Seperti I Am Legend, Zombie Dalam Dying Light Ini Lebih Beringas Saat Malam Hari

Berikut tiga DLC yang sudah disiapkan Techland untuk game horor terbaru mereka...

Seperti I Am Legend, Zombie Dalam Dying Light Ini Lebih Beringas Saat Malam Hari

Seperti I Am Legend, Zombie Dalam Dying Light Ini Lebih Beringas Saat Malam Hari

Selama E3 2013 lalu, Techland, developer yang kita kenal melalui serial game bertema kiamat zombie Dead Island mengkonfirmasikan Dying Light (baca: Seperti Apa 12 Menit Pasca Matahari Terbenam di Dunia “Dying Light”?). Saat itu game action-adventure survival horror ini direncanakan untuk PC Windows, PlayStation 4, Xbox One dan juga konsol last-gen seperti PS3 dan X360. Namun konfirmasi Warner Bros. Interactive Entertainment selaku penerbitnya akhir Oktober 2014 kemarin menyebutkan jika game yang akan dirilis 27 Januari 2015 nanti ini dibatalkan dua versi konsol last-gen-nya, dengan alasan konsol tersebut tidak mampu menangani game yang dikembangkan menggunakan Chrome Engine 6 ini dengan baik.

Kurang dua bulan sebelumnya gamenya dirilis, developer kemarin mengungkapkan paket DLC untuk Dying Light. Seperti biasa, DLC bisa dibeli satuan, atau tersedia Season Pass yang dipatok dengan harga US $19.99, atau sekitar Rp. 250 ribu. Season Pass ini tersedia untuk PlayStation 4, Xbox One, dan PC, serta memasukkan misi yang tidak disertakan dalma game retailnya, senjata baru, kostum dan juga gameplay yang berbeda.

Seperti I Am Legend, Zombie Dalam Dying Light Ini Lebih Beringas Saat Malam Hari

Season Pass terdiri dari tiga DLC berbeda. Pertama, Cuisine & Cargo, yang bakal tersedia pertama kali untuk pemegang Season Pass, dan keduanya merupakan misi hardcore yang memungkinkan player menguji skill. Menyelidiki bangunan yang terkunci pasca hari-hari pertama wabah zombie merebak, yang ternyata di dalamnya berisi manusia yang terinfeksi. Juga menjelajahi koridor seram yang sebelumnya merupakan restoran paling terkenal di Harran, dan di sana kalian juga akan menerapkan pola permainan yang lebih mengutamakan unsur stealth.

Kemudian Ultimate Survivor Bundle, yang memberi players tujuh item in-game unik (tiga kostum khusus dan empat blueprint senjata) yang membawa pertarungan melawan zombie ke level baru.

Dan terakhir, The Bozak Horde, berisi peta dan gameplay baru, playable entah dalam single-player atau co-op. Masuk ke dalam Harran Stadium, lokasi yang paling dikenal di kota, dan mulai menguji kemampuan bertarung karakter melawan gelombang serangan para Infected. Seiring melawan gelombang serangan musuh yang makin banyak dan kuat, kalian juga akan menghadapoi psikopat misterius yang bernama Bozak.

Season Pass pertama akan dirilis Februari. Selain itu, Dying Light Ultimate Edition juga tersedia berisi game ini dan semua Season Pass-nya, segera bisa dipesan awal untuk PlayStation 4, Xbox One, dan PC.

Seperti I Am Legend, Zombie Dalam Dying Light Ini Lebih Beringas Saat Malam Hari

Dying Light dibuat lebih horor dari Dead Island, karena settingnya sendiri di tengah kehancuran dunia pasca wabah ganas yang menginfeksi manusia, dan menjadikan mereka sebagai makhluk yang buas. Sepertinya mirip dengan film I Am Legend ya, atau yang lebih dekat lagi, World War Z. Kamu mengendalikan karakter yang akan menyusuri setting open world yang dalam beberapa trailer diperlihatkan seperti di sebuah perkotaan (jelas berbeda dibandingkan pulau tropis pada Dead Island).

