Kembali Mencari Misteri Kepunahan Manusia Bersama Para Robot Dalam EPOCH.2
Jika mencari game mobile hardcore, nama Uppercut Games bisa menjadi rujukan. Akhir Maret kemarin mereka merilis sekuel Epoch, EPOCH.2 untuk Android, sebuah game shooter yang banyak mengadopsi elemen cover.
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jika mencari game mobile yang lebih hardcore, nama Uppercut Games bisa menjadi rujukan. November 2011 lalu mereka merilis Epoch untuk platform iOS, sebuah game shooter dengan setting pasca kehancuran dunia, dimana manusia dianggap punah, dan hanya robot yang melanjutkan perang berkepanjangan untuk mengetahui sebab kehancuran dunia ketika peradaban manusia masih eksis. Apa yang kami sukai dari Epoch adalah grafisnya, memaksimalkan Unreal Engine 3, serta mekanis cover yang biasa kita temui dalam game shooter modern, menjadi modal utama selama menyelesaikan campaign untuk mengetahui misteri dibalik kehancuran dunia, atau bertarung dengan robot lain dalam pertarungan berbasis arena, mengumpulkan resource dari musuh yang hancur dan meng-upgrade kemampuan robotmu.
Untuk sebuah game shooter berkekuatan Unreal 3 yang awalnya ditawarkan hanya Rp. 52 ribuan, Epoch menjadi salah satu contoh tepat game mobile yang mampu menunjukkan kemampuan maksimal grafis smartphone / tablet. Berselang hampir 2 tahun, Epoch pun hadir untuk platform Android pada Maret 2013 lalu, dan kemudian juga ditawarkan dalam paket Humble Mobile Bundle 3 yang lebih ekonomis pada 19 November 2013 lalu. Saat ini Epoch masih ditawarkan dengan harga Rp. 35 ribu untuk versi iOS, dan Rp. 12 ribu untuk versi Android. Lima hari sebelum Uppercut Games memasukkan Epoch menjadi bagian Humble Mobile Bundle 3, mereka merilis sekuelnya, EPOCH.2 untuk platform iOS. Dan untuk Android, tidak perlu harus menunggu tahunan untuk ikut menikmatinya, karena juga sudah dirilis 27 Maret 2014 kemarin.
Misteri musnahnya peradaban manusia belum terjawab dalam game pertamanya, dan Uppercut Games kembali meneruskan kisah mereka dalam sekuelnya ini. Dan mengingat game pertamanya jelas poin utamanya adalah menjual grafis (diklaim menjadi salah satu game mobile paling menarik grafisnya), maka sekuelnya ini kembali meningkatkan kekuatan grafisnya. Jika sebelumnya kamu hanya membutuhkanjatah storage sekitar 500 MB untuk memainkan game ini, Uppercut Games menggandakannya beberapa kali lipat. Data game ini sendiri mencapai 1.3 GB untuk versi Android, atau sekitar 480 MB untuk versi iOS. Membengkaknya data tersebut juga berujung pada grafis sekuelnya ini yang terlihat makin terpoles dengan baik dengan tambahan efek-efek baru dan tekstus yang lebih halus, serta campign yang lebih panjang. Dari permainan penulis, setidaknya saat ini kita membutuhkan waktu sekitar 4 jam untuk menyelesaikan campaign-nya.
Masih sama seperti prekuelnya, mekanis EPOCH.2 adalah shooter berbasis aktivitas cover dengan setting Bumi yang populasinya dikuasai para robot, dan sepertinya mereka tidak ada aktivitas yang lebih penting selain bertarung. Ceritanya menjadi kontinuitas yang pertana, dimana para robot yang kita kendalikan melacak keberadaan Princess Amelia yang hilang dan berusaha mengakhiri perang antara dua pasukan robot yang telah menghancurkan dunia manusia. Campaign-nya juga masih sama, kami bergerak dari satu lokasi ke lokasi lainnya, menghabisi musuh yang bermunculan sambil mengumpulkan resource untuk meningkatkan kemampuan robotmu, selain juga credit di akhir setiap level yang akan kamu gunakan untuk membeli upgrade perlengkapan. Masalahnya, credit yang dibutuhkan untuk setiap upgrade terkadang cukup mahal. Tidak heran, karena game ini juga menyediakan in-app purchase untuk menambah credit dengan harga mulai Rp. 20 ribuan hingga Rp. 600 ribuan untuk 350,000. credit. Mahal memang, apalagi untuk game dimana kamu sudah membayar penuh di awal.
