5 Skandal Menghebohkan yang Telah Mengguncang Dunia Dota 2
Mulai dari tim, turnamen yang mereka selenggarakan hingga komunitasnya di seluruh dunia, ternyata ada banyak kasus yang hampir menodai nama baik Dota 2.
Sumber: Wallpaper Craft
Semua orang pasti mengenal Dota 2 sebagai salah satu game MOBA paling kompetitif yang ada pada saat ini. Dengan usianya yang hampir menginjak empat tahun, sudah sewajarnya jika Dota 2 sempat terlibat dengan beberapa skandal yang cukup menghebohkan.
Skandal yang menghebohkan ini meliputi dari tim, turnamen, hingga komunitasnya di seluruh dunia, ternyata ada cukup banyak kasus yang telah menodai nama baik game tersebut.
[duniaku_baca_juga]
Sumber: Hltv
Eul mungkin tidak pernah berpikir bahwa permainan yang dia kembangkan dapat menjadi sumber penghasilan bagi banyak orang. Namun, terlepas dari berbagai berita bahagia kemenangan tim yang menjuarai turnamen besar, Dota 2 juga memiliki sisi gelap yang tidak diketahui oleh banyak orang.
Mulai dari masalah yang melibatkan Puppey dan Tim Secret, pemecatan 2GD secara mendadak, hingga ban permanen yang diterima oleh anggota Mineski dan MSI-EvoGT, ketiga hal tersebut adalah contoh dari beberapa kasus yang telah menodai nama Dota 2. Ingin tahu lebih banyak lagi tentang sisi gelap permainan MOBA fenomenal ini?
Yuk kita simak selengkapnya!
[page_break no="1" title="Skandal Puppey dan Tim Secret"]
Sumber: Gosu Gamers
[read_more id="301289"]
Nama Clement “Puppey” Ivanov dan tim Secret menjadi salah satu topik yang paling banyak dibicarakan sepanjang tahun 2016. Mulai dari pembayaran gaji para pemain dan managernya yang tertunda selama bertahun-tahun hingga tekanan batin yang diterima oleh Aliwi “w33” Omar dan Jacky “EternaLEnVy” Mao selama menjadi anggota tim tersebut, berbagai fakta tentang keburukan tim Secret mulai terungkap oleh mantan pemainnya.
Skandal ini mulai banyak dibicarakan setelah Evany “the_evany” Chang, mantan manager dari tim tersebut mengatakan bahwa dia dan beberapa mantan pemain Secret lainnya masih belum mendapat bayaran mereka. Menurut tweet tersebut, pemain yang menjadi korban dalam skandal ini adalah Tal “Fly” Aizik, Johan “N0tail” Sundstein, Artour “Arteezy” Babaev, Ludwig “zai” Wahlberg, dan Kuro “Kuroky” Salehi Takhasomi.
https://twitter.com/the_evany/status/699721195890085888
Dalam tweet tersebut, Evany menceritakan bagaimana pihak Secret masih belum membayar gajinya sebagai manager walaupun posisinya telah digantikan oleh Matthew “Cyborgmatt” Bailey. Blog yang ditulis oleh EternaLEnVy juga semakin memperkuat dugaan adanya masalah internal dalam tim tersebut, dan ternyata hampir semuanya berasal dari Puppey dan pimpinan Secret Kemal Sadikoglu.
Menurut EternaLEnVy, Puppey dan Kemal telah mengambil 10% dari seluruh pendapatan tim Secret tanpa sepengatahuan para pemainnya; sikap Puppey juga menjadi alasan mengapa tim Secret gagal mendapatkan kontrak mereka dengan Panda TV dan keluarnya Saahil “UNiVeRsE” Arora dari tim tersebut.
Ditambah lagi, Rasmus “MiSeRy” Filipsen juga ikut menyatakan pendapatnya tentang skandal ini dalam blog-nya yang semakin menguatkan argumen EternaLEnVy.
Sumber: Wiki Team Liquid
Terungkapnya kepribadian Puppey yang pemalas dan egois mungkin adalah alasan mengapa skandal ini menarik perhatian banyak orang. Sebagai pemain yang pernah menjuarai The International, Puppey mungkin dikenal sebagai seorang veteran dalam dunia Dota 2, namun, sikapnya dalam tim Secret telah membuat kepercayaan banyak orang kepada dirinya menurun. Walaupun kelihatannya sekarang Puppey sudah semakin membaik, skandal yang sangat kontroversial ini masih membekas dalam hati banyak orang.
[page_break no="2" title="World Cyber Arena 2015"]
Berbagai kejadian yang terjadi selama turnamen ini mungkin tidak begitu diketahui oleh banyak orang, namun, bagi para pemain profesional World Cyber Arena (WCA) 2015 adalah salah satu turnamen terburuk yang pernah mereka ikuti.
