Impresi Pertama Monster Hunter World: Bikin Shock dan Trauma!
Pengalaman pertama kami membunuh monster di Monster Hunter: World membuat kami shock dan trauma! Kami meningkatkan tingkat kesulitan di game karena ini!
Sesuai yang dijadwalkan, versi demo dari Monster Hunter World akhirnya dirilis jam 12 malam tadi! Game ini ditunggu-tunggu bukan hanya karena menjadi game Monster Hunter pertama di konsol next gen, melainkan juga karena game ini menjanjikan petualangan tanpa batas di dunia open world yang luas!
[duniaku_baca_juga]
[page_break no="1" title="Tampilan Karakter dan Palico Masih Dibatasi"]
Pada versi demonya, kita hanya bisa memilih 6 desain wajah karakter untuk masing-masing jenis kelamin. Pada versi aslinya, fitur pembuatan karakter akan lebih detail, seperti yang tampak pada video di atas.
Karena bosan dengan karakter laki-laki, kami memilih karakter perempuan yang lebih imut. Seperti seri sebelumnya, setelah memilih karakter, kita akan diminta memilih hewan peliharan (disebut sebagai Palico) berbentuk kucing yang akan menemani kita bertualang. Palico ini nantinya bisa membantu kita untuk mencari monster yang kita buru atau item yang berguna dalam petualangan kita.
[page_break no="2" title="Tiga Pilihan Misi"]
Masuk pada layar berikutnya, kita akan langsung masuk pada layar pilihan misi. Ada tiga misi yang dapat kita pilih, dengan tingkat kesulitan easy, normal, dan hard yang dibedakan dari level monsternya.
[read_more id="322821"]
Setiap misi dibatasi oleh waktu. Kita tidak boleh menyelesaikan misi lebih dari 20 menit. Proses membunuh monster sendiri cukup panjang. Kita tak bisa serta merta datang dan menghajar musuh, melainkan harus melacak jejak monster tersebut sampai ditemukan. Setelah cukup, baru monster tersebut akan muncul.
Kelihatan susah? Tenang saja, kita akan mendapat bantuan dari kumbang-kumbang (disebut scoutflies) yang akan mengarahkan kita pada jejak-jejak tersebut. Mereka akan hilang saat kita masuk mode pertarungan.
Equipment yang dapat kita pilih pada versi demo masih dibatasi. Kami akhirnya memilih menggunakan Switch Axe, kapak yang bisa berubah jadi pedang dengan satu sentuhan tombol. Lucunya, ukuran kapak ini lebih besar dari yang membawa, sehingga tampak tenggelam di balik kapak itu. Daftar lain senjata di Monster World: Hunter dapat kamu lihat di kanal Youtue resmi mereka.
Pengalaman pertama kami membunuh monster cukup membuat kami shock! Baca ceritanya di halaman dua!
[page_break no="3" title="Trauma Membunuh Monster Jinak!"]
Masuk ke dunia Monster Hunter: World, kami merasa terpukau dengan keindahannya. Kami merasa seperti berada dalam mimpi, melihat pohon-pohon besar menjulang layaknya pencakar langit. Keindahan alam memang menjadi satu hal yang ditonjolkan dalam game ini.
Pertarungan dengan monster berjalan cukup seru. Setiap sabetan pedang kita akan meningalkan luka pada tubuh monster tersebut. Namun, saya sedikit merasa menjadi sadis khususnya karena monster ini awalnya jinak dan tidak mengganggu, meski memang rupanya jelek.
Ketika terluka, monster berbentuk seperti bunglon ini meraung-raung jatuh, kemudian bangkit lagi. Semangat pantang menyerah itu akhirnya hancur saat ia terluka parah. Ia memilih melarikan diri ke sarangnya. Di sini kami merasa makin sedih! Kenapa?
Ternyata di kandangnya terdapat lebih banyak monster-monster serupa dengan ukuran kecil. Mungkin anaknya? Kami tidak tahu. Tapi yang jelas ada perasaan tak tega membunuh monster jinak seperti ini.
Jagras yang jelek tapi jinak[/caption]
Tak mau trauma serupa terulang, akhirnya kami memutuskan untuk mengambil tingkat kesulitan yang lebih tinggi dengan harapan monster yang mesti kami taklukan lebih ganas. Untung, kami benar. Selain lebih menantang, monster yang ganas lebih menggairahkan untuk diburu!
Setelah berhasil membunuh monster tersebut dan mendapatkan hasil buruannya, ada perasaan ingin mencari monster yang lebih kuat dan lebih hebat. Namun sayang, game tersebut harus berakhir demonya hanya untuk satu misi saja.
[page_break no="4" title="Grafik Masih Kasar di Versi Demo, Namun Menjanjikan"]
Dari tampilan grafis, Monster Hunter: World terasa kelam dan agak kasar, khususnya bila dibandingkan dengan game Assassin's Creed Origin (ACO). Selain itu, desain UI yang ditampilkan terasa begitu ramai dengan pilihan font yang kurang nyaman di mata.
Dalam demo kali ini, kami juga beberapa kali mengalami glitch. Misalnya, sang hero terkadang "tembus" masuk ke dalam tubuh monsternya saat memukul, sehingga tubuh monster tersebut memenuhi layar kami. Baju sang karakter sendiri terlihat tembus ke senjata yang dibawanya dipunggung. Hal ini sangat mengganggu dan membuat grafiknya terasa kurang bagus.
Keluhan lainnya adalah tidak diberikannya teaser cerita pada versi demonya. Capcom tampaknya lebih memilih mendemonstrasikan apa yang bisa kita lakukan, alih-alih memberikan teaser cerita dari game ini. Teaser ceritanya sendiri pernah ditampilkan dalam bentuk video berbahasa Jepang.
Kami sendiri percaya bahwa kekurangan ini tak terlalu besar bila dibandingkan dengan kelebihannya, khususnya nanti setelah versi full-nya dirilis. Wajar bila terjadi kekurangan dan glitch pada versi beta.
Kami merasa cerita akan menjadi elemen paling penting dalam menentukan apakah Monster Hunter World akan sukses di pasaran atau tidak. Dari sisi gameplay, Monster Hunter: World sudah memuaskan, namun tanpa cerita dan progression yang bagus, game ini akan menjadi game grinding yang akan membosankan.
Kita tunggu saja versi penuhnya!