Tidak Hanya Programmer yang Bisa Menciptakan Game, Kamu juga Bisa Loh!
Ga cuma anak programmer yang bisa ciptain game rupanya. Kamu yang dari jurusan lain juga bisa membuat game loh!
Duniaku Campus Checkpoint kembali digelar, kini membahas mereka yang mampu menciptakan game. Perwakilan Agate Academy langsung berbagi pengalamannya di industri game Indonesia di hadapan mereka.
Industri game selama ini dikenal sebagai tempat kerjanya para programmer. Penilaian tersebut rupanya tidak sepenuhnya benar. Pasalnya, industri game bisa diisi oleh mereka yang dari jurusan lain, berdasarkan penuturan Jammy.
[duniaku_baca_juga]
Menurut Jammy, programmer memang salah satu poin penting dari sebuah developer game. “Industri game memang sering membutuhkan programmer yang handal. Pasalnya, logic menjadi problem satu-satunya, dari pengembangan sebuah game,” tutur Jammy di hadapan ratusan mahasiswa dan mahasiswi Binus University.
Namun, jika hanya diisi oleh programmer, maka sebuah game tidak akan menarik perhatian pemain. “Tapi, kalau hanya diisi oleh para programmer maka sebuah game tidak akan menarik untuk dimainkan, terlebih untuk bersaing di pasaran,” jelas Jammy.
Jammy Lesmana, Vice President Agate Academy[/caption]
Jurusan lain seperti DKV (Desain Komunikasi Visual) dan Artist adalah pelengkap ketika tengah menciptakan sebuah game. “Seperti yang kita tahu, game membutuhkan banyak hal yang bertujuan untuk menarik minat pemain. Sebagai pelengkap dalam menciptakan sebuah game, maka dibutuhkan juga DKV dan Illustration Artist,” jelasnya.
DKV memiliki tugas untuk menciptakan user interface yang nyaman untuk digunakan oleh penggunanya, seperti yang dibutuhkan oleh kebanyakan game zaman sekarang. “Game zaman sekarang membutuhkan user interface yang bersahabat dengan para pengguna. Pasalnya, pengguna akan merasa nyaman untuk bermain ketika disajikan dengan UI yang tepat baginya,”.
[read_more id="348337"]
Biasanya, mereka yang lulusan DKV biasanya cocok sebagai UI desainer. “UI Desainer bertanggung jawab untuk memberikan kenyamanan bagi para pengguna dalam menikmati game. Tugas ini gampang-gampang susah, karena desainer harus mempermudah langkah pengguna untuk dapat menikmati sekaligus menelusuri dunia yang disuguhkan pengembang di dalam game,” kata Jammy.
Sementara itu, mereka yang kini berada di jurusan Art juga tidak kalah dibutuhkannya dalam proyek pengembangan game. “Illustration Artist biasanya mampu menciptakan konsep art yang menarik. Terlebih mereka juga dapat menimbulkan beragam hal yang mampu meningkatkan pengalaman para pemain di dalam dunia,” terangnya.
Jammy tengah mendengarkan pertanyaan mahasiswi Binus University[/caption]
Selain programmer, UI desainer, dan Illustration Artist, rupanya masih ada satu lagi jurusan yang bahkan jika tidak ada, maka game yang telah dibuat sulit dikatakan sebagai game yang sukses.
“Nah, ketika sebuah game jadi, developer bukanlah satu-satunya pihak yang bergerak di dalam proyek tersebut. Mereka membutuhkan publisher, nah di sinilah dibutuhkan skill marketing yang mumpuni. Pasalnya, saat sebuah game sudah jadi namun pengembang tidak memiliki kemampuan publishing atau kenal dengan publisher, maka game tersebut akan terasa percuma, dan cukup sulit untuk sampai ditangan pengguna.,” terangnya.
[read_more id="348321"]
Hebatnya lagi, budget publishing sebuah game biasanya dua kali dari biaya produksi game tersebut. “Biaya publishing pun jauh lebih mahal, dan paling sedikit adalah dua kali biaya produksi game itu sendiri,” terang Jammy.
Berdasarkan penuturan Jammy tersebut, maka bisa kita tarik kesimpulan jika industri game terbuka lebar bagi siapa saja yang tertarik untuk nimbrung di dalamnya. Kamu tidak perlu memikirkan jurusan apa yang cocok untuk gabung di industri tersebut.
Diedit oleh Fachrul Razi