelemahan... sebagai gamer yang tergolong senior dan masih lebih suka main dengan kabel tercolok ke ethernet port untuk stabilitas internet saat download game dan terutama main multiplayer, tidak adanya ethernet port itu keputusan desain yang tidak pernah saya sukai.
VRAM 8GB juga berarti laptop ini masih akan bermasalah ketika mencoba memainkan beberapa game tertentu dengan setting display maksimum.
Laptop ini sepertinya bisa memainkan game modern tanpa masalah, namun judul seperti The First Descendant dan Resident Evil 4 akan mengalami berbagai kendala ketika dimainkan di setting visual maksimum.
Nah itu review HP OMEN Transcend 14.
Harga HP OMEN Transcend 14 dimulai dari sekitar 30 jutaan. Mungkin tidak mengherankan harganya segitu kalau kamu melihat seperti apa spesifikasinya.
Gimana menurutmu? Sampaikan di kolom komentar!
Baca Juga: Kesan Mencoba HP OMEN Transcend 16! Asyik Dipakai Nge-Game?