Game Lokal When the Past was Around Raih Penghargaan Gamescom 2020!
Game ini menjadi Best Game di Indie Arena Booth Gamescom
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
When the Past was Around sedang tidak bisa dikalahkan. Game point-and-click adventure ini berhasil menyabet penghargaan internasional lewat keunikan visual dan gameplay-nya.
Setelah berhasil mendapatkan gelar Best Audio di Indie Game Awards Taipei Game Show 2020, game buatan Mojiken Studio ini juga membuktikan diri bisa bersaing ketat melawan game indie internasional lainnya. Buktinya di Gamescom 2020, mereka mendapatkan penghargaan Best Game di segmen Indie Arena Booth!
1. Kisah tentang letting go
When the Past was Around merupakan game point-and-click puzzle-adventure yang menceritakan tentang seorang gadis bernama Eda yang bertemu dengan lelaki yang dikenal sebagai The Owl. Pertemuan antara keduanya akan membawa perubahan pada Eda yang tersesat menentukan arah hidupnya.
Brigitta Rena selaku game director When the Past was Around menyebutkan ada banyak inspirasi dari game ini. Mulai dari The Ancient Magus' Bride, The Girl From the Other Side, ilustrasi karya Puung, Yuko Higuchi dan Maori Sakai, serta video game Florence dan Rusty Lake. "Kadang-kadang kalau bingung (untuk konsep) puzzle design kita suka lihat Resident Evil 2 juga," lanjut Brigitta.
Baca Juga: Coffee Talk Sukses Terjual 40 Ribu Kopi dan Untung Rp. 7,6 Miliar
2. Penghargaan Best Game dari Gamescom dan AMD
When the Past was Around dari Mojiken Studio jadi salah satu game Indonesia yang tampil di virtual booth paviliun Indonesia serta Indie Arena Booth di Gamescom 2020. Dalam malam penghargaan Indie Arena Booth Gamescom 2020 yang berlangsung secara live streaming, When the Past was Around berhasil memenangkan penghargaan Best Game Powered by AMD!
"Pertamanya pesimis bakal dapet (penghargaan) Best Game ya, karena saya juga ngefans sama game-game yang dinominasikan dan tahu kualitasnya mereka seperti apa," ungkap Brigitta yang juga merupakan otak di balik game She and the Light Bearer.
"Yang jelas karena kita dapat penghargaan Best Game, yang berjasa bukan cuma satu-dua orang tapi seluruh tim yang terlibat dalam game ini, mulai dari programming, artist, musik, marketing, publishing (Toge Productions), bahkan beta tester dan semua teman-teman yang ikut mendukung di luar sana," lanjutnya.
3. Hal yang membuat When the Past was Around menarik
Brigitta menyebutkan bahwa When the Past was Around memiliki kekuatan di artwork dan musik yang membuat gamer luar negeri tertarik. Selain itu, tema romansa dan storytelling tanpa dialog juga membuat gamer mudah untuk relate dengan game tersebut. "Mungkin karena tidak ada batasan bahasa ini tadi kita bisa mencapai lebih banyak audiens dimanapun mereka berada, karena diluar sana banyak juga orang yang gak terbiasa bahasa Inggris," pungkas Brigitta.
Sentimen yang sama juga dirasakan oleh dewan juri Indie Arena Booth. "Game ini berhasil menggerakkan kami lewat artstyle unik, cara indah dalam menyampaikan ceritanya, dan ide-ide menarik dalam membuat game point-and-click adventure. (When the Past was Around) adalah harta karun yang bittersweet dan pantas mendapatkan pengahrgaan ini," ungkap mereka dalam live stream.
Saat ini When the Past was Around masih dikembangkan oleh Mojiken Studio dan akan rilis tahun 2020 ini. "Kita sedang dalam tahap akhir untuk menyelesaikan game-nya. Tunggu announcement terbaru dalam waktu dekat ya!" tutup Brigitta. Sambil menunggu, kamu bisa mencoba demo game-nya via Steam.
Baca Juga: Ini 6 Game Segar yang Diumumkan di Opening Night Live Gamescom 2020!