Dalam acara podcast What the Duck?! Nikki “Sajedene” Elise dan Shannon “SUNSFan” Scotten yang menemani tim Digital Chaos selama acara tersebut menceritakan tentang perlakuan yang mereka dapatkan selama acara tersebut.
Mulai dari kecurangan selama jalannya pertandingan, peralatan yang sangat tidak memadai hingga “memaksa” pemain untuk terjebak dalam hotel mereka, semua hal yang terjadi dalam turnamen tersebut telah membuat WCA 2015 mendapat gelar sebagai salah satu turnamen terburuk sepanjang sejarah Dota 2.
https://twitter.com/Sajedene/status/678244519918235648
Menurut Nikki, keterbatasan bahasa adalah masalah utama dalam turnamen tersbeut, dan hal ini membuat dia seringkali meminta bantuan kepada Kelly “kellymilkies” Ong, manager dari tim Alliance untuk menjadi penerjemah bagi dirinya dan manager tim lain. Ditambah lagi, tim Leviathan yang pada saat itu baru mengikuti turnamen pertama mereka bahkan terpaksa harus menunggu seharian di tempat acara walaupun mereka tidak bertanding karena bus dari lokasi pertandingan menolak untuk mengantar mereka kembali ke hotel.
Selain itu, Nikki juga diberitahu oleh pihak panitia bahwa mereka telah mempersiapkan kursi khusus gaming untuk semua pemain, namun, pada kenyataannya apa yang mereka dapat adalah sebuah kursi lipat dengan dua meja yang digabung menjadi satu.
https://twitter.com/ErikBarge/status/678518911365742593
Salah satu hal yang paling kontroversial dari turnamen ini adalah banyaknya kecurangan yang dilakukan oleh tim Cina terhadap lawan mereka selama jalannya pertandingan. Dalam acara podcast tersebut, Sajedene menjelaskan tentang bagaimana draft tim Liquid di sabotase oleh tim lain, akun Crossfire yang digunakan oleh tim Cina memiliki level lebih tinggi daripada tim lain dan booth para pemain yang tidak memiliki peredam suara.
[duniaku_adsense]
Ironisnya, tim Alliance berhasil memenangkan pertandingan final mereka melawan LGD Gaming walaupun pergerakan mereka diketahui oleh tim lawan. Jika ada penghargaan yang diberikan kepada turnamen paling buruk, maka juara pertama pasti adalah WCA 2015.
Lanjut ke halaman 2...
[page_break no="3" title="Pemecatan 2GD dan Shanghai Major 2016"]
Sumber: Naroiclime
Shanghai Major 2016 mungkin adalah salah satu acara paling memorable bagi banyak orang karena banyaknya kejadian unik selama turnamen tersebut. Berbagai masalah teknis mulai dari peralatan pemain yang menghilang, pengusiran penonton dari tempat acara hingga pertandingan yang harus tertunda hanyalah sebagian kecil dari banyaknya kejadian unik selama Shanghai Major 2016.
Namun, hanya ada satu hal yang membuat banyak orang merasa terkejut, dan hal tersebut adalah pemecatan James “2GD” Harding setelah hari pertamanya sebagai pembawa acara turnamen tersebut.
Sumber: DH Dream League
[read_more id="301136"]
Melalui Reddit, Gabe Newell membuat sebuah pemberitahuan bahwa dirinya telah memecat James karena komentarnya yang terlalu kasar terhadap para pemain. Sejak segmen pertama Shanghai Major, James memang memberikan beberapa komentar yang cukup kasar, namun, pada kenyataannya James hanya mencoba meneruskan pembicaraan ditengah banyaknya masalah selama acara tersebut, dan ini bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan.
Sumber: Dream Hack
[duniaku_baca_juga]
2GD memang bukanlah komentator yang disukai oleh semua orang karena gaya bicara dan selera humornya yang kasar, namun, dia adalah salah satu caster profesional pertama dalam dunia esports, sehingga banyak orang menganggap hal ini sebagai sebuah pertanda lahirnya era baru.
Setelah kejadian ini, Peter “ppd” Dagger juga menjelaskan dalam salah satu ">vlog-nya bahwa dalam turnamen seperti ini keputusan Valve tidak dapat diganggu gugat, dan tidak adanya sosok 2GD dalam berbagai acara besar Valve lainnya adalah suatu hal sangat berat diterima oleh banyak orang.
[page_break no="4" title="Ban Permanen MIneski dan MSI-EvoGT"]
Sumber: Dota2 RU
Memanipulasi permainan dengan sengaja adalah sebuah hal yang dianggap tabu dalam dunia olahraga, dan hal ini juga berlaku bagi esport. Pada tahun 2013, seorang pemain asal Rusia bernama Aleksey “Solo” Berezin dengan sengaja membiarkan timnya kalah demi uang sebesar $322.