Paling kami sukai mekanis gameplay-nya, yang memadukan shooter berbasis cover, dengan sudut pandang disorot dari atas punggung karakter, yang akhir-akhir ini juga makin banyak diterapkan untuk tipikal shooter lainnya di konsol. Beda dengan platform konsol atau handheld jelas pada kontrolnya, karena di sini semua pengendalian berbasis sentuhan, perlu gesture dari sentuhan jari, sapukan ke kiri-kanan untuk melakukan mayoritas aksi. Karakter robotmu terus berlindung, dan ketika menembak (sentuh saja musuh yang ingin ditembak) dia bakal keluar dari cover, lakukan gesture ke bawah untuk jongkok lagi dan hindari balasan musuh atau reload, dan untuk berganti layar atau bergerak, lakukan sapuan jari ke kiri atau kanan.
Beberapa fitur yang tidak kami temui dari prekuelnya seperti tipe musuh baru yang bisa menyerangmu bahkan ketika dalam kondisi cover, sistem level ala RPG dimana gerakan super robot yang lebih kuat (bergantung posisi, lakukan sapuan jari ke atas, robot Epoch-mu akan berbalik ke sisi lain layar) akan terbuka seiring naiknya level, hingga sistem reload-nya kini aktif otomatis seperti Gears of War, lebih memudahkan permainan (bisa juga reload meskipun ammo belum habis selama cover, yang bisa memberi bonus damage). Juga ada gerakan maut lainnya, seperti dia menggunakan roket dan menembakkannya dari atas musuh, atau terbang dan menghantam robot musuh sampau hancur (yang ini butuh ketepatan timing untuk melakukannya).
Pasti juga familiar bagi banyak pemain serial Frontline Commando-nya Glu Mobile. Gerakannya memang terbatas pada obyek yang bisa menjadi cover, namun setidaknya android-android tersebut bisa bermanuver dengan sigap, dan apa yang kita perintahkan langsung diterjemahkan dengan cepat (setidaknya ini untuk versi Android, karena versi iOS awalnya banyak dikeluhkan karena kontrol yang terlalu sensitif). Selain gerakan berbasis gesture, ada banyak tombol virtual untuk melakukan beragam serangan bonus. Seperti, melempar granat, meluncurkan misil, hingga mengaktifkan efek bullet time untuk memperlambat waktu / aksi permainan ala Max Payne.
Sekuel ini juga lebih panjang, ada 16 level campaign yang disediakan, dibandingkan 10 level pada prekuelnya. Dan masih juga perlu memainkan ulang level tersebut dengan tingkat kesulitan yang lebih susah untuk bisa berlanjut ke level yang lebih tinggi. Dari pengamatan penulis, setiap level kini memiliki detail yang lebih dalam, dan pilihan obyek yang lebih banyak. Beberapa bagian level juga dihiasi dengan beberapa lantai, dan robotmu bisa berpindah ke lokasi yang lebih tinggi, beberapa juga dihiasi balok atau kawat melintang untuk bergantungan, dan setiap level bisa dimainkan dalam dua mode kesulitan yang berbeda, yang berujung pada tingginya replay value game ini.
Dan sekali lagi, grafisnya memang yang terbaik di sini. Masih menggunakan Unreal Engine 3, namun sepertinya developer mampu lebih mengoptimalkannya dengan banyak efek baru, dan meskipun masih jauh dari kualitas konsol modern, namun dibandingkan tipikal game mobile lain, grafisnya jauh lebih baik, bisa diadu dengan Real Boxing, dan juga sedikit lebih baik dari Wild Blood-nya Gameloft. Efek suaranya pun juga keren.
Tidak hanya permainannya yang agak susah (apalagi dalam mode Hardcore), untuk bisa memainkannya pun syarat kebutuhan hardware-nya juga cukup tinggi. EPOCH.2 tidak bisa dimainkan di sembarang Android. Batasan OS juga jelas, minimal Android 4.1 Jelly Bean, dan kemudian tidak akan berjalan di hardware single core. Tidak semua Android yang dual core pun bisa menjalankannya dengan normal. Paling tidak hardware quad-core sekelas Tegra 3 atau Snapdragon S4 dengan RAM minim 1 GB yang cukup besar sisanya bisa menjalankannya dengan lancar. Untuk sekuelnya ini, kamu bisa mendapatkannya di iOS dengan harga Rp. 59 ribu, sedangkan di Android dijual lebih murah, hanya Rp. 52 ribu saja.
- Dapatkan EPOCH.2 versi iOS melalui Apple App Store. Membutuhkan iOS minimal versi 6.0 (tidak kompatibel dengan iPhone4, iPod Touch 4th Gen, iPhone 3GS atau iPad 1) dan jatah storage 422 MB.
- Dapatkan EPOCH.2 versi Android melalui Google Play Store. Membutuhkan Android minimal versi 4.1 dan jatah storage 1.3 GB. Pastikan Androidmu bisa memainkannya lebih dahulu, karena kebutuhan hardware-nya cukup tinggi.
[youtube id="UwelI1rJECI"]
Sumber: Uppercut Games, Facebook