Game Eksklusif Xbox One Scalebound Batal Rilis! Apa yang Terjadi?
Microsoft batal merilis game eksklusif Xbox One, Scalebound. Apa yang sebenarnya terjadi?
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kemarin tanggal 9 Januari mendadak muncul kabar dari Microsoft bahwa mereka memutuskan untuk mengubur salah satu game eksklusif terbaru mereka, Scalebound, yang digarap oleh PlatinumGames, developer yang terkenal akan game action ber-gameplay cepat seperti Bayonetta, Vanquish, dan Wonderful 101.
After careful deliberation, Microsoft Studios has come to the decision to end production for "Scalebound." We’re working hard to deliver an amazing lineup of games to our fans this year, including "Halo Wars 2," "Crackdown 3," "State of Decay 2," "Sea of Thieves" and other great experiences.
Scalebound rencananya akan menceritakan petualangan Drew, seorang "ABG" yang terdampar di dunia fantasi. Dia kemudian berteman dengan seekor naga bernama Thuban. Selama permainan kamu akan bisa mengendalikan Drew untuk bertarung dan memberikan perintah pada Thuban tidak hanya untuk memberikan serangan bantuan tapi juga melakukan serangan kombinasi bersama.
[duniaku_baca_juga]
Berita ini memang datang dengan cukup tiba-tiba, apalagi mengingat pada ajang gaming terbesar di dunia Electronic Entertainment Expo (E3) 2016 kemarin, Drew dan Thuban masih sempat mengguncang panggung pertunjukan. Di tahun yang sama tapi di acara gaming lain, Gamescom, para pengunjung juga masih sempat mencoba memainkannya di booth yang disediakan Microsoft.
Hideki Kamiya, pemimpin proyek game tersebut, sampai dikabarkan mengambil waktu cuti untuk mengistirahatkan "mental" setelah Microsoft dan PlatinumGames pisah ranjang -- walaupun akhirnya dia mematahkan kabar tersebut melalui cuitannya di Twitter.
https://twitter.com/PG_kamiya/status/819094011918970881
Dua hari kemudian, pernyataan resmi yang tidak kalah singkat dari Presiden dan CEO PlatinumGames Kenichi Sato pun menyusul. Tertulis di situs resmi PlatinumGames, mereka meminta maaf kepada para "fans yang sudah menanti" dan berharap proyek-proyek lain yang mereka kerjakan masih akan memenuhi harapan.
We’re sorry to say that on January 9, 2017, Microsoft Studios announced the cancellation of Scalebound. We are very disappointed things ended up this way, especially since we know many of our fans were looking forward to this game as much as we were.Going forward, we will strive to continue delivering high-quality games to you, starting with NieR:Automata in March, and including products like GRANBLUE FANTASY Project Re:Link and LOST ORDER in the future.
We will keep working hard to meet your expectations and we look forward to your continued support!
Yang mengherankan, pihak Microsoft sampai menghapus semua hal berbau Scalebound, baik laman Facebook-nya maupun video-video Youtube di kanal resmi Xbox. Serius deh, coba aja cari video Scalebound, pasti nggak ada unggahan resmi dari Xbox lagi.
[duniaku_adsense]
Apakah Memang Mereka Tidak Ditakdirkan untuk Bersatu?
Pertanda mengenai nasib Scalebound yang semakin terombang-ambing sebenarnya sudah datang sejak Januari 2016 silam, saat PlatinumGames mengumumkan kalau peluncuran game ini diundur. Akan tetapi, harus diperhatikan kalau hubungan Microsoft dengan PlatinumGames nampaknya tidak bermula dengan baik.
Menurut wawancara Kamiya dengan Metro, Scalebound merupakan ide yang sudah mereka masak sejak tahun 2006. Awalnya merupakan pertempuran antara dinosaurus dengan karakter utama anak perempuan, akhirnya ide tersebut berhasil diterima oleh Microsoft setelah beberapa iterasi. Mengubah konsepnya menjadi petualangan naga raksasa dan remaja laki-laki.
Bisa jadi keputusan untuk membuat karakter utama menjadi anak muda yang gemar memakai headphone merupakan ide dari Microsoft yang "terpaksa" PlatinumGames terima agar game mereka lebih menarik di mata konsumen mainstream.
Kemudian pada tanggal Juli 2015 silam (sekitar sebulan sebelum mereka memamerkan kembali gameplay Scalebound dalam acara gaming Gamescom), entah mengapa Kamiya membuat sebuah postingan Twitter yang menghina Microsoft. Diikuti dengan curhatan lanjutan yang mengatakan bahwa dia merasa hanya dipakai sebagai, "hiasan untuk [konferensi pers] Xbox Briefing."
Semua tweet tersebut tidak lama kemudian langsung dihapus oleh pemilik akun @PG_kamiya itu.
Terjemahan: “Those sh*ts at MS. are they f*cking with me?” Sumber: Neogaf[/caption]
Di sisi lain, PlatinumGames sendiri bukanlah developer game besar. Tidak kecil kemungkinan kalau proyek dengan skala sebesar ini; dengan fitur co-op, kombinasi serangan Thuban dan Drew yang tidak konvensional, serta kustomisasi karakter yang beragam; bisa saja kelewat tangguh untuk mereka kerjakan.
Dengan tim beranggotakan 196 orang (terutama dibandingkan dengan developer sekelas Ubisoft yang memiliki lebih dari 3.500 karyawan), PlatinumGames selama beberapa tahun terakhir mengerjakan game-game berlisensi dari Activision untuk bisa "bertahan hidup." Legend of Korra, Transformers: Devastation, dan Teenage Mutant Ninja Turtles: Mutants in Manhattan. Semuanya memiliki mekanika yang terasa seperti "copy paste."
Terkadang dua kepala tidak selalu bagus. Kamiya selaku pemimpin pengembangan game dari sisi PlatinumGames, terlihat memiliki sifat keras kepala dari hobinya nge-tweet, tidak cocok dengan apa yang dibutuhkan oleh "pemimpin satunya," Microsoft. Akhirnya proyek ini dibatalkan karena konflik visi.
Amat disayangkan karena Scalebound merupakan kesempatan langka untuk membuktikan PlatinumGames mampu menghadirkan produk lain selain game action fast-paced semata. Dan dengan Xbox semakin kekurangan judul-judul eksklusif, hanya mengandalkan Halo Wars 2, Sea of Thieves, dan Crackdown 3 (yang bahkan juga dirumorkan sedang menghadapi masalah pengembangan), nampaknya 2017 bukan menjadi tahun yang baik untuk Microsoft -- kecuali kalau ada pengumuman baru lagi mengenai Scorpio.
Diedit oleh Arya W. Wibowo