Semenjak saat itu, angka 322 selalu dikaitkan dengan permainan buruk yang disengaja atau perbuatan tidak terhormat oleh seorang pemain. Kemudian, kejadian seperti ini terulang kembali pada tahun 2014 setelah pertandingan MSI-EvoGT melawan Mineski diduga telah diatur oleh pihak ketiga.
Sumber: Avyportal
Menurut beberapa bukti yang muncul dalam subreddit Dota2Lounge, nama Michael Vincent Vallejos dan Jonathan Radores adalah dua orang yang diduga sebagai tersangka dalam skandal tersebut.
Vallejos adalah pemilik dari halaman Facebook “MyDota2Community” yang digunakan oleh banyak orang sebagai tempat bertaruh pertandingan Dota 2, sedangkan Radores adalah mantan pemain profesional yang sebelumnya pernah terlibat kasus penipuan dengan tim Mineski.
Dalam subreddit tersebut, sebuah screenshot telah memperlihatkan bagaimana Vallejos dan Radores memberitahu Patrick “JyC” Pascua dari MSI untuk “memberikan” Tinker kepada Jacko “Jacko” Soriano dan membiarkan Mineski menang.
Sumber: Amazonaws
Skandal ini baru mulai terlihat setelah GosuGamer melaporkan adanya keanehan dalam website mereka. Dua akun yang baru dibuat pada hari pertandingan telah meletakan taruhan dalam jumlah besar kepada Mineski.
Menurut data yang di dapatkan oleh ESports Inquirer, kedua tim tersebut mendapatkan uang sebesar P35000 (IDR 9.287.756) - P40000 (IDR 10.614.578) berkat taruhan tersebut. Untungnya, pemain dari kedua tim tersebut mengakui kesalahan kepada tim investigasi sebelum akhirnya mengundurkan diri.
Hingga saat ini, setiap anggota dari tim Mineski dan MSI-EvoGT yang terlibat dalam kasus ini masih mendapat larangan dari Valve untuk mengikuti acara besar baik secara online maupun offline.
Lanjut ke halaman 3...
[page_break no="5" title="Sistem MMR dan Dampaknya Terhadap Pemain"]
Sumber: Dotabuff
Setelah membahas tentang tim, turnamen, pembawa acara dan pemain maka sekarang saatnya kita membicarakan tentang skandal yang sampai saat ini masih banyak terjadi di dalam komunitas Dota 2.
Sistem MMR (Matchmaking Ranking) seharusnya digunakan untuk memberikan para pemainnya kesempatan untuk bermain dengan level yang sama, namun, ada beberapa orang yang memanfaatkan hal ini untuk kepentingan pribadi mereka.
Mulai dari menjual akun Steam dengan MMR tinggi hingga “joki” yang dapat memberikan kamu MMR tinggi, semua hal tersebut seringkali ditemukan dalam beberapa forum besar, termasuk di Indonesia. Walaupun kedengarannya tidak terlalu penting, hal ini justru berpotensi besar untuk merusak komunitas Dota 2 dari dalam.
Sumber: ES.me
[read_more id="302192"]
Dota 2 adalah sebuah permainan yang kepopulerannya sangat dipengaruhi oleh komunitasnya, jadi sudah jelas para pemainnya sangat berperan besar dalam membentuk image dari game tersebut.
Ada beberapa post di media sosial Reddit yang menjelaskan tentang bagaimana penjualan akun dengan MMR tinggi telah merusak permainan Dota 2, namun, sayangnya tidak banyak yang memperhatikan hal ini.
Bayangkan apa yang terjadi jika seseorang memiliki MMR 5k berkat bantuan orang lain sehingga dia harus bermain bersama pemain yang setara. Kemampuannya sudah jelas tidak akan berada dalam level yang sama dengan sembilan orang lainnya, sehingga orang tersebut hanya akan menjadi beban bagi anggota timnya sendiri.
Sumber: GeForce
Ditambah lagi, hal ini mungkin tidak melanggar hukum, namun, memberikan akses akun Steam kepada orang lain Valve telah melanggar persetujuan dari perusahaan tersebut. Valve mungkin tidak begitu mempermasalahkan hal ini seperti kasus lainnya, namun, bukan berarti kita sebagai anggota komunitas Dota 2 harus membiarkannya.
Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, Dota 2 adalah sebuah permainan yang kekuatannya berasal dari komunitas, jadi kitalah yang berperan besar dalam menjaga nama baik dari game ini.
Selain kelima kasus di atas, apakah ada sisi gelap lainnya dari Dota 2 yang kamu ketahui? Atau mungkin ada kasus yang seharusnya tidak ada dalam daftar di atas? Langsung berikan pendapat kamu di kolom komentar yah!