The Order 1886 Ditunda, Aksi "Wolverine Tanpa Cakar" Harus Menunggu Hingga 2015
Seperti kebanyakan developer lainnya yang menyemarakkan E3 2014 dengan menyebar informasi baru, Ready at Dawn cukup mengobati rasa penasaran pada The Order: 1886 dengan detail dan trailer baru game tersebut.
Seperti kebanyakan developer lainnya yang menyemarakkan E3 2014 dengan menyebar informasi baru seputar proyek yang mereka kembangkan, Ready at Dawn cukup mengobati rasa penasaran pada The Order: 1886 yang mendapatkan banyak informasi baru, trailer yang menampilkan atmosfer baru game tersebut, sekaligus juga melatih kesabaran mereka pemilik PS4 karena salah satu game yang ditunggu ini harus ditunda perilisannya hingga Februari 2015 mendatang untuk PlayStation 4, atau meleset dari jadwal sebelumnya pada akhir 2014. Sebagai kompensasi, mereka menawarkan lebih banyak detail seputar kisah yang menyelimutinya.
Menurut developer diary yang di-post developer dalam blog resmi PlayStation, IP baru mereka ini akan menggabungkan sejarah dan mitos. Sesuai judulnya, tahun 1886 menjadi setting waktunya. Saat itulah menurut developer menjadi saat dimana kota London semasa Victorian Era (sebutan untuk era ketika Ratu Victoria memerintah dari 20 Juni 1837 hingga kematiannya pada 22 Januari 1901) terlihat menarik untuk diangkat, terutama karena adanya ancaman dari balik kegelapan kepada kalangan masyarakat yang kaya raya. Ancaman yang sama yang sudah dihadapi Knights of the Order selama berabad-abad.
The Order: 1886 mengambil setting sejarah alternatif, dimana sebuah order of knight eksis untuk menjaga dunia dari monster yang disebut sebagai Half-Breed, dan digambarkan sebagai perpaduan antara binatang dan manusia yang terjadi akibat hasil evolusi yang terpecah. Menurut sejarah dalam game, sekitar 7 hingga 8 abad lalu, sekelompok kecil manusia ditemukan memiliki wujud mirip binatang. Saat itulah mayoritas manusia merasa takut dan terancam, hingga akhirnya perang terjadi diantara kedua kelompok. Walaupun jumlah manusia jauh lebih besar, kekuatan binatang yang mereka miliki berhasil membuat mereka unggul di tengah perang berkepanjangan.
Berabad-abad kemudian, umat manusia menaruh harapan baru pada King Arthur dan Knights of the Round Table. King Arthur bersama para ksatria meja bundar tersebut bertarung melawan Half-Breed, namun pada akhirnyua Arthur juga menyadari jika pertarungan itu pun tidak bisa mereka menangkan. Melalui perubahan nasib yang misterius, para Knights menemukan Blackwater, sebuah cairan mistis yang secara signifikan mampu memperpanjang usia sekaligus memberi mereka kemampuan memulihkan diri yang hebat.
Lanjut ke halaman 2...
Hanya saja meskipun didukung dengan Blackwater, para Half-Breed tetap saja mampu memenangkan pertarungan-demi-pertarungan, hingga akhirnya manusia mendeklarasikan Revolusi Industri yang menjadi awal perubahan keadaan. Penemuan teknologi menjadi lebih cepat dibandingkan yang seharusnya eksis pada masa tersebut, dengan munculnya penemuan baru seperti thermal imaging, Zeppelin, dan bahkan komunikasi nirkabel. Senjata baru yang mampu memancarkan kejutan listrik, mampu menghujani musuh dengan metal, hingga yang bisa berperan ganda seperti granat fragmentation sekaligus proximity mine.
Berlanjut 40 tahun pasca revolusi, pada tahun 1886 di Kingdom and the Commonwealth sebenarnya perang masih berlangsung, meskipun saat itu manusia sudah memiliki naungan militer. Saat itulah ancaman baru muncul dalam bentuk kalangan bawah, menyebut dirinya sebagai Rebellion, yang memberontak karena menuntut kesetaraan dengan mereka orang-orang kaya yang mengatur tatanan sosial, dimana para Knights, yang saat ini disebut sebagai The Order, lebih memilih mendukung golongan atas dan bangsawan tersebut. Akhirnya perang antara para pemberontak dan The Order pun pecah. Kamu akan dihadapkan pada empat protagonis dari The Order yang tergabung dalam satu pasukan, dan nama mereka juga disamakan dengan setiap nama dari ksatria aslinya, yaitu Sir Galahad, Lady Igraine, Marquis de Lafayette, serta Sir Percival.
Bersamaan dengan informasi yang dirilis melalui blog PlayStation, kami juga mendapatkan video gameplay terbarunya. Di sana terlihat para Knights melawan musuh di wilayah penduduk tertindas yang disebut Whitechapel. Bersenjatakan Thermite rifle, Galahad bahkan mampu menyerang musuh di balik perlindungan, sedangkan Arc Gun yang digunakan Isabeau juga terlihat mematikan.
Selain teknologi senjata, para Knights juga bergantung pada satu elemen yang sudsah mereka gunakan berabad lalu, yaitu Blackwater. Selama pertarungan, mereka bisa menggunakannya untuk memulihkan diri, kecuali luka yang memang mematikan. Menggunakannya berabad-abad, Blackwater kini malah merasuki Knights dengan umur panjang di luar batas normal manusia (berkat kemampuan hidup lebih panjang, Sir Galahad di sini sendiri merupakan Sir Galahad ketiga sejak Knights of the Round Table terbentuk), sekaligus kemampuan fisik dan mental selama bertarung, sebuah keadaan yang mereka sebut sebagai Blacksight. Menggunakan Blacksight, Galahad terlihat mampu memasuki kondisi fisik yang lebih memungkinkannya untuk memfokuskan skill-nya dan melakukan serangan yang lebih presisi.
The Order: 1886, Fusing History & Mythology
[youtube_embed id="pS0RLTlVs4c"]