Sepanjang permainan karaktermu berupaya mengumpulkan persediaan makanan dan senjata rakitan untuk bertahan hidup, sambil bertahan dari serangan zombie. Walaupun kelihatannya konsepnya sama seperti Dead Island, namun karena di tengah gameplay-nya disisipkan gerakan-gerakan freerunning ala parkour, sehingga akhirnya banyak yang menyebutnya sebagai perpaduan dari Dead Island dan Mirror’s Edge, game action adventure dari EA Digital Illusions CE yang terfokus pada aksi karakter yang menggunakan gerakan parkour – aktivitas berpindah tempat dengan efisien dan cepat.

Seperti I Am Legend, Zombie Dalam Dying Light Ini Lebih Beringas Saat Malam Hari

Dengan sudut pandang first-person dan dunia open world-nya, memang masih mengingatkan pada Dead Island. Namun di sini Techland mencoba membedakan franchise barunya ini dengan makhluk infected yang dipengaruhi oleh kondisi waktu. Karena saat malam tiba, para zombie akan menjadi lebih agresif dan berbahaya, dan karakter yang harusnya leluasa sebagai hunter memburu mereka di waktu siang, beralih menjadi yang diburu oleh para infected. Bahkan jenis zombie terkuat, predator, juga hanya muncul setelah matahari terbenam. Saat itulah konsep utama Dying Light diperlihatkan, karena karakter harus bisa selamat menggunakan apa saja yang mereka miliki sampai matahari kembali bersinar.

Pertarungan dalam game banyak dibuat untuk aksi jarak dekat, dan kalian juga lebih banyak bertarung menggunakan senjata melee. Ada lebih dari 100 senjata yang bisa digunakan, dan lebih banyak lagi ketika kalian mulai bisa meng-craft sendiri senjata baru. Kemudian berkat perubahan waktunya, selama siang hari kalian perlu keluar untuk mencari sisa material dan persediaan, yang kemudian dikirim kembali ke safe zone. Kalian juga bisa memasang jebakan, atau menyelamatkan manusia yang selamat, dan selama siang hari, para infected bergerak lambat, apatis, serta mudah dilihat, jadi kalian bisa bergerak cepat melewatinya saja.

Namun tanpa cahaya matahari, kesadaran para infected menjadi lebih akurat. Mereka mendapatkan kemampuan berlari cepat, dan bahkan bisa menandingi kecepatan player, damage serangannya juga meningkat, juga bisa melompat, dan menaiki bangunan seperti karakter. Untuk menghindari kontak dengan mereka, kalian perlu menggunakan Night Sense untuk mengetahui dimana lokasi infected itu, dan sebisa mungkin menjauhi jangkauan pandangan mata mereka. Jika terlihat dan dikejar, kalian bisa menggunakan keadaan sekeliling untuk mengalihkan perhatian, atau memasang jebakan untuk menurunkan jumlah yang mengejar. Kalian juga bisa mengecoh zombie tersebut dengan suara.

Selama Gamescom 2014 lalu, Techland mengkonfirmasikan mode multiplayer-nya, yang bisa dimainkan hingga 4 player secara co-op. Game ini juga menawarkan asymmetrical multiplayer, dimana pemain lain tidak harus online untuk bisa bermain bersama, namun hanya data permainannya saja yang digunakan. Selain itu, juga diungkapkan jika game ini sendiri akan menawarkan waktu permainan hingga 50 jam. Untuk kenikmatan lebih memainkannya dari sisi yang berbeda, kalian bisa juga memesan awal paket "Be the Zombie" (baca: Techland Umumkan Bonus Pre-order Dying Light, Berperan Sebagai Hunter Dalam Mode ‘Be the Zombie’).

Artikel terkait

ARTIKEL TERBARU