Lebih Dekat Dengan Kontroler Xbox One, Senjata Primer Konsol Terbaru Microsoft
Memang Duniaku sudah sering mengulas mengenai Xbox One Controller, seperti melalui laporan khusus event E3 2013 kami sepanjang bulan Juni lalu. Namun jika kamu ingin sebuah artikel khusus untuk kontrolernya, berikut satu ulasan khusus yang mengulas lebih jauh kontroler Xbox One.
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Memang Duniaku sudah sering mengulas mengenai Xbox One, seperti melalui laporan khusus event E3 2013 kami sepanjang bulan Juni lalu. Namun jika kamu ingin sebuah artikel khusus untuk kontrolernya, pada kesempata ini kami berikan satu ulasan khusus yang mengulas lebih jauh seperti apa perkembangan kontroler Xbox tersebut.
Sekilas Xbox One Controller ini bentuknya mirip dengan kontroler X360, namun dengan kontur kedua handle-nya berbeda, analog stick yang sedikit lebih kecil, tombol A, B, X dan Y warnanya juga berbeda, directional pad mengecil namun berbentuk silang seperti tipikal d-pad tradisional, serta ada dua tombol, Menu dan View, yang sebelumnya menjadi tombol Start dan Back. Selain itu kompartemen baterainya juga lebih slim.
Fitur baru yang menjadi ubahan terbesar adalah diterapkannya Trigger Rumble Motors, yang disebut "Impulse Triggers". Adanya motor tambahan untuk kedua tombol ini jelas membuat permainan, khususnya untuk genre tertentu, seperti first-person shooting, menjadi lebih realistis, karena kamu bisa merasakan feedback ketika menembakkan senjata. Atau pada genre tertentu yang membutuhkan interaksi fisik dengan gamer, misalnya survival horror, yang bisa mengkombinasikan fitur Impulse dengan Kinect 2 untuk membaca ekspresi gamer selama memainkannya. Namun motor tersebut juga berfungsi untuk genre lainnya, seperti misalnya kita bisa merasakan efek musik suatu game, pergantian bass dan treble-nya bisa dirasakan melalui getaran motornya.
Efeknya jelas langsung terasa di genggaman tanganmu. Namun kami juga sangsi bagaimana dengan ketahanan baterainya ketika empat motor bergetar bersamaan. Microsoft sendiri mengatakan bahwa mereka memberikan mode low-power ketika tidak digunakan, dengan mematikan beberapa bagiannya, selama kondisi idle (ketika kamu melihat film misalnya). Selain itu, juga ada metode sinkronisasi baru melalui WiFi Direct yang tidak memerlukan sinkronisasi ulang secara kontinu untuk menghemat baterai. Bagaimana pun, kita tetap perlu mengujinya langsung ketika X1 dirilis nanti, separah apa efek empat motor getar tersebut berimbas pada ketahanan baterai.
Bicara baterai, kontroler X1 bisa di-charge melalui kabel mini-USB yang lebih universal, dan sayangnya seperti kami jelaskan di artikel ini, tidak dipaketkan dalam pembelianmu, namun harus dibeli terpisah seharga sekitar Rp. 200 ribuan. Port tersebut juga berperan untuk koneksi data. Dan kami menyukai kompartemen baterainya, yang selain menerima baterai removeable, juga bisa di-recharge, dan bahkan masih bisa menggunakan baterai AA seperti kontroler X360. Demikian bagi mereka yang ingin mendapatkan sesi permainan non-stop yang sangat panjang, X1 dan kontrolernya ini bisa menjadi solusi, karena kemudahan mendapatkan/membeli baterai AA, tidak perlu harus menunggu di recharge, langsung bisa melanjutkan permainan.
Walaupun tidak ada speaker di kontrolernya, namun audio bisa diteruskan melalui port headset, yang oleh Microsoft diklaim lebih tinggi kualitasnya dibandingkan output audio pada kontroler X360. Hal itu dicapai berkat peningkatan rate data transfer antata konsol dan kontrolernya. Demikian ketika kamu menggunakan headset untuk berkomunikasi telepon (via Skype), suaranya yang dihasilkan bebas distorsi dan jelas terdengar. Karens ada sedikit perubahan pada transfer data yang mampu dilalui port headset-nya, maka headset lama dari X360 tidak bisa digunakan di sini.
Kontroler baru ini juga menggunakan teknologi refleksi tak terlihat dan juga LED untuk berkomunikasi dengan konsol dan Kinect 2, sehingga proses sinkronisasi bisa dicapai dengan mudah. Penerapan teknologi tersebut juga bisa digunakan selama memadukan kontroler dengan Kinect 2, sehingga meskipun sedang ada beberapa orang bermain multiplater di depan Kinect 2, kamera tersebut masih bisa mengenali mana player pertama, kedua dan seterusnya. Bahkan ketika player tersebut berpindah posisi duduk, X1 melalui Kinect 2 dengan sigap akan menukar posisi split-screen menyesuaikan posisi duduk yang baru dari player tersebut.
Perbedaan lain kontroler X1 dengan X360 adalah dua tombol Start dan Back yang digantikan 'Menu' dan 'View'. Tombol Menu di sisi kanan akan membuka opsi spesifik konteks, yang bisa didesain khusus oleh developer game atau aplikasi, untuk membantu kita selama navigasi antar muka X1. Sedangkan tombol View sendiri, sesuai namanya, fungsinya untuk merubah pandangan, atau memberikan lebih banyak informasi dalam sebuah game dan aplikasi. Fungsinya pun ditentukan oleh developer. Dan yang mungkin kita temui selama permainan, seperti untuk akses cepat melihat peta selama bermain role-playing game, memunculkan leaderboard dalam sebuah first-person shooter, atau untuk membantu kita selama navigasi interface X1.
An Insider's Look at the Xbox One Controller
http://youtu.be/m4SYaTLCWL0